00 ; short memories [ flashback ]

687 83 5
                                    

Minjeong menatap bingkai foto besar yang ada diruang tamunya. Minjeong tersenyum geli saat mengingat 1 bulan yang lalu dirinya dan Jaemin menikah, dan foto yang ia lihat sekarang adalah gambar yang diambil saat dirinya dan Jaemin belum siap.

Sebenarnya masih banyak foto yang bisa dikatakan lebih bagus daripada ini, tapi Jaemin ingin memasang yang ini katanya supaya beda dari yang lain.

Minjeong mengelus perutnya yang sudah sedikit membesar, ia tidak menyangka jika di usia ini ia telah menjadi seorang istri dan juga akan menjadi calon ibu. Rasanya benar-benar seperti mimpi, terlebih Papa nya yang mengizinkan dirinya menikah.

Pernikahan yang terlihat biasa saja namun memiliki banyak arti menurut dirinya. Walau tidak banyak yang menghadiri dan yang hadir hanya keluarga besar saja bahkan teman-teman Mijeong hingga Jaemin tidak datang, lebih tepatnya memang tidak di undang.

Karena pernikahan dan kehamilan dirinya masih dirahasiakan. Itu sudah pasti,

Minjeong menatap arah jam yang sudah menunjukkan pukul 5 sore, ia ingat jika Jaemin pulang terlambat karena sedang ada pekerjaan yang disuruh Ayahnya.

Jadi semenjak memutuskan untuk menikah, Jaemin tetap masih melanjutkan sekolahnya seperti biasa sedangkan ia terpaksa harus homeschooling karena tidak mungkin dirinya masuk sekolah dengan keadaan seperti sekarang.

Papa nya mengurus semuanya dari keluarnya ia dari sekolah, pernikahan, hingga homeschoolingnya. Papa nya bahkan beralasan memindahkannya ke sekolah luar negeri kepada temannya dan juga kepada guru disana. Mengingat itu membuat Minjeong menggeleng, tapi bersyukurnya para teman dan guru lain tidak menanyakan banyak hal kepada Papa nya.

"Minjeong sayang, aku pulang!" teriak Jaemin lalu masuk kedalam rumahnya, ia berjalan masuk hingga melihat sosok Minjeong sedang melamun kearah foto pernikahan mereka.

"Ya, bukankah kau cantik di foto itu?" ucap Jaemin yang sudah berdiri dibelakang Minjeong dengan memegang kedua bahu istrinya.

Minjeong sempat tersentak saat kedua tangan tertaruh dibahunya namun ia langsung meraih kedua tangan Jaemin yang ada dibahunya kemudian meletakannya diperutnya.

"Kau juga sangat tampan." gumam Minjeong membuat Jaemin tersenyum, Jaemin langsung mencium bibir istrinya singkat.

Jaemin mengusap perut Minjeong. "Menurutmu anak kita perempuan atau laki-laki?" tanyanya dengan terus mengusap pelan.

"Menurutmu?" tanya Minjeong balik sontak saja membuat Jaemin gemas lalu mencubit pipinya.

"Aku bertanya padamu, bukannya menjawab malah bertanya juga." ucapnya membuat Minjeong tertawa, "Aku tidak terlalu memikirkan perempuan atau laki-laki, tapi kalau bisa kembar saja." jawabnya tanpa sadar membuat Minjeong mengangguk.

Minjeong memukul lengan Jaemin pelan lalu melangkah pergi menuji kamar. "Kenapa ucapanmu terkesan seperti, hm apa ya.." ucapnya yang melupakan kalimatnya.

Jaemin hanya tersenyum saja dengan mengikuti Minjeong dari belakang. "Seperti apa?" godanya saat mereka suda berada dikamar membuat Minjeong memajukan bibirnya.

Jaemin mencium bibirnya berkali-kali, sampai akhirnya Minjeong mengakhirinya dengan membekap bibir Jaemin dengan tangannya. "Nanti lagi." ujarnya "Sebaiknya kau mandi, aku akan menyiapkan makan malam,"

Orenda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang