Terakhir

138 19 5
                                    

"Niel ayo! Udah waktunya foto sama wali murid"

Yeonjun yang sedang menatap cermin itu hanya menghela nafasnya. Ayahnya sibuk bekerja plus menyiapkan hari pernikahannya, dia sangat mengerti. Bahkan saat ayahnya libur bekerja dan mengajak Yeonjun keluar, ia malas dan terbiasa juga bila tanpa ayahnya, toh ayahnya bekerja buat Yeonjun juga kan? Nanti dia bisa berfoto dengan ayahnya dirumah. Dia langsung menghampiri Mark yang memanggilnya tadi, beserta Lucas.

"Bokap lo mana?" Tanya Lucas.

Yeonjun menggeleng "gak dateng, nanti kalian aja yang nemenin gue"

Lucas menatap Mark sebentar, sedangkan Mark langsung tersenyum dan menyetujui perkataan yeonjun. Mark sudah sering melihat ayah Yeonjun tidak datang saat mengambil raport dan ternyata hari wisuda juga.

Satu persatu mulai dipanggil untuk berfoto. Saat waktunya Yeonjun tiba, Lucas dan Mark sudah siap untuk menghampiri Yeonjun, namun tiba-tiba ada seseorang membelah pundak Lucas dan Mark yang agak saling menempel pas mau maju ke fotografer. Yang membuat kedua orang itu agak oleng.

Yeonjun mengerutkan dahinya heran, sudah berapa Minggu dia tidak bertemu curut ini.

"Leo?"

"Iya, gue yang ngegantiin papa in yeop"

Yeonjun terkekeh mendengarnya, makin terharu lagi pas Leo ngasih dia sebuket coklat mint ukuran sedang. Yeonjun mengusak rambut Leo "Duh gemes banget sih"

"Udah sat, tukang fotonya nungguin"

Yeonjun langsung membungkukkan badannya minta maaf setelah menyadarinya. Dan sesi foto dimulai. Disisi lain Lucas dan Mark cuman melihat satu sama lain.

"Mark, Itu beneran Leo yang pernah dipukul Daniel kan?"

"Wah gak bercanda berarti pas Daniel bilang Leo calon adeknya"

Setelah selesai acara berfoto, Yeonjun langsung nyeret Leo ke mobil untuk diajak makan ke restoran Teoppoki waktu itu. Sebenarnya masih ada acara makan setelah wisuda di sekolah, cuman Yeonjun skip.

"Gue baca undangan lo wisuda, prasmanan kan makanannya? kenapa lo malah milih Teoppoki coba?"

Yeonjun mengangguk "pengen quality time aja"

"Gayamu quality time, lo aja kan yang gak pengen gue nyicipin prasmanannya"

Kelahiran 99 itu tertawa "oke oke, selesai Teoppoki lo boleh makan apapun itu, gue yang bayarin"

Setelah sampai, Yeonjun memesankan seperti waktu itu, lebih mungkin. Leo sih gak mampu kalau disuruh makan lagi setelah ini. Ini banyak banget, kayaknya seluruh menu disini diborong sama Yeonjun.

Saat mereka sedang menyantap makanannya, Leo teringat sesuatu "lo yang keluarin mereka dari sekolah?"

Yeonjun perlahan memberhentikan kunyahannya dan menaruh sumpitnya, dia mengerti arah pembicaraan Leo "iya"

"Tapi ya gak gitu juga"

Yang lebih tua menghela nafasnya "terus, siapa yang ngejagain lo kalau gue gak ada?"

Leo merasa tertampar dengan perkataan yang lebih tua "Gue gak selemah itu!"

Iya, Yeonjun tau itu. Tapi untuk pesan saling menjaga, akan pupus sementara. Dia hanya takut. "Maaf, maaf buat hal apapun, apapun yang gue lakuin ke lo"

Leo terpaku, ucapan maaf yang dari dulu dia tunggu dan harapkan akhirnya terucapkan, walaupun untuk saat ini dia tidak membutuhkannya lagi. Yeonjun yang tau keadaannya jadi canggung langsung tersenyum "udah ah makan, masih banyak anjir"














Brother (Yeonjun&Leo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang