Saat aku membuka mata, aku telah berada di sebuah ruangan yang terasa asing. Pandanganku terpaku pada langit-langit yang didominasi oleh warna putih. Rasa sakit yang teramat sangat dapat aku rasakan di bagian bawah perutku, seakan ada sesuatu tak kasat mata yang memeras organ dalamku.
"Mama sudah bangun?"
Aku menoleh dan mendapati seorang gadis kecil sedang berusaha menaiki ranjang, tempat dimana aku berbaring. Sepasang matanya yang berwarna gelap menatap wajahku dengan sangat dalam dan tajam.
"Mama benar-benar bangun... PAPA! MAMA SUDAH BANGUN!"
Suara cemprengnya —yang entah mengapa terdengar sangat lucu itu— membuat aku sedikit terperanjat kaget. Tak lama setelah gadis kecil itu berteriak, suara pintu yang dibuka cukup kasar mengalihkan atensiku.
"K-Kak Chanyeol ..."
Di sana, tepat di depan pintu yang terbuka lebar, seseorang yang sangat aku nantikan kehadirannya muncul. Wajahnya terlihat lebih kusam dengan kantung mata yang tebal. Bahkan, Kak Chanyeol membiarkan jambangnya tumbuh menghiasi rahang serta dagunya. Penampilan ini tidak pernah aku lihat sebelumnya, namun harus kuakui... aku cukup menyukai penampilan barunya. Ia terlihat lebih dewasa dan juga gagah.
"Kyungsoo ..."
Dalam sekejap tubuhku tenggelam dalam hangatnya pelukan pria yang sangat aku cintai. Dapat kurasakan rengkuhan tangan Kak Chanyeol semakin melingkar posesif saat tanganku bergerak pelan membalas pelukannya.
"Kau membuatku hampir gila, Sayang."
Aku memejamkan mata ketika bibir Kak Chanyeol mendarat di keningku, cukup lama. Bulu-bulu yang tumbuh di sekitar dagu dan rahang kak Chanyeol terasa menggelitik hidungku.
"Aku dimana?" bisikku lirih.
Sekilas bayangan tentang Kak Chanyeol yang jatuh terpental dari dalam mobil yang dikendarai Eric mendadak kembali memenuhi pikiranku.
"Kita berada di rumah. Kau tak sadarkan diri selama hampir empat bulan tepat setelah putra kita lahir," jawab Kak Chanyeol dengan suara seraknya.
Alisku berkerut,
Putra kita?
"Papa! Minjeong juga ingin memeluk mama!"
Rengekan seorang gadis kecil terdengar di sela-sela aku berpikir. Jika dilihat secara teliti, wajah gadis kecil itu sangat mirip dengan Kak Chanyeol. Namun, ketika melihat dia cemberut dan melayangkan tatapan kesal seperti itu aku merasa bahwa gadis kecil itu mirip denganku saat aku masih kecil.
Tunggu... sebenarnya apa yang saat ini tengah terjadi?
"Baiklah, kamu boleh memeluk mamamu. Tapi jangan terlalu erat ya, soalnya mama masih sakit."
"Eum!"
Aku memandang wajah gadis kecil itu dengan wajah kak Chanyeol secara bergantian. Sebuah senyum tipis tersungging di wajah kak Chanyeol ketika gadis kecil bernama Minjeong itu melingkarkan sepasang tangan kecilnya di sekitar pinggangku.
"Kenapa mama lama sekali tidurnya? Mama tahu Minjeong sangat tidak suka melihat mama tertidur seperti itu?"
Sesuatu yang hangat terasa membasahi perutku. Oh Tuhan, gadis kecil ini menangis!
"A-aku ..."
Kalimatku menggantung di tenggorokan. Aku masih benar-benar bingung dan tak bisa mencerna situasi ini menggunakan akal sehat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MMM
Fanfiction[BAHASA] "Love is alive both not ambiguous. Love is whole life, not an affair. Love is life sharing, not hurt." A Chansoo Fanfiction (Alternate Universe ─ GENDERSWITCH) snflwexdejane © 2021