06 ; let us go

366 59 4
                                    

"Tentu saja untuk saat ini aku memilih hidup untuk kedua anakku." gumamnya.

Winter meletakkan gunting itu di meja, kemudian ia mengusap wajahnya dengan gusar dengan helaan nafas berkali-kali. Winter sempat memejamkan matanya dengan membasahi bibirnya yang terasa kering.

Winter menegakkan duduknya, dan ia melihat kearah pantulan cermin. "Oke, dasar dramatis!" kesal Winter kepada dirinya sendiri, lalu mengambil kembali gunting tersebut.

Dengan meyakinkan dirinya, Winter membuat bangs di rambutnya. Ia sempat ingin membuat rambut panjangnya menjadi pendek dengan kedua tangannya, hanya ia berpikir kembali harus memotongnya nanti saja.

Mungkin nanti saat sudah di Korea.

"Ah, setidaknya tidak terlalu buruk." gumamnya saat melihat hasil mahakaryanya.

Akhirnya setelah itu, Winter langsung bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Karena sebentar lagi akan memasuki jam makan malam.

Setelah beberapa jam berlalu, Makan malam pun sudah selesai dengan keheningan seperti biasa di antara Winter dan Baekhyun dengan Doyoung selalu yang menjadi yang pembuka obrolan.

Dan dengan menyebalkan nya Doyoung mengatakan jika ia tidak cocok dengan bangs baru miliknya lalu kembali mengatakan jika Bangs mamahnya terlihat tidak sama panjangnya dan lagi, yang membuatnya semakin kesal adalah yang di katakan Doyoung adalah bohong.

Untungnya kedua anaknya memihak padanya, dan mengatakan jika dirinya cocok menggunakan bangs.

Sekarang Winter sedang berada di kamar anaknya, Jayden dan Jihan belum tertidur. Mereka berdua mengatakan tidak bisa tertidur.

"Kalian serius belum mengantuk? Besok kita naik pesawat loh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalian serius belum mengantuk? Besok kita naik pesawat loh. Bagaimana kalau nanti telat bangunnya?"

Winter yang sejak tadi duduk memperhatikan, kini berdiri mendekati kedua anaknya yang masih sibuk bermain.

Jihan melirik kearah Winter. "Tapi kami belum mengantuk." ucapnya dengan mata memerah lalu tidak berselang lama Jihan menguap, begitupun dengan Jayden.

Melihat itu Winter tersenyum dengan menggelengkan kepalanya, ia kemudian menyamakan dirinya kepada Jihan.

"Kalau begitu, sekarang kita rapihkan semua mainannya nanti rasa kantuknya akan datang." ucapnya dengan melirik Jayden yang kembali menguap.

Jayden memutar tubuhnya menghadap Winter. "Memangnya bisa?"

Winter mengangguk semangat. "Tentu! ayo, bagaimana?" ucapnya dengan melirik kedua anaknya secara bergantian.

"Kalau rasa kantuknya tidak datang izinkan kami makan ice cream lagi ya Ma?" Jayden yang mendengar perkataan Jihan langsung terlihat bersemangat.

Pasalnya, akhir-akhir ini Winter memang tidak memberi izin kepada kedua anaknya untuk memakan ice cream. Dan mereka berdua sangat bersyukur saat Jake tadi membelikan ice cream.

Orenda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang