음 : five

783 147 52
                                    

Hal ini terjadi sekitar tujuh tahun yang lalu, saat Kyungsoo pertama kali bertemu dengan Chanyeol. Hari itu menjadi hari pertama Kyungsoo menginjakkan kaki di Mansion Park setelah bertahun-tahun ia menyandang status sebagai putri bangsawan keluarga Do. Kyungsoo diperintah Jihan, sang ayah angkat untuk mulai menjalin sosialisasi dengan keluarga sahabat dekatnya, Park Hyungsik.

Awalnya Kyungsoo mengira mungkin Jihan hendak menjualnya pada keluarga Park (seperti yang ibunya lakukan dulu). Namun, nyatanya dugaan itu salah besar. Jihan justru berniat ingin memperkenalkan Kyungsoo pada anak sulung keluarga Park guna mempererat hubungan kekeluargaan mereka.

"Sayang, mulai hari ini ayah ingin kau mulai menjalin pendekatan dengan Chanyeol. Entah mengapa ayah merasa kalau Chanyeol itu orang yang sangat tepat untukmu. Jadi ayah harap kau dapat mempertimbangkannya."

Kyungsoo yang saat itu diam-diam sudah menjalin hubungan Dean tentu kaget mendengar permintaan sang ayah. Ingin rasanya Kyungsoo menolak dan mengatakan bahwa ia sudah memiliki kekasih, akan tetapi setelah ia berpikir ulang, Jihan telah banyak membantunya setelah hari di mana ia nyaris kehilangan nyawa di tangan ibu kandungnya sendiri. Sehingga dengan sedikit berat hati, Kyungsoo menyanggupi permintaan sang ayah angkat.

"Baik, Ayah. Saya akan melaksanakan perintah ayah."

Jihan tersenyum penuh kelegaan. Dengan lembut pria paruh baya itu menarik tubuh mungil Kyungsoo ke dalam dekapannya.

"Ayah hanya ingin kau bahagia, Kyungsoo. Meski darahku tidak mengalir di dalam jiwamu, tetapi ayah sudah menganggapmu sebagai darah dagingku sendiri."

Mata Kyungsoo berkaca-kaca mendengar ungkapan isi hati Jihan. Ia tak tahu harus melakukan apa untuk membalas semua perlakuan baik Jihan terhadapnya. Kyungsoo sudah terlalu banyak berhutang budi pada pria paruh baya yang masih betah hidup melajang di tengah kejayaannya.

"Terima kasih, Ayah. Kyungsoo pasti akan berusaha semaksimal mungkin agar tidak membuat ayah kecewa."

Chanyeol yang melihat adegan mengharukan antar ayah dan anak itu hanya bisa memalingkan wajah. Mendadak bayangan tentang mendiang sang ibu memenuhi pikirannya. Apabila beliau masih hidup, apa mungkin Chanyeol akan mendapatkan pelukan penuh kasih sayang darinya?

Selama ini Chanyeol memang tidak terlalu dekat dengan sosok sang ayah. Chanyeol dan Hyungsik sama-sama orang yang kaku dan tak pandai mengekspresikan diri. Beda hal-nya dengan saudara kembar Chanyeol, Park Joey, yang lebih dominan menuruni sikap hangat dan ceria milik mendiang sang ibu. Sehingga ketika ia dihadapkan dengan situasi seperti ini, Chanyeol hanya bisa terdiam (seakan terlihat tidak peduli) tanpa ada niatan untuk menyela.

"Kalau begitu ayah permisi sebentar, nikmati waktu kalian."

Sepeninggal Jihan, Kyungsoo dan Chanyeol sama-sama saling diam. Tak ada satu pun dari mereka yang berniat memulai percakapan.

"Kau sudah memiliki pacar?"

Suara berat Chanyeol akhirnya memecah keheningan yang tercipta selama beberapa menit. Kyungsoo menolehkan kepalanya sejenak sebelum pandangannya kembali lurus kedepan.

"Sudah. Kau pasti mengenal Dean Wu karena aku pernah melihat fotomu di galeri ponselnya. Kalian telah lama bersahabat, bukan?"

Ekspresi wajah Chanyeol tetap datar. Melalui ekor matanya, ia bisa melihat sepasang mata gadis itu mendadak redup.

"Hm." Chanyeol memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Kau sudah lama berpacaran dengan Dean?"

Entah mengapa setelah memerhatikan raut wajah Kyungsoo, rasa keingintahuan Chanyeol semakin besar terhadap kehidupan asmara gadis yang merupakan calon tunangannya tersebut.

MMMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang