HOLA HALO
MET DATANG
difollow ya akun ku
dan dukungg truss:)"Eh, Caramel Latte aktif!" ujar Anna menatap handphone nya.
Alika berusaha menutupi laptop milik Agnes supaya mereka tidak mengetahui. Namun saat berkali-kali Alika mencoba keluar hasilnya selalu saja gagal, entah kenapa laptop milik Agnes diam dan berhenti bekerja.
Jleb.
"Yah, laptop kamu mati!" ucap Alika gerogi.
"Ya ampun, low bat Al," jawab Agnes.
"Dia nggak bisa dipakai kalau sambil charger, harus di charger sampai penuh baru bisa hidup." jelas nya.
"Duh, akun aku kan masih disana belum aku keluarin!" gumam Alika dalam hatinya.
"Kenapa, Al? Soal tugas itu biar gue aja yang selesain," ucap Agnes santai.
"Kamu, yakin?" tanya Alika.
"Hmm nggak, biar aku aja yang kerjakan Nes, laptop kamu disini aja nanti aku kerjakan," pinta Alika.
Dua gadis itu menoleh bersamaan, Agnes dan Anna kebingungan dengan sikap Alika yang mendadak gemetar saar berbicara.
"Lo, sakit Al? Kok pucet?" tanya Anna bingung.
Alika menggeleng. "Nggak kok, nggak papa ya biar aku yang kerjain semuanya. Lagian aku sendiri dirumah bingung mau ngapain," ucap Alika.
"Lo seriusan nih?" tanya Agnes Anna bersamaan.
Alika mengangguk cepat.
"Yaudah deh, di charger dulu ya baru kalau lampunya kedip biru itu bisa dinyalain." balas Agnes.
"Oke!"
"Ya udah aku charger, kalian makan aja ya!" jawab Alika berdiri menuju kamar nya membawa laptop.
"Eh, dia aneh nggak sih?" tanya Anna berbisik.
"Ssstt, jangan berisik!" decak Agnes.
"Gila lo, gue bisik-bisik masa suara gue kenceng sih?" omel Anna kesal.
"Ya, jangan ngomongin dia sekarang," protes Agnes melirik kepergian Alika yang sudah hilang. "Nah, dia udah masuk tuh," tambah nya kembali menatap Anna.
"Menurut gue sih, dia kayak lagi nyembunyiin sesuatu dari kita," pikir Agnes membisik.
"Iya betul, tapi apa ya?"
"Nggak tau, udah deh kita habisin makanan ini sebelum kita balik!" ujar Agnes.
"Dasar lo, nggak jauh beda sama si Reza, doyan makan!" sindir Anna.
"Ngapain lo bawa-bawa dia?" dumel Agnes kesal.
"Ya kali aja lo suka sama dia, gue siap jodohin lo berdua!" ujar Anna yakin dan tertawa.
"Ngaco lo!" protes Agnes cepat.
Singkat. Semuanya sudah berlalu, tugas yang harus dikumpulkan dua hari lagi Alika yang akan mengerjakan nya, sementara Agnes dan Anna menyiapkan bahan untuk presentasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE SADNESS [END]
General FictionVOTE SEBELUM MEMBACA ••• Alika Ghea Yuziandra, si pemeran utama dalam cerita unik ini. Dibalik keunikan sebuah cerita ada perasaan takut yang dirasakan oleh Alika. Rasa dimana itu tidak yakin untuk meneruskan keinginan nya, keinginan untuk membuat d...