Dua Puluh Tiga

120 4 0
                                    

Author's pov

"Papa udah telfon keluarganya Mika, dan nanti malam mereka mau kesini buat membahas pembatalan pernikahan kalian. Siapin diri ya bro Yuda. Nanti pasti kita di cecer habis-habisan sama mereka.", ucap sang ayah sembari menepuk bahu anak sulungnya.

Sang anak menganggukkan kepala nya. "Iya pah, Yuda udah nyiapin kata-kata buat bales omongan mereka kok, tenang aja."

"Sip deh papa percayain semua sama kamu karena kamu yang ngejalanin nantinya. Papa balik kamar dulu."
Kemudian sang ayah berlalu kembali ke kamar pribadinya bersama sang istri.

Malam harinya di kediaman Keluarga Yuda.

"SAYA GAK MAU TAU, PERNIKAHAN MEREKA TETAP BERLANJUT. APA-APAAN INI? SAYA GAK TERIMA KENAPA TIBA-TIBA KALIAN MEMBATALKAN GITU SAJA." teriak seorang pria berusia awal 50an.

Sang istri menyahut. "BETUL. Saya juga gak setuju kalau mereka tidak jadi menikah. Kita kan sudah sepakat dan acara pernikahan nya juga sebentar lagi. Kami sudah mengeluarkan sangat banyak biaya untuk acara ini!"

"Tante, Om. Maaf kalau ini terkesan mendadak. Tapi saya bakal jelasin semuanya sekarang. Seperti yang kita semua tau, saya dan Mika dalam hitungan bulan akan menikah tapi ternyata dari saya dan Mika pun kami sama-sama belum siap." ucap Yuda dengan berani.

Mika melotot. "Maksud kamu apa sih Yud? Aku udah siap dari jauh jauh hari. Kenapa tiba-tiba kamu berubah pikiran gini sih?! Aku tau kamu suka bercanda tapi aku gak suka ya kamu bercandain hal ginian!!"

Yuda menghela napas dan menatap kedua orangtua Mika. "Jadi sebenernya om, tante. Mika sudah selingkuh dari saya sejak awal kita pacaran."

Si wanita melotot dan berdiri dari duduknya. "YUDA!! MAKSUD KAMU APA? AKU? SELINGKUH?? GILA YA?! KAMU TUH YANG SELINGKUH SAMPE CEWE ITU HAMIL!!"

Lelaki 25 tahun itu mengernyitkan keningnya bingung karena setaunya Mika tidak mengetahui tentang Ella yang sedang mengandung anaknya. "Loh aku belum bilang sampe ke situ ya Mik. Kamu tau dari mana? Dan kalau kamu udah tau kenapa diem aja dan gak minta putus?"

Mika terlihat gelagapan bahkan ia sampai terbata-bata menjawab. "A-aku ya tau aja, lagian k-kan kamuㅡ"

"Apa? Aku apa? Selingkuh? Kamu duluan yang selingkuh!!"

"A-apa sih Yud? Mana buktinya? Aku gak selingkuh dari kamu ya. Kamu tuh lebih parah sampe ngehamilin cewe itu!"

Yuda meraih ponselnya dari dalam saku celana. "Oh? Kamu masih mau ngelak? Silakan aja ngelak terus, aku punya semua buktinya dari foto-foto dan ada tanggal setiap kamu jalan sama selingkuhan kamu."

"Lihat? Ini kamu ngerayain New Years Eve tahun lalu di hotel mewah dan aku gak tau kamu udah ngapain aja sama dia, padahal aku udah ajak kamu malem tahun baru bareng buat dinner berdua dan kamu bilang lagi demam. Terus ini, Valentines Day kamu nerima coklat sama bunga yang bukan dari aku dan kamu post ini di close friend, aku tau kamu sengaja nge hide aku kan? Tapi kayaknya kamu lupa remove temen-temen aku.", cecar Yuda dengan memperlihatkan foto-foto Mika dengan pria lain kepada semua yang ada di dalam ruang tamu.

"Oh, ada lagi yang paling parah. Kejadiannya waktu kita ngerayain anniversary 1 tahun bareng temen-temen aku. Kamu pernah kepergok buang testpack sama Jevano dan setelah di cari tau ternyata kamu hamil anak selingkuhan kamu kan? Tapi kamu gugurin anak itu, aku juga punya buktinya Mik."

Semua yang mendengar hal itu sontak terkejut menatap Mika dengan tidak percaya. Terutama orangtuanya. "MIKA!!! YANG DIBILANG YUDA ITU SEMUA BENER?!!" bentak ayah Mika di depan keluarga Yuda.

Melihat anaknya yang diam saja sambil menunduk, sang ibu berteriak. "JAWAB MIKA JANGAN DIEM AJA!!"

Mika yang terdesak oleh tekanan kedua orangtua nya akhirnya mengangguk sebagai jawaban bahwa yang dituduhkan kepadanya itu adalah fakta.

(O1) 🅖︎🅡︎🅐︎🅥︎🅘︎🅓︎🅔︎🅩︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang