Note;
Pramedis di bawah murni imajinasi, ya. Maaf kalo ada kesalahan kata dan semacamnya:)Enjoy the story'💚
◍◍
Tok.. tok.. tok..
Jisung mengetuk pintu kamar Chenle. Kepalanya menyembul, memperhatikan sang kakak termuda yang sedang asyik membaca komiknya.
"Chenle Hyung?" Panggil Jisung pelan.
Chenle menoleh dan langsung menutup komiknya begitu Jisung berjalan mendekat.
"Kau sibuk?"
"Tidak." Chenle mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa?"
"Tidak." Jisung merangkak, naik ke atas kasur dan menimpakan sebelah kakinya ke perut Chenle.
"Ya!!"
"Sstt.. biar begini sebentar saja, Hyung."
"Sebentar gundulmu! Kau berat tahu!" Chenle menurunkan paksa kaki Jisung, membuat Jisung mengerucutkan bibir sebal. Tapi Chenle mana peduli. Dia kembali menyibukkan dirinya dengan komik di tangannya.
Jisung menatap Chenle bosan. "Hyung..."
" ... "
"Chenle Hyung..."
" ... "
"Hy ---"
"Kau mau bicara apa? Katakan saja. Aku mendengarmu." Chenle menyela Jisung yang hendak memanggilnya kembali.
Jisung tersenyum kecil. "Tidak apa-apa. Aku hanya ingin bilang, jaga dirimu baik-baik. Arraseo?
"Eung?" Chenle reflek menolehkan kepalanya pada Jisung yang sedang memejamkan mata. "Apa maksudmu?"
"Tidak apa-apa." Jisung membuka matanya dan langsung bertemu tatap dengan mata Chenle yang juga tengah menatapnya. Jisung mendengus sebal. "Ck! Hyung tidak seru. Aku akan pindah ke kamar Njun Hyung saja."
Dia lantas beranjak, meninggalkan Chenle dalam kebingungan sekaligus kekesalannya. "Yak, kau --"
Brakk!!
"-- aish, anak itu." Chenle mengacak rambutnya kesal sebelum kembali melanjutkan acara membacanya dengan tenang.
Jisung sudah sampai di depan kamar Renjun. Dia ragu apakah akan masuk atau tidak. Tapi dia ingin masuk. Kemudian, dengan sedikit keberanian yang tersisa, Jisung memantapkan diri untuk mengetuk pintu kamar Renjun.
"Hyung... Apa kau sudah tidur?" Jisung membuka kamar Renjun. Rupanya sang kakak kedua masih terjaga. Dia masih duduk manis di atas kursi kerjanya sambil meneliti beberapa berkas. Bisa Jisung tebak kalau itu adalah berkas milik kantor.
"Oh, Jie.. ada apa? Kenapa kau belum tidur?" Renjun beranjak menghampiri Jisung.
Jisung terdiam. "Ah... Mmm, apa aku mengganggumu, Hyung?"
"Tidak sama sekali. Ayo masuk."
Renjun menarik Jisung untuk masuk ke dalam kamarnya. Dia mendudukkan Jisung di atas kasur sementara dirinya sendiri berjongkok di depan sang adik.
"Jadi, ayo katakan, apa yang membuatmu datang kemari." Renjun melirik jam yang melingkari pergelangan tangannya. "Pukul sebelas malam. Kau harusnya sudah tidur." Dia mencubit hidung Jisung, gemas karena adiknya itu tidak pernah menuruti omongan siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lossing You..| End✓
ФанфикTentang si bungsu yang terabaikan. •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• "Angin perubahan selalu ada. Dengan atau tanpa di minta, ia akan tetap hadir. Karena begitulah tugasnya."