Tiga

223 7 0
                                    

Sebenarnya di usia 24 tahun sudah bukan hal yang aneh jika memiliki anak. Tapi akan menjadi aneh jika memiliki anak namun tidak ada suami.

Daniella tidak takut dengan caci dan makian tetangga yang hampir setiap hari di dengarnya karena penampilannya yang seperti preman.

Ia hanya khawatir jika sesuatu terjadi pada keluarganya saat mengetahui kehamilannya.


• • •


Malam sekitar pukul 21.37, Daniella dan Haris melangkahkan kaki mereka dengan pelan menuju garasi untuk mengambil mobil kesayangan mendiang papinya.

Mereka berencana untuk pergi ke sebuah club malam yang sedang terkenal di kalangan para orang-orang berduit.

Di club tersebut peran Daniella sebagai bartender cadangan. Ini tahun ketiga Daniella bekerja di sana.

Haris sudah menghubungi teman-temannya agar bertemu di club itu.

"Ssst pelan-pelan kalo jalan, anjing. Jangan berisik nanti orang rumah bangun.", ucap Haris dengan sangat pelan. Walaupun sudah bersuara dengan pelan tapi tetap terdengar deep di telinga Daniella.

"Ck ini gua juga udah pelan kali. Buta ya lo?!", Daniella berbisik dengan nada kesal.

Setelah berhasil memasuki mobil papinya, Haris segera melajukannya menuju tempat kerja kakaknya.

Kali ini Haris yang menyetir atas permintaannya sendiri.

"Lo mau sampe kapan kerja di sana terus?", tanya Haris memecah keheningan dalam mobil.

"Sampe Jevano mecat gua", jawab Daniella santai.

"Ya lo bikin onar dong biar dipecat", kalimat Haris membuat Daniella menolehkan kepalanya ke arah Haris dengan dahi berkerut.

"Dari dulu lo pengen banget gua berhenti kerja, kenapa si?"

Haris menjawab. "Ngapain kerja sih, duit papi masih bisa biayain 5 keturunan lagi. Ditambah bang Reno ngasih kita uang bulanan rutin kan? Emang lo ga cape apa pergi malem balik pagi tiap hari?"

"Ga tiap hari juga kali. Tapi gua kayanya bakal ngurangin jadwal kerja sih. Mungkin dalam beberapa bulan gua bakal resign dari sana.", balas Daniella sambil menghadap jendela mobil.

Sontak saja jawaban Daniella membuat Haris menoleh cepat ke arahnya dengan mata membola terkejut. Namun kembali menghadap depan mengingat ia masih menyetir.

"Lah, seriusan?! Gua ga salah denger kan? Wah tumben lo ngikutin omongan gua. Dari dulu kek. Kasian mami punya anak cewe tapi serasa gedein anak cowo."

Mendengar itu, Daniella hanya melirik Haris sekilas dan bergumam,

"Sialan."

To be continued

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(O1) 🅖︎🅡︎🅐︎🅥︎🅘︎🅓︎🅔︎🅩︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang