Ting Tong
Suara bel pintu rumah yang berbunyi membuat diriku semakin meringkuk dan menaikkan selimutku. Tolong siapapun yang menekan bel rumah ini, tak tahukah dirimu kalau tadi malam diriku baru saja mengalami mental breakdance tingkat akhir yang nyaris membuatku masuk ke rumah sakit jiwa karena kejar-kejaran gila antar mafia.
Bisa bangun pagi ini dengan anggota tubuh yang lengkap serta organ yang masih utuh dan bekerja seluruhnya saja sudah membuatku merasa sangat bersyukur. Terlebih lagi, tampaknya sekarang aku paham mengapa Romeo rela-rela memberikanku gaji sebesar itu untuk berpura-pura memiliki hubungan dengannya.
Rupanya karena alasan ini toh, hiks. Kujamin para wanita yang mengejar Romeo juga tidak akan sudi berhubungan dengan Romeo jika tahu kalau mereka harus menghadapi banyak geng mafia seperti ini.
Suara bel yang sedari tadi berbunyi di depan rumahku mendadak berhenti, diriku pun memutuskan untuk kembali memejamkan mata dan mencoba menenangkan kembali pikirkan sebelum tiba-tiba sebuah suara yang paling tidak ingin kudengar itu pun terdengar.
"Kau akan langsung kehilangan nyawamu jika memiliki tingkat kewaspadaan serendah ini."
"Ugh … tiba-tiba aku rindu Claude," gumamku sambil memijit pelan pelipisku.
Perempat siku hadir di dahi Romeo dan dia berkacak pinggang di ambang pintu kamarku sambil menatap lama ke arah diriku tanpa mengatakan apa-apa. Tak lama kemudian, tiba-tiba dia menggeleng. "Tidak bisa, ini tidak bisa. Kau, pindah ke rumahku sekarang."
LHA KOK MAKIN EKSTREM?!
"No-no-no! Bukankah rumahmu justru akan lebih berbahaya dari tempat ini?" tolakku yang bergegas mengambil langkah seribu menjauhi Romeo. "Lagi pula aku betah dengan tempat ini, karena itu biarkan aku di sini saja!"
"Rumahku memang lebih berbahaya, tapi perlindungan di sana berkali-kali lipat lebih aman dibandingkan tempat ini, karena itu dengar saja apa kataku dan jangan banyak komplain!"
Hah … ya sudahlah, dimana yang teraman aku ikut saja. Hanya saja, semalaman ini ada satu hal yang terus mengusik otakku. Aku menatap ke arah Romeo. "Romeo, apa keluargaku dan juga orang-orang di sekitarku akan terkena dampak?"
"Tidak akan, aku sudah memalsukan semua latar belakangmu hingga ke akarnya, karena itu tidak akan mudah bagi mereka untuk mengetahuinya selama kau tidak terang-terangan di publik menunjukkan."
Baguslah kalau begitu. Jujur, di seumur hidupku tak pernah sekalipun terpikir di otakku kalau diriku akan terikat dengan geng-geng mafia seperti ini. Dan entah nasib sial dari mana sampai-sampai diriku sekarang malah terikat dengan mereka.
Hah sudahlah, semua sudah terjadi karena itu percuma meratapinya.
"Baiklah kalau begitu, aku mandi dulu," ujarku sambil berjalan melewati Romeo dan membiarkan pria itu yang tampak sibuk dengan urusannya di ponsel. Tampaknya dia sedang mengerjakan beberapa dokumen secara online, huh.
"Mandilah, habis ini kita akan keluar sebentar untuk mengurus beberapa hal."
__________________
Author POV
"Pengusaha muda nan tampan, Romeo Lucero yang merupakan penerus dari seluruh bisnis keluarga konglomerat Lucero itu mengumumkan fakta mengejutkan mengenai pernikahan rahasia serta kehamilan istrinya secara tiba-tiba."
Valerie menatap tak percaya ke arah layar LCD raksasa dijalanan yang menayangkan berita mengenai Romeo dan dirinya. Gadis itu seketika menoleh ke arah Romeo yang sedang sibuk menyetir. "Bagaimana bisa berita itu sampai menyebar ke media?" bingungnya.
"Kau tahu siapa aku?" jawab Romeo santai yang tanpa perlu Valerie balas lagi dirinya sudah tau alasannya. "Karena itu kubilang kita harus berakting dengan baik, semua mata dari masyarakat biasa sampai kelas atas memperhatikan setiap gerak-gerik kita mulai sekarang."
"Duniamu mengerikan," balas Valerie singkat.
Romeo seketika terdiam mendengar ucapan Valerie, tak lama kemudian dia menghentikan mobilnya di depan lampu merah dan kepalanya langsung menoleh ke arah Valerie. "Apa kau takut?" tanyanya, "Aku terbiasa hidup seperti ini sejak kecil karena status keluargaku, sementara kau pasti tidak pernah mengalami ini sebelumnya. Jika kau takut, aku kan mencari cara untuk mengeluarkan kau dari masalah ini."
Sontak kedua mata Valerie membulat dan secara antusias menoleh ke arah Romeo. "Kau bisa melakukannya?" tanyanya yang di balas anggukan kepala oleh Romeo, meski begitu Valerie yakin sekali kalau ada dampak dari tindakan ini. "Kalau begitu apa yang akan kau lakukan dan apa yang akan terjadi padamu?"
"Hm, aku akan menyebarkan kabar kalau kau tega berselingkuh dariku dan ternyata anak yang dikandung olehmu adalah anak hasil perselingkuhanmu dengan pria lain, karena itu aku menceraikanmu. Oh ya, untuk dampak mungkin tidak banyak padaku tapi kau tahu sendiri kalau wajahmu ada di media jadi mungkin kau akan …."
'JEDER!
TIDAK! Jangan dilanjutkan lagi ucapannya karena aku sudah tahu apa yang akan terjadi pada nama baikku jika aku memutuskan kontrak ini, ugh!
"Abaikan perkataanku tadi, tak akan kulakukan," jawab Valerie cepat dengan nada datar, pada akhirnya dia benar-benar terjebak dan tak dapat keluar dengan mudah dari situasi ini. "Tapi mau sampai kapan aku harus melakukan ini? Kau tahu sendiri kan kalau kelak kau dan aku pasti memiliki kehidupan sendiri-sendiri."
"Mudah, jika aku atau kau sudah menemukan orang yang dicintai maka kita hentikan saja kontrak ini secara diam-diam. Toh kelak berita hubungan kita tidak akan sehangat ini, dan jika kita memutuskan hubungan maka orang-orang tidak akan bereaksi banyak."
Valerie menganggukkan kepalanya mengerti. Dia kembali mengedarkan pandangannya ke jalanan, dan tiba-tiba pertanyaan muncul di kepalanya. "Ngomong-ngoming, dari tadi sebenarnya kita akan kemana?"
"Rumah orangtuaku."
"HUH?!"
________________
Aloha gais~
Maaf aku telat update hari ini lagi ada urusan osis dan baru selesai wkwkwk.
Gais, keknya besok aku bakalan ga bisa update cerita ini deh soalnya belakang ini lagi ada kesibukan kegiatan osis gegara sebentar lagi mau ada kegiatan 17an.
Gantinya, gimana kalo aku kasih spesial part berisi challenge-challenge buat Romeo sama Valerie? Nanti partnya akan aku update minggu depan.
Yok request, kalian mau ngasih challenge apa buat mereka?
Contoh challenge buatanku misalnya 'Challenge: Manggil Romeo Daddy buat liat reaksinya'
Kira-kira aku nerima 3-5 challenge, jadi kalo ada request ketik aja di komentar yaw~
Terima kasih banyak buat kalian yang meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa...
Sampai jumpa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me, Juliet!
Romance[Sekuel 'Romeo, Take Me!'] Dipecat tanpa alasan dari perusahaan lama, kemudian berakhir dengan menjadi sekretaris pribadi CEO Grup Lucero, dan satu-satunya alasan kenapa aku dijadikan sekretarisnya adalah karena sebuah SEPEDA! Aneh? Oh tentu, bahka...