04 ; warm 2

559 73 2
                                    



Setelah membeli apa yang diinginkan, dan hujan pun sudah berhenti. Jake mengatar Winter dan kedua anaknya pulang dengan mobil, sekarang Jake sedang fokus menyetir dengan Jayden dan Jihan tertidur di kursi belakang menggunakan car seat yang sengaja dipasang oleh sang pemilik mobil.

"Sepertinya kau suka memakai mobil ini ya?" tanya Winter baru menyadari jika Jake tidak pernah mengganti mobilnya atau melepas car seat anak yang ada terpasang di mobil ini.

Jake tersenyum dengan pandangan masih terfokus kearah depan. "Karena Jayden dan Jihan bisa tertidur dengan nyaman jika aku memakai mobil ini." jawabnya, "Jadi, aku tidak berniat mengganti mobilku." ucap Jake yang seperti mengetahui isi pikiran Winter.

"Memangnya kau tidak malu?"

Jake merengut. "Malu? Ah, tidak pernah aku merasa seperti itu. Lagipula untuk sehari-hari aku selalu menggunakan supir pribadi, apa kau lupa? Aku hanya menyetir untuk kalian, dan perlu aku ingatkan padamu." ucapnya terhenti, "Hanya kalian bertiga yang merasakan naik mobil ini."

Winter terdiam mendengar ucapan Jake, jadi ia baru mengerti mengapa Jake selalu menggunakan mobil ini jika bertemu, menjemput dirinya dan kedua anaknya. Winter menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir jika dirinya dan kedua anaknya saja yang hanya merasakan menaiki mobil ini.

"Aku menjadi semakin mengerti alasan Papaku bisa dekat denganmu." Winter melirik Jake sekilas. "Kalian sama-sama sangat berlebihan."

Jake memajukan bibirnya. "Berlebihan untuk kebaikan kalian, tidak ada salahnya."

Winter memainkan rambutnya. "Bukankah hal seperti ini harus dicurigai?" ucapnya tanpa melihat ataupun melirik Jake. "Akan sangat lucu jika orang-orang yang berusaha melindungi, adalah yang sebenarnya berusaha untuk menyerang wush..."

Jake terkejut saat tangan kiri Winter tiba-tiba berada di depan wajahnya. "Tanganmu mengejutkanku," hanya itu yang keluar dari mulut Jake.

Winter menarik tangannya, ia kemudian bersidekap lalu tertawa. "Ada apa? Jangan katakan jika ucapanku tadi benar?"

"Apa kau mabuk?" Jake tertawa, "Ah aku ingat, kau terlalu sering menonton film jadi seperti ini." sambungnya dengan mengangguk, berusaha untuk merubah topik pembicaraan.

Winter memutar bola matanya malas. "Ya, ya, terserah. Berbicara denganmu hanya membuang energiku kembali,"

Jake hanya tersenyum tanpa berniat melirik kearah Winter, sdangkan Winter langsung menatap kearah jendela, dipastikan keheningan menyelimuti kedua orang dewasa tersebut. Setelah tadi berkeliling dengan sedikit berbicara omong kosong dengan Jake membuat Winter merasa lelah, dimana kemudian di mobil pun ia merasa semakin lelah karena mengobrol dengan Jake.

Sesekali Winter melirik kearah kedua anaknya yang masih tertidur, sepertinya Jayden dan Jihan sangat kelelahan hari ini.

Hening.

"Tidur saja, aku akan membangunkanmu jika sudah sampai." ucap Jake dengan melirik sekilas Winter setelah beberapa lama keheningan menyelimuti mereka.

Winter menggeleng. "Tidak, lagipula aku tidak mengantuk." jawabnya lalu menatap kearah Jake. "Aku ingin menanyakan sesuatu padamu, sepertinya kau tahu aku akan membahas apa."

Jake menaikan alisnya. "Korea?" tanyanya yang mengerti apa yang akan dibahas, "Kenapa? Apa kau mencoba melarangku ikut dengan kalian?"

Winter menguncir rambutnya sebelum menjawab pertanyaan pria disampingnya. "Aku tidak tahu kau ke Korea benar-benar akan mengurusi bisnismu atau itu hanya untuk alasan."

Orenda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang