7. TRUE SADNESS: Jam Kosong

28 2 0
                                    

HAI SEMUANYA
SELAMAT DATANG

SEBELUM MEMBACA
jangan lupa di vote komen😉

makasih

Terima kasih, berkat kamu aku bisa tersenyum walau tetpaksa-Alika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terima kasih, berkat kamu aku bisa tersenyum walau tetpaksa
-Alika

~~~


Kring...

Suara alarm berbunyi keras di atas nakas, tangan kiri nya meraih dan mematikan alarm itu. Gadis itu terbangun dan menggosok mata nya, berusaha bangkit sembari mengumpulkan nyawa nya.

"Hoaam..." Alika berdiri dan menguap, ia langsung mengambil handuk yang menggantung di pegangan pintu kamar mandi.

Setelah beberapa menit ia selesai mandi. Seragam yang akan dikenakan sudah siap di atas meja belajar nya.

Alika berdiri di atas cermin dan tengah mengaca, menyisir rambut dan mengikat nya. Setelah selesai ia turun untuk langsung mengenakan sepatu.

Sudah biasa baginya untuk tidak sarapan di rumah, selalu nya ia sarapan di sekolah dengan uang yang selalu ditransfer oleh papa nya tiap bulan.

Alika menghembuskan napas nya gusar. Saat melihat situasi rumah nya yang begitu sepi membuatnya terdiam, seketika ia merindukan suasana dimana keluarga lengkap.

Alika memanglah anak tunggal, maka dari itu ia hanya ingin membutuhkan kedua orang tua nya seperti dulu.

"Alika!" teriak Nobi memanggil.

Setelah Nobi menunggu. Alika datang dan selesai mengenakan sepatu nya.

"Hai, Nobita!" sapa Alika.

"Enak aja. Ganteng gini dibilang Nobita?" ujar Nobi dengan pede nya.

Alika terkekeh pelan. "Udah ah, yuk berangkat!" pinta Alika.

Mereka berdua duduk di atas motor dan segera pergi dari tempat itu menuju sekolah. Sudah pukul 06.30 mereka baru saja berangkat sekolah.

Setelah kepergian Alika, sebuah mobil berwarna merah mengkilap masuk ke dalam halaman rumah Alika. Itu adalah mobil orang tua Alika yang baru saja pulang, tak biasanya mereka pulang saat ini biasanya selalu pulang di malam hari.

"Maksud mama apa?" tanya Ramdan, papa Alika yang baru saja turun dari mobil.

Pria bertubuh tegap dan memiliki jiwa perfeksionis itu merupakan papa Alika, yang selama ini selalu tidak peduli terhadap anak nya.

TRUE SADNESS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang