Delapan

125 3 0
                                    

Daniella, Bayu, Gibran, Hugo, Leo, dan Jio sudah sampai di sebuah rumah sakit yang tadi disebutkan Hito melalui telepon.

Saat masuk ke ruangan tempat di mana Jayden dirawat, yang mereka lihat hanya Jayden ditemani Hito tanpa adanya keluarga yang menjenguk.

"Heh Jay! Kok bisa?! Ugal ugalan lagi ya lo?!", cerocos Leo dengan heboh.

"Ya iya lah. Tau sendiri kan kalian Jayden ditaruh di jalanan jadi pembalap menuju akhirat.", bukan Jayden yang menjawab melainkan Hito.

"Hati-hati makanya. Kalau gini siapa yang repot? Kita! Kudu ngeluarin effort buat jenguk lo. Padahal tadi gua masih enak enak mimpi ketemu Taylor Swift.", sahut Bayu dengan tampang sedikit kesal.

Daniella menoyor kepala Bayu dengan kencang.
"Di rumah sakit juga masih berisik aja buset."

Sedangkan Jio hanya mengambil dan memakan buah-buahan yang tadi mereka beli sebelum menuju rumah sakit. Buah yang seharusnya untuk Jayden, justru hampir dihabiskan olehnya.

"Sebenernya gua sengaja sih nabrakin diri ke pembatas jalan.", sahut Jayden santai.

Sontak mereka semua menoleh ke arah Jayden dengan mata melotot terkejut.

"Hah?!", kaget mereka bersamaan.

"Ya gua gabut. Ninja gua yang ini belum pernah jatoh. Jadi gua sengajain biar dia ngerasain sakit yang sama kaya motor gua yang lain. Hehe.", jawab Jayden dengan cengengesan.

Semua orang yang ada di sana hanya menatap tak percaya pada Jayden. Tidak habis pikir Jayden akan melakukan hal gila yang dapat membahayakan nyawanya sendiri.

"Jay, gila lo ya! Daripada membahayakan diri sendiri dan orang lain, mending motor lo buat gua aja.", ujar Bayu.

"Emang ya, orang kaya gabut nya beda." sahut Daniella.

"Ngaca! Lo juga orang kaya ya El! Tapi gabutnya Jayden ngga ngotak anjir!", ucap Jio sambil melempar sepotong apel ke Jayden yang langsung ditangkap oleh empunya.

Gibran menyahut, "Sekaya kaya nya gua sama Leo ga sampe nabrakin diri kaya orang ga waras sih nyet."

"Gua masih waras bangsat! Dibilang cuma gabut elah!", kata Jayden dengan sengit.

"Balik ajalah kita. Hito! Jayden tinggalin aja jangan temenin, biar kena karmanya. Ntar jatuh miskin paling juga bingung sendiri", kata Hugo sambil berdiri. Kemudian di susul oleh Gibran.

Lalu mereka berdua keluar dari kamar rawat Jayden tanpa mengucapkan kalimat apapun.

Kini hanya tersisa Daniella, Bayu, Jio, Leo, Hito dan Jayden.

Daniella yang melihat teman temannya seperti itu hanya menghela nafas nya.

"Makanya besok kalau gabut jangan macem-macem! Mereka kayak gitu karena khawatir liat kelakuan lo. Besok juga udah balik ke setelan pabrik lagi paling."

"Udah, gua cabut dulu. Cepet sembuh. Buah nya dimakan!", lanjut Daniella sembari menepuk pelan kepala Jayden.

"Iya, santuy. Tiati lo pada.", ucap Jayden.

"El, Bay! Bawa nih duo curut. Bukannya ikut balik malah asik nyomot buah mulu.", sahut Hito sambil menatap Leo dan Jio yang sedang memilih milih buah yang akan dimakan.

Yang tadinya hanya Jio, sekarang Leo pun ikut serta memakan buah buahan untuk Jayden.

Leo dan Jio hanya cengengesan tanpa dosa membuat Daniella menjewer telinga mereka berdua sambil membawa mereka keluar ruang rawat inap Jayden.

"Cepet sembuh bro. Kalau ga ada lo, ga ada yang bisa gua pancing emosinya. Hehe bercyaandaaaa!" kata seseorang yang paling ngeselin kalau kata Daniella. Ya siapa lagi, kalau bukan Bayu.


to be continued

to be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(O1) 🅖︎🅡︎🅐︎🅥︎🅘︎🅓︎🅔︎🅩︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang