"With you is my happiness"
*****
Hari ketiga setelah kejadian Nisa pingsan di tempat pemakaman wali, aku bersama temanku yang lain baru saja selesai menyantap nasi kotak dan teh hangat di lantai dasar penginapan. Disana juga ada kelas lain dan beberapa guru yang juga ikut makan bersama, tak ketinggalan Pak Tahir yang sudah menghabiskan dua gelas kopi dan beberapa kue yang tadi di belinya.
"Hari ini kita kemana yah?" Kataku sembari mengumpulkan nasi kotak yang sudah tak berisi dan memasukan ke dalam kantong plastik besar.
"Dengar-dengar sih katanya kita mau ke tempat...." Kata Padli seperti sedang mengingat sesuatu.
"Tempat apa?"
"Intinya kayak benteng-benteng gitu."
"Benteng apa?" Kata Aso.
"Kurang tau juga sih, cuman kemarin Bu Marwah bilang di hari terakhir study tour itu, kita berkunjung ke benteng, tapi gue lupa namanya benteng apa...." Kata Padli dengan masih berusaha mengingat sesuatu. "Oh gue ingat kalau gak salah namanya itu Benteng Somba Opu, yahh Benteng Somba Opu."
"Yaelah kok benteng lagi." Sahut Akib kemudian.
"Harusnya tuh kita ke pantai atau ke tempat yang banyak ciwi-ciwi seksoynya ha ha ha." Kata Fais ketawa.
"Kalau gak ke tempat pemandian biar bisa cuci mata gitu." Kata Aso ikut menambahkan perkataan Fais.
"HAHAHAHA."
Aku dan yang lainnya langsung tertawa keras mendengar perkataan Fais dan Aso bahkan saking kerasnya Pak Tahir langsung mengalihkan pandangannya ke arah kami.
"Kalian ini masih pagi udah ribut-ribut." Tegur Pak Tahir.
"Fais Pak, katanya mau cari cewek seksoy di pantai." Kataku yang masih ada sisa ketawa.
"Katanya untuk cuci mata pak sebelum pulang." Tambah Aso.
"Ha ha ha."
"Emang hari ini kita ke pantai yah pak?" Tanya Padli dengan berlaga tidak tahu apa-apa.
"Gak, hari ini tuh kita ke Benteng Somba Opu." Jawab Pak Tahir.
"Pantai aja lah pak lebih seruu, yah gak?" Kataku sembari melihat ke arah teman-temanku.
"Iya pak pantai aja yahh." Kata Prananda ikut menambahkan.
"Akhhh sudah-sudah bapak mau ke atas dulu."
"Mau apa pak?" Tanyaku.
"Mau packing." Jawab Pak Tahir sambil berlalu pergi.
"Pak kue nya gak dibawa?" Teriak Aso saat langkah Pak Tahir sudah menaiki dua anak tangga.
"Makan aja buat kalian."
Sebenarnya hari itu adalah hari terakhir kami melaksanakan study tour dan rencananya setelah berkunjung ke Benteng Somba Opu kami akan langsung pulang. Aku dan temanku yang lain sudah mengemas semua barang sejak tadi malam jadi kami punya waktu banyak untuk bersantai di lantai dasar penginapan.
Tidak lama berselang kulihat Nisa yang sedang menuruni tangga sambil mengangkat koper hitam miliknya, disana juga ada Riska, Eva dan beberapa teman kelasnya, mereka juga mengangkat kopernya masing-masing. Tindakan pertama yang aku lakukan saat itu adalah berdiri dan berlari mendekati Nisa karena khawatir kalau kondisinya masih belum pulih akibat pingsan kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUS BALIK
Teen FictionKisah seorang remaja yang baru saja lulus dari bangku sekolah menengah pertama, lalu sebentar lagi ia akan melanjutkan ke bangku sekolah menengah atas. Remaja ini sudah memilih sekolah yang ia inginkan sejak jauh-jauh hari, namun nasib sial dialami...