Sepuluh

125 2 0
                                    

Pagi pagi sekali, Yuda terbangun dari tidurnya dan berlari ke arah wastafel di kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya.

Hampir setiap pagi dalam beberapa bulan ke belakang ia mengalami mual parah dan terkadang demam tidak beralasan. Saat ia mencoba memeriksakan dirinya ke rumah sakit, dokter hanya bilang jika tidak ada yang perlu dikhawatirkan dan cukup rutin makan makanan sehat, minum obat secara teratur. Tapi tetap saja Yuda tidak bisa tenang karena takut terjadi sesuatu pada dirinya.

"Anjing kenapa sih begini mulu tiap pagi?!" dumelnya.

Pria yang memiliki tinggi berkisar 182cm itu merebahkan dirinya di atas kasur dengan posisi menyamping menghadap kanan berniat kembali melanjutkan tidurnya yang tertunda jika tidak ada ketukan pintu yang terdengar.

Tok tok tok

"SIAPA SIH BERISIIIIKK?!!", teriak Yuda dari dalam kamar.

"Gua. Boleh masuk kaga?!" balas teriak seseorang itu.

"Masuk aja!"

Setelahnya muncul lah seorang pria berparas tampan tapi menjengkelkan. Yang tak lain adalah adik kandung Yuda.

"Ngapain sih Bay, ganggu banget gua mau tidur." ucap Yuda pada adiknya.

"Bangun lo pengangguran! Leha leha mulu. Disuruh mama beli daging slice buat BBQ di supermarket."

Yuda menatap adiknya dengan malas sambil berdecak.

"Ya ngapa ga lo aja sih? Gua juga bukan pengangguran ya sialan. Gini gini gua kerja."

Bayu merotasikan matanya. "Kerja kok jadi gigolo.", katanya.

"Eh buset mulut sembarangan banget nyerocosnya. Udah sono keluar lo!", usir yang lebih tua.

"Beli daging duluu!!!!"

"Iya bawel lo setan."

Bayu keluar dari kamar kakaknya setelah menendang bokong Yuda dengan keras sampai empunya terjatuh dari kasur kemudian Bayu melarikan diri menghindari tonjokkan dari yang lebih tua.

"BAYU BRENGSEK!!", teriak Yuda dengan suara keras.

Di luar kamar Yuda, Bayu tengah terkekeh menertawakan abangnya yang terjatuh dari kasur.

"Suruh siapa enak enakan rebahan. Kayak gua dong, aktif. Aktif godain anak SMA maksudnya. WAKAKAK."

• • •

Di lain tempat, Daniella sedang menyantap sereal sebagai menu sarapannya pagi ini.

Ia hanya berlima bersama ketiga ART nya yang tersebar di penjuru rumah sedang melakukan tugasnya, dan juga Mami Jess yang masih tidur.

Haris sudah berangkat kuliah. Renatta sudah pergi bekerja.

Apa Daniella tidak memiliki pekerjaan? Tidak, setelah mengundurkan diri dari club. Rutinitas sehari-hari Daniella adalah balapan, latihan beladiri, nongkrong bersama teman-temannya.

Sebenarnya, Daniella merupakan seorang sarjana hukum yang baru wisuda setelah 4,5 tahun mengenyam pendidikannya di universitas.

Cukup aneh jika mendengar seorang ketua dari sebuah perkumpulan anak-anak nakal ternyata seorang lulusan hukum yang seharusnya taat pada peraturan hukum yang berlaku.

"Mbak mau minum apa? Biar dibuatin.", tanya Mbak Sari, ART nya yang seumuran dengan abangnya itu mendatangi Daniella dari arah kolam renang. Mungkin baru saja membersihkan kolam dari dedaunan dan ranting dari pohon dekat kolam.

"Jus apel aja.", jawab Daniella.

Sebelumnya Daniella sudah searching di internet buah-buahan apa saja yang baik dikonsumsi ibu hamil. Dan apel merupakan salah satu buah yang termasuk dalam kategori baik untuk para calon ibu.

Serat, vitamin A, vitamin C, dan kalium merupakan nutrisi andalan di dalam buah apel yang baik untuk ibu hamil. Penelitian menunjukkan bahwa risiko terjadinya asma dan alergi lebih rendah pada bayi dari ibu yang rutin mengonsumsi apel selama hamil.
(source: www.alodokter.com)

Mbak Sari menganggukkan kepalanya beberapa kali lalu melangkahkan tungkainya menuju dapur membuat jus apel untuk Daniella.

Daniella menyelesaikan sarapannya lalu berdiri membawa alat makannya ke wastafel cuci piring. Walaupun memiliki ART, ia dibiasakan mandiri oleh orangtuanya apalagi dalam pekerjaan rumah tangga.

"Nanti bawa ke kamar aja mbak.", Daniella berucap pada mbak Sari yang dibalas anggukan serta senyuman mengiyakan.

Wanita yang sedang mengandung itu berjalan pelan ke arah kamarnya melewati anak tangga yang banyak.

Daniella membuka hoodie kebesaran yang melekat di tubuhnya menyisakan kaos rumahan berlengan pendek lalu berkaca pada cermin panjang miliknya kemudian membuka kaos nya sebagian untuk menatap perut bertatto nya yang bertuliskan kalimat dalam bahasa Portugis sambil membalurkan perutnya dengan oil.

"El, ini jus-", ucap seseorang yang tiba-tiba membuka pintu kamar Daniella yang tidak terkunci. Bukan sosok perempuan yang seharusnya Mbak Sari namun seorang lelaki berusia 19 tahun yang masih menggunakan pakaian santai itu mematung melihat perut buncit kakaknya.

Daniella yang tidak mengira adiknya akan masuk itu pun sama terkejutnya.

"Ris? Kok dirumah?!!", tanya nya panik sembari memakai kembali hoodienya.

"YAAMPUN LO HAMIL?!!!" sentak Haris pada kakaknya.


To be continued

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hayoloh... ketauan Haris:')

(O1) 🅖︎🅡︎🅐︎🅥︎🅘︎🅓︎🅔︎🅩︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang