Lossing You.. {6}

4.6K 557 55
                                    


◍◍

"Mark Hyung, rapat antar pemegang saham akan dilakukan besok lusa. Pagi pukul sepuluh di kantor pusat Seoul. Apa kau siap?" Renjun bertanya tanpa menatap sang kakak yang sedang sibuk dengan laptopnya.

Mark mengangguk mengerti. "Tentu. Kau siapkan saja semuanya."

"Oke." Renjun melempar map yang sedari tadi dipegangnya ke atas meja. "Hah, aku lelah sekali," katanya sembari meregangkan otot-otot lengannya yang terasa kaku. Dia lantas beranjak, mengambil minum untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering.

Oh, omong-omong mereka saat ini sedang berada di ruang tamu, mengerjakan segala tugas kantor yang semakin hari semakin menumpuk.

"Kau mau minum, Hyung?"

"Boleh."

Renjun kembali dengan membawa dua gelas jus jeruk di tangannya. Matanya menatap sekeliling rumah.

"Omong-omong, apakah yang lain belum pulang?"

"Jeno dan Jaemin masih latihan. Sementara Chenle dan Haechan sedang dalam perjalanan pulang."

"Lalu Jisung?"

"Jisung? Dia bilang sedang mengerjakan tugas kelompok dengan Jeongin."

"Ah, begitu." Renjun meneguk minumannya. "Omong-omong, Hyung.."

"Hmm?" Mark bergumam masih tanpa menatap Renjun.

"Aku merindukan Jisung."

Akhirnya Mark mengalihkan atensinya pada Renjun. Renjun tersenyum kecil.

"Rasanya sudah lama sekali tidak bermain dengannya. Aku merindukan adik kecil kita." Renjun membalas tatapan Mark. "Kau tahu, Hyung? Dia bahkan sudah bisa membuat ramen sendiri. Aku kagum. Dia cepat belajar."

Mark ikut tersenyum mendengar penuturan Renjun. "Benarkah? Itu bagus. Biarkan dia mandiri dan terbiasa tanpa kehadiran kita. Untuk saat ini, itu yang terbaik. Dia tidak boleh terus bergantung pada kita."

"Apa kau merasa Jisung menyusahkan, Hyung?"

Pertanyaan menohok Renjun membuat Mark membeku.

Mark menatap adik keduanya itu sebentar, lantas menghela napas dan meninggalkan pekerjaannya.

"Awalnya tidak." Sembari menyandarkan tubuh lelahnya pada senderan sofa, Mark menjawab. "Ketika ayah dan ibu masih hidup, aku tidak keberatan sama sekali. Bahkan cenderung senang disusahkan olehnya. Tapi setelah ayah dan ibu meninggal, ketika kita semua beranjak dewasa, dan ketika tugas perusahaan dialihkan pada kita, aku merasa.... Ya. Dia yang terbiasa di manja membuatku sedikit kuwalahan. Aku tidak tahu bagaimana harus membuatnya mengerti. Aku tidak ingin menyakitinya. Terlebih, dia adalah adik kecil yang harus kita lindungi. Aku tidak sanggup memintanya untuk belajar menjadi dewasa."

Mark menunduk, mengusap wajahnya dengan perasaan lelah.

Menjadi yang paling tua di antara saudara yang kamu punya memang tidaklah mudah. Bahkan cenderung berat. Apalagi ketika kau harus menjalani semuanya tanpa ayah dan ibu. Itu membuat semuanya dua kali lipat lebih berat dari biasanya.

Dan Renjun tahu Mark sedang memikul beban yang begitu berat.

Renjun mengerti.

Tapi... Mengabaikan dengan cara seperti ini, apakah baik-baik saja?

"Mari kita akhiri ini, Hyung. Memberi Jisung pelajaran tidak harus dengan cara seperti ini. Sekarang dia sudah dewasa. Kita bisa memberitahunya dengan pelan-pelan."

Lossing You..| End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang