16. TRUE SADNESS: Kawan Lama

24 3 0
                                        

HELLO BALIK LAGIII
plis yaa, vote sebelum membaca
dukung saya😉

OKEI
SELAMAT MEMBACA PREN

---

Selang beberapa waktu. Motor Nobi sampai di halaman rumah nya, tanpa sepatah kata Alika turun kemudian pergi menuju rumah nya.

"Alika!" panggil Nobi.

Alika menoleh, ia melihat Nobi memegang paper bag belanjaan milik Alika yang berisi hoodie.

Gadis itu kembali dan mengambil paper bag kemudian kembali melangkah dan masuk ke rumah nya.

Krieettt...

Alika mengendap masuk dan melirik isi ruang tamu, disana ada sosok Marlina yang duduk sendiri dengan tatapan sedih.

"Ma, mama lagi apa?" tanya nya mendekat.

"Mama, mama kenapa nangis?" tanya nya panik.

Dari dekat begitu jelas bahwa Marlina seperti baru saja menangis, Alika duduk berusaha menanyakan dengan baik.

"Ma, cerita, mama kenapa?" tanya Alika cemas.

Marlina memegang tangan putri nya lembut. "Lika, kamu tau kan kondisi keluarga kita gimana?" tanya nya membuat Alika menunduk.

"Papa ya? Papa kenapa ma?"

Marlina menarik napas perlahan. "Papa kamu, disana lagi sakit-sakitan," ucap Marlina setengah, ia menunduk. "Jadi, kemungkinan, mama yang harus banting tulang, demi kamu." jelas nya.

Alika membuka mata lebar, hati nya merasa mulai hancur. Ia pun tak tahu harus melakukan apa. Selama papa nya tinggal sendiri di sebuah apartemen, ia menjadi sakit-sakitan karena lalai akan makan nya.

"Papa, sakit?" gumam Alika tak percaya.

"Mama tau dari om Ghani, katanya papa kamu makan masakan yang sudah busuk, dia nggak tahu dan resiko nya sangat besar sampai papa kamu dirawat," ujar Marlina.

"Terus, pihak kantor kerjaan papa katanya mau PHK papa, katanya selama ini papa kamu lalai terus kerjanya." tambah nya.

"Terus, mama mau kerja apa?" tanya Alika bingung.

"Kamu nggak perlu khawatir. Kemarin kebetulan mama dapat tawaran dari temen lama mama," jawab Marlina.

"Dia ada toko kue, jadi mama harus bantuin dia. Sebetulnya kita mama sama papa ada tabungan tapi itu saja nggak cukup buat biaya sekolah kamu,"

"Kamu nggak perlu pikirin ya, biar ini menjadi urusan mama. Yang penting kamu belajar biar mendapatkan beasiswa kuliah nanti."

Alika memeluk Marlina dan meneteskan air mata. Ia hanya bisa berpasrah, tak mungkin juga ia menahan mama nya untuk tidak bekerja karena hanya itu jalan satu-satu nya.

"Maafin mama, ya," lirih Marlina di telinga Alika.

"Nggak perlu minta maaf ma. Kita jalanin aja bersama-sama, Lika yakin akan ada jalan keluar nya." jawab Alika.

Malam minggu itu menjadi malam yang pahit bagi Alika dibandingkan dengan malam minggu sebelumnya. Tangisan menghiasi kehidupan nya.

Dibalik permasalahan dirinya, namun Alika masih saja menanggapi seseorang yang masih menjadi target di sebuah aplikasi itu. Secara diam-diam ia mengetikkan memberikan motivasi padahal dirinya sendiri tengah patah hati.

•••••

Pagi, terdengar suara kicauan burung yang lalu lalang di kaca jendela kamar Alika membuat mata nya terbuka sedikit menoleh dan menatap jendela.

TRUE SADNESS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang