음 : six

789 134 87
                                    

⚠️ NSFW / 21+ scenes / harsh words ⚠️
AREA TERLARANG UNTUK PARA MINORS!!

—HAPPY READING—


Seluruh tim crew beserta Dean dan Joey tengah mengadakan pesta sederhana untuk merayakan hari debut mereka sebagai seorang idol. Malam itu Dean sebenarnya tidak ingin banyak minum, tapi karena paksaan dari beberapa staff yang terus menggodanya mau tak mau Dean menurut.

Setidaknya dengan mabuk Dean bisa cepat melupakan masalah yang akhir-akhir ini menimpa dirinya, mengingat hubungan Dean dan Joey terbilang cukup renggang semenjak hari di mana Joey berhasil merebut ciuman darinya.

"Aku pulang yaaaaa kepalaku sangat pusiiiiiing."

Satu per satu staff menatap Dean dengan pandangan geli. Termasuk Joey.

"Okay, Dean. Apa perlu aku antar?" Tawar Doyoung selaku manager.

"Tidak haha aku bisa pulang sendiri," tolak Dean, mengibaskan tangannya.

Dengan sedikit sempoyongan, Dean berjalan meninggalkan area restoran. Beruntung jarak restoran dengan apartemen tidak seberapa jauh sehingga Dean hanya perlu berjalan kaki.

Begitu sampai, Dean langsung menekan sandi kunci pintu apartemennya. Masih dengan kepala berat dan sedikit pening, Dean berusaha menenangkan dirinya.

"Kyungsoo~ aku merindukanmuuuu,"

Dean meracau. Tangannya meraba dinding guna mencari tombol lampu. Ketika lampu ruang utama menyala, sosok pria lain berada di depan pintu yang sebelumnya telah terkunci secara otomatis. Tatapan dingin yang dilayangkan pria tersebut membuat tubuh Dean sontak menggigil.

"J-Joey? Kenapa—"

Ucapan Dean terpotong saat Joey berjalan ke arahnya dan langsung menyambar bibir berbentuk hati itu dengan rakus. Dean berusaha menghindar, namun tenaganya tak sebanding dengan tenaga Joey sehingga ia hanya bisa mengerang saat pria itu melumat bibirnya.

Mengetahui Joey tiba-tiba berada di dalam rumahnya yang terkunci membuat Dean terkejut, sedikit ketakutan. Padahal sebelumnya, Joey tidak pernah melakukan hal yang tiba-tiba seperti saat ini.

Ciuman mereka terlepas selama beberapa saat. Mata Dean yang sayu semakin membuat gairah Joey terpancing.

"Joey ..."

"Kau tahu? Kurasa aku sudah gila," bisik Joey seraya menghembuskan napas hangatnya di antara lekukan leher Dean.

Mata Dean terpejam erat saat bibir Joey bergerak menciumi lehernya.

"Izinkan aku untuk membuktikan keseriusanku padamu. Aku tidak akan menyakitimu tetapi aku akan membuatmu menikmati permainan ini."

Di detik berikutnya Joey mengangkat tubuh Dean untuk kemudian dibaringkan di atas ranjang. Bibir mereka kembali beradu. Mata Joey yang terpejam seketika terbuka lebar saat Dean melingkarkan kedua lengannya di leher. Melihat respons positif dari Dean, membuat sudut bibir Joey terangkat membentuk seringai tajam. Pria itu semakin terbakar oleh nafsu birahi yang selama ini selalu ia pendam.

MMMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang