Lossing You.. (10)

4.9K 546 67
                                    

◍◍

Jeongin tidak pernah menduga kalau hari ini akhirnya akan tiba; dimana dirinya melihat dengan jelas bagaimana tubuh itu terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.

Jeongin menundukkan kepala takut melihat kondisi Jisung. Dia takut dengan apapun yang akan terjadi selanjutnya.

"Ani.. Kau, harus bertahan. Kau tidak boleh menyerah, Jisung- ah. Aku yakin kau pasti bisa. Aku ---"

"In- ah,"

"Wae?"

"Disini.. sakit sekali." Jisung meraih tangan Jeongin dan menuntunnya untuk berada di perut bagian atasnya, tepat dimana rasa sakit itu terus menyiksanya sedari satu jam yang lalu. Jeongin menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"Aku tahu,"

"Disini juga..." Kini tangan itu beralih menuntun ke atas, di bagian dada. Dimana jantungnya terus saja berdetak tidak normal sehingga membuatnya kesulitan bernapas. Jeongin bisa melihat bagaimana sulitnya Jisung menarik napas. Dia meneteskan air mata begitu menyadari betapa tersiksanya Jisung saat ini.

"Aku tahu, Jisung- ah, aku tahu," Jeongin membalas cepat seraya menghapus air matanya. "Aku tahu kau merasa sakit. Aku juga tahu kau merasa lelah. Tapi aku mohon jangan pernah katakan kalau kau ingin menyerah. Kau pasti bisa melewatinya. Aku --"

"In- ah," sekali lagi Jisung menyela, membuat Jeongin menggelengkan kepala. "Mianhe."

"Jisung- ah,"

Jisung menutup mata sembari menghembuskan napas pelan. Dadanya sesak. Setiap helaan napasnya terasa berat dan begitu menyiksa. Jisung mengeratkan kepalan tangannya begitu rasa sakit itu kembali menghujani perutnya.

Ah, seandainya disini ada para Hyung -nya, Jisung pasti tidak akan merasa sesakit ini. 

Jisung ingin mereka disini menemani dirinya.

"Hyung-deul, kalian akan kemana?" Jisung bertanya saat mendapati Mark dan Haechan tengah berjalan melewatinya yang sedang menonton di ruang keluarga.

Hari ini hari Minggu. Seperti biasa. Hari Minggu seharusnya menjadi hari bagi mereka untuk berkumpul bersama. Tapi sedari pagi tadi, satu per satu hyung-nya sudah keluar rumah. Entah akan kemana. Setiap kali Jisung bertanya mereka hanya akan menjawab kalau mereka akan keluar sebentar. Jisung tidak mempunyai keberanian lebih untuk bertanya akan pergi kemana mereka di hari Minggu seperti ini.

Jisung takut membuat para hyung-nya tidak nyaman.

"Hyung dan Mark Hyung akan keluar sebentar. Ada urusan. Wae?" Haechan yang menjawab. Sementara Mark di sebelahnya hanya sibuk memeriksa ponsel. Sepertinya dia di kejar waktu. Jisung bisa melihat itu.

"Oh, benarkah? Jadi aku akan sendirian lagi?"

"Huh?"

"Ah, tidak ada. Kalau begitu hati-hati di jalan. Jangan pulang terlalu malam." Jisung menggantung sejenak kalimatnya. "Aku takut sendirian."

Kalimat terakhir itu begitu lirih. Namun baik Mark mau pun Haechan sama-sama bisa mendengarnya.

Mark lantas mendekati adik bungsunya itu.

"Kau sudah besar, Jisung- ah. Belajarlah untuk menghadapi kesendirian. Jangan takut. Seorang lelaki tidak boleh mempunyai rasa takut." Melirik jam di pergelangan tangannya, Mark kembali menatap Jisung yang saat ini hanya menundukkan kepala di depannya. "Hyung akan mengabarimu kalau nanti pulang telat, oke?"

Lossing You..| End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang