5. TRUE SADNESS: Khawatir

43 3 0
                                        

HOLA HALO
WELCOME

*Jangan lupa vote dan comment
Thank you

KRING...

Bel sekolah Independent High School terdengar dengan keras. Semua murid bersemangat untuk kembali ke rumah nya masing-masing.

"Yuk, pulang!" ajak Alika menatap Nobi.

Nobi sibuk dengan handphone yang ia genggam dan tak menggubris ucapan Alika. Gadis itu kembali duduk dan menunggu Nobi.

"Bi, nggak pulang?" tanya nya.

Nobi menatap wajah Alika dengan bingung. "Duh, lo duluan aja ya. Gue harus kumpul dulu ke ruang osis," jawab Nobi.

"Yah, yaudah deh." pasrah Alika.

"Maafin gue. Lo nggak apa-apa kan?" tanya Nobi khawatir.

Alika tersenyum manis. "It's okey!" jawab nya santai.

Mereka berjalan bersama, sesampainya di ambang pintu kelas terpaksa keduanya berpisah karena memiliki tujuan yang berbeda.

"Bye," ujar Nobi mengelus kepala Alika.

Alika melanjutkan perjalanan nya menuju depan sekolah, berharap akan ada angkutan umum yang melewati depan sekolah.

Terik matahari membuatnya semakin merasa lelah walaupun hanya duduk saja. Sudah hampir tiga puluh menit Alika terus menunggu kedatangan angkutan umum namun hasilnya sama saja.

Tin tin...

Suara klakson motor itu membuat Alika merasa terkejut. Saat ia menunggu angkutan di halte sekolah, seketika ada seorang pria yang mendekati Alika.

"Sini, gue anterin?" tawar pria itu.

"Romeo?" kaget Alika.

Romeo membuka helm full face nya, menunjukkan wajah nya kepada Alika. Tawaran yang sangat mengejutkan, entah apa yang membawa nya dan bisa berubah begitu saja.

"Mau, nggak?" tanya Romeo.

"Nggak, makasih!" tolak Alika cepat.

Romeo turun dari motornya. Menghampiri Alika dan duduk di sebelahnya. "Udah ngga ada angkot, lo yakin masih nungguin?" tanya Romeo.

Perasaan Alika semakin acuh tak acuh. Jika Romeo tidak disini, ia harus menunggu angkutan umum yang sama sekali tidak melewati depan sekolah.

Suasana pun semakin lama semakin sepi, banyak murid yang sudah kembali ke rumah. Alika mulai berpikir bahwa ia akan dalam bahaya jika tidak langsung pulang.

"Gue duluan ya!" ujar Romeo pergi.

Alika membututi Romeo yang hendak naik ke atas motor nya, gadis itu tersenyum mengiyakan ajakan Romeo yang tadi.

"Anterin aku, plis!" pinta Alika memohon.

Romeo menunjukkan smirk. Dengan cepat Romeo mengajak Alika dengan mengedikkan kepala nya. Motor nya melaju dengan cepat dan meninggalkan halte sekolah.

TRUE SADNESS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang