02 ; i still love you

663 86 12
                                    

Winter melangkah ke lantai bawah menuju ruangan keja milik Baekhyun, ia memberhentikan langkahnya saat sudah berada didepan pintu.

Winter meraba rambutnya yang masih tejepit jepitan milik Jihan yang tadi sempat dipakaikan oleh Jayden, ia melepasnya dan tersenyum sekilas menatap kearah jepitan berwarna pink yang ada di tangannya, lalu kemudian ia menaruhnya di saku celana.

Tatapannya kemudian memandangi pintu yang tertutup di hadapannya, untuk beberapa saat Winter terdiam hingga akhirnya memutuskan untuk masuk.

Sebelum itu ia mengetuk pintu terlebih dahulu yang dimana tidak dapat sahutan dari Baekhyun di dalam.

"Pa?" panggil Winter dengan menutup pintu lalu melangkah mendekat kearah Baekhyun yang terduduk dikursi kerjanya, pria itu membelakangi dirinya.

Baekhyun memutar kursinya lalu menatap kearah Winter yang masih berdiri. "Kenapa tidak duduk?" tanyanya.

Winter terdiam dengan melirik dua kursi dihadapannya. "Tidak, aku ingin berdiri saja." ucapnya dengan menggelengkan kepala, "Kenapa memanggilku?" tanya Winter to the point.

Baekhyun menghembuskan nafasnya berat dengan menatap kearah lain,

"Duduk." ucap Baekhyun yang terdengar seperti perintah bagi Winter.

Mau tidak mau, Winter pun akhirnya duduk disalah satu kursi. Ia menatap kearah Baekhyun yang masih tidak menatap kearahnya, sebenarnya ia sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh Papa nya ini.

Mereka berdua terdiam cukup lama, tidak ada yang membuka suaranya hingga akhirnya Baekhyun menanyakan hal ini kepada Winter,

"Kau.. Yakin akan kembali ke korea?" tanyanya dengan menatap Winter yang menunduk.

Winter langsung mengangguk yakin dengan mendongakkan kepalanya, berani menatap kembali kearah Baekhyun. "Aku yakin," jawabnya. "Kau tidak bisa melarangku lagi, karena kau sendiri telah berjanji akan mengizinkanku pergi ke korea setelah aku melahirkan,"

"Dan sekarang, Jayden dan Jihan bahkan sudah besar. Kau tidak memiliki alasan untuk melarangku," sambungnya.

Baekhyun terdiam, ia mewajarkan kenapa sikap putri satu-satunya ini selalu terdengar dingin saat berbicara kepadanya. Tidak seperti dulu, dan perubahan sikap Winter kepada dirinya tentu membuatnya selalu merasa bersalah,

"Baiklah, tentu Papa akan menepati janji untuk mengizinkanmu," Baekhyun lalu terdiam sejenak, "Tapi kau masih ingat akan satu syarat dariku, 'bukan?"

Winter terdiam, memejamkan matanya sebentar ia kemudian membuka matanya mencoba tetap menatap Baekhyun,

Winter menghembuskan nafas panjangnya. "Untuk tidak menemui, Jaemin." ucapnya, lalu tertawa sarkastis.

Persyaratan sialan, itu yang selalu ada dalam pikiran Winter setiap mengingat akan dirinya yang harus menjalankan satu syarat dari Baekhyun, dimana ia tidak boleh menemui atau sekedar bertemu dengan Jaemin jika ingin kembali ke korea.

"Tapi tujuanku kesana hanya untuk menemani Doyoung karena dia yang meminta, lebih tepatnya memaksaku." ungkapnya yang sudah diketahui Baekhyun, "Kau sendiri mengetahui tujuan awalku untuk kesana menemui Jaemin sudah sirna, dan itu karenamu."

Orenda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang