Lossing You.. {2}

6.2K 660 66
                                    

◍◍

"Cup ramyeon lagi?" Jisung tersentak. Hampir saja dia tersedak akibat teguran tiba-tiba itu. Dia segera menegak minumannya sebelum kemudian mendelik kesal pada seseorang yang tadi menegurnya tersebut.

"Taeyong Hyung, kau mau membuatku mati tersedak, huh?" Tanyanya kesal.

Lee Taeyong, si pemilik nama merotasikan mata jengah. "Jangan berlebihan. Tersedak tidak akan membuatmu mati."

"Ap ---"

"Ini adalah kelima kalinya dalam satu hari ini aku melihatmu makan ramen di sini, Lee Jisung. Apa di rumahmu tidak ada yang memasak sampai-sampai kau harus makan ramen lima kali sehari dalam waktu tujuh hari satu minggu?"

Jisung meneguk ludahnya sendiri. Kepalanya di miringkan dengan dahi berkerut dalam. "Hyung, kata-katamu sungguh berbelit. Tidak bisakah kau membuatnya lebih sederhana?"

"Jangan mengalihkan pembicaraan." Taeyong menjitak pelan kepala Jisung. "Berhenti makan ramen atau aku akan mengadukan kau pada ayah dan ibumu."

"Ayah dan ibuku sudah meninggal kalau kau lupa, Hyung."

Dan pernyataan santai Jisung membuat Taeyong dengan refleks menepuk jidatnya sendiri.

Bisa-bisanya dia melupakan fakta sepenting itu. "Maaf.."

"Tidak apa." Jisung tersenyum. "Aku tahu kau khawatir. Maaf dan terimakasih karena sudah peduli padaku."

"Jie..."

"Aku tidak apa, Hyung. Sungguh."

Taeyong menghela napas pasrah. Dia lalu menyenderkan punggungnya pada senderan kursi, menatap dalam diam remaja bersurai coklat yang masih sibuk memakan ramen di depannya ini.

Bagaimana Taeyong mengenal Jisung?

Sederhana saja.

Taeyong adalah pemilik toko supermarket ini, tempat dimana Jisung biasa membeli cup ramyeonya. Karena terlalu sering bertemu, Taeyong dan Jisung jadi dekat.

Taeyong juga mengenal kedua orang tua serta saudara Jisung yang lain. Tapi Taeyong tidak mengenal mereka sebaik dia mengenal Jisung. Taeyong hanya tahu mereka. Tidak lebih dari itu.

"Kau melamun, Hyung?" Tanya Jisung menyadarkan Taeyong dari lamunannya.

Taeyong menatap remaja itu tidak minat. "Menurutmu?"

"Ku pikir kau kesurupan?"

"Aish, anak ini..." Jisung cengengesan. Taeyong menghela napas sebelum kembali berujar. "Jangan terlalu sering makan ramen. Itu tidak baik untuk kesehatanmu. Kau--"

"Aku tahu, aku tahu. Hyung selalu mengatakan hal yang sama setiap kali kita bertemu disini. Aku sampai bosan mendengarnya."

"Bagaimana aku berhenti mengatakan hal yang sama kalau kau sendiri tidak mau mendengarkanku, bocah?" Taeyong gemas. "Setiap hari, hampir dua bulan, aku selalu melihatmu makan ramen disini pada malam hari. Itu pada malam hari. Tidak tahu di waktu pagi, siang sore. Apa kau ---"

Jisung tersenyum.

"--- Benar-benar hanya menggunakan ramen sebagai penunjang hidupmu?" Taeyong sudah tidak tahu harus bagaimana lagi menasehati bocah yang sedang tertawa seperti orang bodoh di depannya ini. Anak itu benar-benar tidak mendengarkan siapapun.

"Hyung ..."

"Wae?"

"Ayah dan ibuku mengalami kecelakaan pesawat saat mereka sedang dalam perjalanan bisnis. Orang tuaku, ah, semua penumpang dalam pesawat itu meninggal. Tidak ada yang selamat. Apa aku pernah mengatakannya padamu, Hyung?"

Lossing You..| End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang