3.

930 77 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

"Jadi bagaimana ? "

"Apa kau sudah tidak terlibat dengan Pelahap Maut ?" tanya Hermione memastikan.

"Tidak, bahkan aku tidak mau mendengar kata kata itu lagi"

"Buktikanlah, jika itu benar"

"Ayo kita buat Unbreakable Vow" tawar Draco.

"Kau bercanda ? " sahut Hermione.

"Apakah raut wajahku mengatakan kalo aku sedang bercanda ? " timpal Draco

"Tidak tahu, raut mukamu dari dulu sudah menyebalkan, jadi aku tidak bisa membedakan kalau kau serius atau tidak" jelasnya

"Ulurkan tanganmu" ajak Draco

Draco mengulurkan tangannya, lalu Hermione juga mengulurkan tangannya. Mereka berjabat tangan dan saling menatap.

"Apakah kau berjanji, kau tidak akan mengikuti Pelahap Maut ? " tanya Hermione menatap mata Draco

"Ya, aku janji"

"Apakah kau berjanji, kita tidak akan saling menyakiti"

"Ya, aku janji"

Mereka berdua telah membuat Unbreakable Vow atau sumpah tak terlanggar. Draco akhirnya bisa bernafas lega karena Hermione memberinya kesempatan. Senyum tipis terukir di bibir Draco.

Hermione membuka jaketnya dan menyisakan kaos pendek berwarna ungu. Rumah ini sudah cukup rapih berkat mantra Oculus Reparo. Hermione duduk di sofa dekat perapian rumahnya.

Tak lama Draco duduk disebelah kanan wanita itu. Draco tak sengaja melihat tangan kiri Hermione masih menyisakan bekas luka bertuliskan Mudblood karena ulah bibinya. Sebenarnya ia merasa sangat bersalah kepada Harry, Hermione, dan Ron. Maka dari itu Draco tidak pernah mengatakan yang sebenarnya kepada bibinya Bellatrix, bahwa pria jelek itu memang Harry.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
changeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang