음 : three

928 145 66
                                    

"What is the hardest in the world but also the most beautiful? Yes, is it love."

Dean mendorong tubuh Joey sedikit kasar. Setelah itu tangannya bergerak menampar pipi pria yang baru saja mencuri ciumannya.

Tatapan mata Dean terlihat tajam, sarat akan emosi. Jelas sekali jika pria itu memiliki pemikiran yang tak sejalan dengan Joey.

"Apa kau sudah kehilangan akal sehat?!"

Joey tersenyum getir mendengar seruan Dean. Kedua tangannya mengepal erat di sisi tubuh. Rasa sesak mendadak menyerang relung hatinya.

"Ya, aku memang sudah lama kehilangan akal sehat dan itu semua karena kau!" balas Joey lirih.

Dean mengusap wajahnya gusar. Ia benar-benar tak menyangka jika selama ini ternyata Joey telah memendam perasaan lebih terhadapnya. Padahal akhir-akhir ini Dean mengetahui kebiasaan pria itu yang selalu bergonta-ganti pacar. Namun nyatanya, itu semua hanya kedok yang Joey gunakan untuk menutupi perasaan yang sebenarnya.

"Aku tidak bisa, Joey! kau tahu sendiri kan kalau aku sangat mencintai Kyungsoo?"

Tatapan mereka kembali bertemu setelah beberapa lama terputus. Joey hanya diam membisu seraya memerhatikan wajah Dean dengan ekspresi sendu.

"Ini salah. Kau tidak seharusnya memiliki perasaan ini, Joey!"

"Tapi aku benar-benar mencintaimu! Aku tidak bisa menyukai wanita bahkan pria lain selain dirimu! Bisakah kau mengerti?!" Joey membalas ucapan Dean dengan nada tinggi.

Tubuh Dean mundur beberapa langkah ketika Joey kembali mengikis jaraknya hingga tak menyisakan celah sedikit pun diantara mereka. Salah satu tangannya yang kekar meraih pinggang Dean dan memeluknya dengan begitu erat.

"Akan kubuat kau mengerti, Dean Wu."





Kyungsoo mengerang. Kepalanya terasa sedikit berdenyut. Namun, yang membuatnya terbangun adalah suara-suara aneh yang terdengar seperti beberapa orang yang sedang mengobrol. Ketika ia mengerjapkan mata berusaha memusatkan fokusnya, yang dilihat justru sosok wanita berambut pirang yang sedang berdiri membelakanginya.

Kyungsoo lalu mengedarkan pandangannya, saat matanya melihat ke arah jam dinding Kyungsoo sadar kalau saat ini hari sudah menjelang sore. Dan pasti Chanyeol sudah berada di tempat kerjanya setelah tadi pagi ia mendapatkan jatah darinya.

Hah...

Dengkusan kasar keluar lewat mulutnya. Ia sedikit meringis saat hendak turun dari ranjang. Rasa perih dapat Kyungsoo rasakan di sekitar selangkangan namun ia sudah terbiasa akan hal itu. Karena memang setiap mereka berdua selesai bercinta, Kyungsoo selalu dibuat kesusahan.

"Oh, Miss, Anda sudah bangun?"

Kyungsoo mengamati penampilan wanita berambut pirang itu dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. Alisnya sedikit berkerut ketika mendapati sosok wanita lain di tempatnya.

"Siapa?"

"Ah, saya lupa, nama saya Chungha. Saya ditugaskan Mr. Chanyeol untuk membantu Anda mengemasi barang."

Kyungsoo mengangguk. Semua pikiran negatif yang sempat menguasai hatinya mendadak hilang. Tak lama berselang senyum tipis tersungging di wajah Kyungsoo.

"Terima kasih. Tapi sebelumnya saya harus membersihkan diri terlebih dahulu. Anda bisa menunggu saya di sini selagi saya membersihkan diri."

"Baik, Miss."

Kyungsoo meninggalkan Chungha seorang diri di tengah luasnya ruang kamar yang ia tempati sejak satu pekan yang lalu. Langkah kakinya terhenti saat dirinya sudah berada di dalam kamar mandi. Mata Kyungsoo sedikit menyipit kala menemukan sticky notes yang tertempel di kaca dekat wastafel. Senyum geli menghiasi wajah Kyungsoo ketika melihat kalimat yang tertulis rapi di kertas berwarna tersebut.

MMMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang