01 ; remember

705 86 7
                                    

"Hei, Jaemin."

Jaemin melirik sekilas kearah Renjun yang duduk disampingnya, ia hanya bergumam tanpa berniat menjawab.

Jaemin terlihat melamun sejak tadi memikirkan seseorang yang dicintainya belum kembali. Dan hampir setiap hari dirinya memikirkan keberadaan Minjeong yang masih belum diketahui.

Renjun yang melihat itu menaikan alisnya dengan keheranan lalu melirik Haechan yang sedang bermain ponselnya. "Ya, kau tidak memberi kotak makannya?" bisik Renjun kepada Haechan yang berada disampingnya.

Posisi mereka terduduk dalam satu sofa panjang dengan Renjun yang berada ditengah.

"Ah, aku hampir lupa!" seru Haechan membuat Jaemin melirik.

Haechan mengeluarkan kotak makan dari dalam tasnya lalu memberikan kepada Jaemin. "Ayolah sekali saja, terima dan makan. Coba untuk menghargai sesuatu pemberian seseorang," mohon Haechan dengan menaruh kotak makan tersebut dipangkuan Jaemin.

Jaemin meraihnya kemudian menatap datar kearah kotak makan tersebut lalu ia menghembuskan nafasnya panjang, ia merubah posisi duduknya sedikit menyamping dan menatap kearah Renjun dan Haechan yang sedang memperhatikannya.

"Kalau aku mengatakan jika aku sudah menikah, apa kalian percaya?" tanyanya dengan tatapan serius.

Renjun dan Haechan merasa tersedak oleh air liurnya sendiri saat mendengar pertanyaan Jaemin.

"Apa maksudmu?" tanya mereka bersamaan,

Jaemin memposisikan duduknya lagi seperti semula tidak menyamping kearah mereka, "Aku sudah menikah dan mempunyai istri bahkan aku sudah mempunyai anak." ucapnya dengan menunduk menatap kearah kotak makan berwarna putih tersebut.

"Apa?" Renjun mendelik saat ia dan Haechan memekik bersamaan. "Ya, jangan mengikutiku!" liriknya kepada Haechan.

"Ck!" Haechan memutar matanya malas berusaha mengabaikan Renjun.

"Sepertinya kau sedang menghayal, dan jangan katakan jika ucapanmu tadi adalah alasan untuk menolak penggemar rahasiamu," ujar Haechan dengan sedikit kesal.

Renjun menaruh telapak tangannya di kening Jaemin lalu ia menggeleng pelan, "Ah.. Tubuhmu hangat, pantas saja."

Jaemin menunjukkan tangan sebelah kirinya yang terpasang cincin di jari manisnya, ia melirik kearah rekannya itu. "Ini cincin." ungkapnya sedikit kesal.

Terdengar helaan nafas, "Kami tahu jika itu cincin, lalu apa?" tanya Renjun dengan tidak santai.

Haechan mencibir. "Sudahlah pasti benar dugaanku, jika ini adalah alasanmu untuk menolak makanan itu," ujarnya. "Dan sejak kapan kau memakai cincin?" tanyanya kemudian dengan penasaran.

"Aku memakai cincin ini..." Jaemin terdiam lalu tersenyum miris, "5 tahun yang lalu, aku sudah memakai cincin ini tanpa melepasnya."

"Apa kalian tidak menyadari jika aku memakai cincin?" tanya Jaemin menggelengkan kepalanya dengan tidak percaya. Padahal mereka sudah bersama cukup lama,

Jaemin memberikan kembali kotak makan tersebut kepada Haechan yang masih terdiam. "Benar, aku menolaknya. Tolong katakan padanya lagi untuk tidak membuatkan makanan untukku." ujarnya lalu berdiri, "Dan katakan padanya aku sudah menikah." sambungnya dengan berjalan menuju peralatan musik.

Orenda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang