Lossing You.. (8)

5K 587 70
                                    


◍◍

Malam semakin larut. Udara juga semakin dingin. Tapi Jisung sekalipun tidak ingin beranjak dari tempatnya kini berdiri; balkon kamar.

Jisung menikmatinya.

Bagaimana angin malam membelai lembut wajahnya. Bagaimana suara bising hewan malam menyertai kesendiriannya. Jisung benar-benar menikmati semua yang semesta suguhkan padanya.

Termasuk, suara gelak tawa yang terdengar dari ruang keluarga di sana.

Jisung tersenyum tenang dalam pejaman matanya yang mengarah pada langit malam.

Dia ingin bergabung. Tapi, dia tidak bisa.

Bukan.

Bukan karena dia tidak diterima di sana. Bukan pula karena mereka mengabaikan dirinya.

Tapi karena ---

"Uhukk!" Jisung membekap mulutnya sendiri. "Uhukk! Uhukk!"

--- ini. Karena dia terus-terusan saja terbatuk dan sesekali memuntahkan cairan kental berwarna merah. Jisung jadi takut untuk bergabung.

Dia takut akan merusak gelak tawa yang ada kalau dia ikut bergabung. Jadi lebih baik diam saja di kamar, 'kan?

Lagipula hanya dengan mendengar suara tawa mereka saja sudah membuat Jisung bahagia. Jisung tidak membutuhkan apa-apa lagi.

Oh, mungkin hanya pelukan mereka saja yang Jisung butuhkan.

Menggeleng kecil, Jisung memutuskan berlari ke kamar mandi untuk membasuh wajah. Dia lelah. Entah untuk yang ke berapa kalinya hari ini, Jisung merasa perutnya akan putus karena dia terus-terusan saja mengeluarkan isi perutnya.

"Hah!" Jisung menghela napas panjang. Tangannya mencengkram erat pinggiran wastafel kamar mandi.

Pucat.

Itulah yang Jisung lihat ketika dia menatap pantulan dirinya di depan cermin. Wajahnya tidak berwarna sama sekali. Jisung jadi bertanya-tanya, apakah para hyung-nya tidak menyadari perubahan yang ada di dalam dirinya selama seminggu terakhir ini? Kalau iya, haruskah Jisung merasa bersyukur?

Sebab dia tidak perlu mencari alasan bila para Hyung bertanya tentang apa yang membuat wajahnya menjadi pucat belakangan ini.

Menghela napas sekali lagi, Jisung mematikan keran air dan beranjak keluar dari kamar mandi. Dia berniat meminum obat, tapi ternyata persediaan airnya habis.

Mau tidak mau Jisung harus mengambil air ke dapur. Tapi sumpah demi apapun, Jisung lemas sekali. Boleh tidak, satu malam saja Jisung tidak minum obat? Lambungnya juga sepertinya bisa di ajak bekerja sama.

"Jangan macam-macam. Lewatkan waktu minum obatmu maka aku akan menyeretmu tidur di rumah sakit dalam kurun waktu yang tidak ditentukan."

Baiklah. Ancaman Yuta sedikit mengerikan. Jisung harus meminum obatnya kalau tidak mau ancaman Yuta menjadi kenyataan.

Karena itu, Jisung akhirnya beranjak untuk mengambil air.

Para saudaranya masih berkumpul di ruang keluarga, membicarakan sesuatu entah apa hingga mereka tertawa dengan begitu lepasnya.

Jisung dibuat ikut mengulas senyuman lebar.

Dia bahagia.

Melihat para saudaranya tertawa cerah seperti itu, Jisung benar-benar dibuat merasa sangat bahagia.

Aku bahagia meski aku tidak ada di sana untuk menikmati kebahagiaan yang sama.

Aku bahagia karena melihat mereka bahagia.

Lossing You..| End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang