음 : seven

792 135 65
                                    

Menjadi seorang pewaris utama menuntut Chanyeol untuk menjadi kuat. Terkadang ia harus tetap bertahan di tengah situasi dan kondisi apapun. Tak jarang berbagai ancaman yang dapat mengancam keselamatan nyawanya selalu ia dapat. Chanyeol tentu sudah tak kaget akan hal tersebut, ia justru semakin matang mempersiapkan diri guna menghadapi kekacauan yang tengah menantinya. Seperti hari ini.

"Mr. Park Hyungsik memberi perintah kepada saya untuk menyampaikan pesan bahwa saat ini Mr. Wu tengah mengawasi dan memata-matai seluruh pergerakan Anda. Setelah penyerangan yang dilakukan oleh Mr. Park dengan Mr. Do terhadap bisnisnya, Mr. Wu berencana ingin melakukan serangan balik dan menjadikan Anda sebagai sasaran utama," jelas Vernon.

Chanyeol memijat keningnya yang terasa berdenyut. Ia harus memikirkan strategi baru agar rencananya dalam menjatuhkan bisnis kotor dan ilegal yang dilakukan Kris dapat terlaksana sesuai harapan. Hyungsik dan Jihan telah mempercayainya untuk membereskan kasus ini, dan Chanyeol tentu tak ingin membuat mereka kecewa.

"Kau sudah menghubungi Joey?"

"Mr. Joey sangat sulit dihubungi. Terakhir kali saya mendapat info tentangnya, beliau sedang bersama Mr. Dean."

Chanyeol berdecak. Adik kembarnya itu selalu saja membuat keributan hingga menyebabkan Chanyeol pusing terhadap tingkahnya.

"Kalau begitu biar aku sendiri yang akan menghubungi Joey. Tugas utamamu sekarang adalah memastikan semua pekerjaan di kantor tetap aman. Jangan sampai orang dalam mengetahui bahwa saat ini posisi kita tengah terancam bahaya."

"Baik, Mr."

Vernon pamit undur diri. Sepeninggal pria bule itu, Kyungsoo masuk ke dalam ruang kerja Chanyeol dengan raut wajah yang menyiratkan rasa penasaran.

"Tadi itu sekertarismu?"

"Iya."

"Lalu kenapa dia pergi seorang diri? Memangnya kakak tidak ke kantor hari ini?"

"Tidak. Hari ini aku akan tinggal di rumah, menemanimu. Lagipula semua tugasku sudah aku serahkan pada Vernon. Dia sudah terbiasa akan hal itu."

Kyungsoo mencebikkan bibirnya. "Dasar kejam! Seharusnya kakak memberikan contoh yang baik kepada seluruh karyawanmu, bukan malah menindasnya seperti itu," komentarnya dengan nada merajuk.

Chanyeol terkekeh pelan kemudian menarik tangan Kyungsoo dan menjadikan wanita itu duduk di atas pangkuannya.

"Apa kau baru saja mengkhawatirkan pria lain, hm? Kau tahu kalau aku orangnya sangat pencemburu?" bisik Chanyeol tepat di telinga Kyungsoo. Napas hangatnya menerpa leher wanita itu.

"Aku bahkan tidak mengenal sekertaris kakak, kenapa harus cemburu?"

Chanyeol mengendikkan bahu. Kepalanya dilesakkan ke ceruk leher Kyungsoo sambil sesekali menghirup aroma yang menyeruak dari tubuh wanitanya.

"Kak ..."

"Mau melanjutkan yang tadi?" tanya Chanyeol dengan nada menggoda.

Wajah Kyungsoo mendadak merah padam seperti kepiting rebus. Tangannya bergerak cepat mencegah tangan Chanyeol yang hendak menelusup ke dalam celananya.

"Aku baru saja datang bulan. Mungkin lain kali, ya?"

Chanyeol merengut sebal. "Tadi pagi tidak apa-apa, kenapa sekarang tiba-tiba datang bulan?"

"Kan baru keluar saat aku ganti baju, Sayang."

"Kau pasti berbohong. Aku tidak percaya," ucap Chanyeol dengan alis yang berkerut tajam.

"A-aku serius Kak Chan— Kyaaaaaa!"



Joey memerhatikan wajah Dean yang tenang saat masih terlelap dalam pelukannya. Selama satu hari penuh ia berada di apartemen Dean dan mereka sudah melakukan seks lebih dari satu kali. Sejujurnya Joey merasa tidak tega karena sudah memaksa Dean untuk melayani hasratnya, namun egonya mengalahkan semua perasaan yang berkecamuk dalam hati.

MMMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang