Hari itu adalah hari aku pertama masuk sekolah disalah satu SMA negeri yang ada di kotaku, kota yang dipenuhi orang-orang hebat, ramah dan kental dengan adat istiadatnya.
Sebenarnya aku tidak ada niat sedikitpun masuk disekolah ini sebab kata orang-orang peraturan di sekolah ini ketat dan sangat disiplin, tapi sebagai anak yang berbakti kepada orang tua terpaksa aku bersekolah disini.
Setelah melewati masa orientasi siswa dan sebagainya tibalah saat dimana hari pertama masuk sekolah . Hari itu benar-benar menyenangkan sekaligus membingungkan untuk ku sebab tak ada seorangpun teman sekelas yang aku kenal.
Aku ingat betul waktu itu aku memakai sepatu hitam yang alasnya sedikit berwarna putih ke kusaman, wajar sepatuku itu masih bekas waktu SMP dan masih bagus makanya belum aku ganti. Setelah berjalan menuju ruangan kelas yang ada dilantai 2, tibalah aku di depan pintu ruangan kelas.
Sekolahku tidak begitu luas hanya berbentuk persegi dan memiliki dua lantai. Pada saat hendak masuk aku melihat seseorang yang membuat ku berhenti melangkah. Orang itu berdiri di samping ruangan kelas dengan menghadapkan wajahnya ke arah lapangan, dengan rambut pendek seperti baru kemarin dia potong rambut. Dengan sedikit ragu aku memberanikan diri menyapa orang itu.
"Hendra!"....... kataku, sambil mengulurkan tangan.
Dia pun berbalik sambil tersenyum dan berkata.
"Asri!"..... dengan nada yang tenang sambil meraih tangan ku.
Aku pun memulai percakapan agak canggung.
"Kamu dari tadi yah nyampe?" Tanyaku.
"Lumayan sih, udah 20 menitan lah." jawabnya.
Asri adalah teman kelas ku yang pertama aku kenal, ia idak terlalu banyak bicara kecuali dengan orang yang sudah ia kenal.
Dia mempunyai wajah yang eksotis dan menarik, dan di awal-awal masuk sekolah dia yang paling cepat datang di sekolah bisa dikatakan dia anak rajin di awal masuk sekolah, yah hanya di awal masuk sekolah selebihnya kalian akan tau sendiri.
Aku sangat bersyukur sebab sebelum guru datang aku sudah mempunyai teman meskipun belum terlalu akrab dan masih ada rasa canggung satu sama lain. Setelah beberapa menit bel pun berbunyi dan ternyata sudah banyak siswa yang sudah duduk di bangku. Mungkin aku terlalu canggung tadi sehingga tidak memperhatikan mereka lewat "kataku dalam hati."
Aku pun bergegas masuk dan mencari bangku yang kosong dan hanya tersisa satu bangku panjang yang berhadapan langsung dengan meja guru, yahh terpaksa aku harus duduk disana. Setelah duduk dan sedikit menarik napas sambil memperbaiki bentuk rambut. Terdengar suara yang tak asing ditelinga kiri ku.
"Henn,,,?" aku duduk di samping mu yah.
Teryata asri yang bersuara, semua bangku saat itu sudah di isi dan hanya bangku yang aku duduki yang masih kosong. Dikelas ku dulu memang banyak bangku panjang yang bisa di isi untuk dua orang siswa bahkan tiga tapi asal badannya tidak terlalu besar pastinya.
Aku melihatnya dengan keheranan, mengapa dia memanggilku dengan sebutan Henn? "pikirku dalam hati." Apakah dulu dia punya teman yang namanya sama denganku, ataukah itu panggilan sayang kepadaku ha ha ha.
"Iyaa, duduk aja sini!" sambil mengangkat tasku yang tadi aku simpan di sampingku.
"Wahh terlambat kita masuknya, jadi terpaksa dah duduk didepan meja guru," sambar nya dengan nada yang agak kecewa.
Dengan sok akrab aku langsung membalas dengan nada santai. "Iyaa nih, mungkin tadi keasikan ngobrol di samping kelas."
Aku tertawa kecil sambil melihat suasana sekeliling ruang kelas. Hampir dari mereka semua diam dan tidak ada mau bersuara sedikitpun. Namanya juga siswa baru mungkin pada canggung untuk saling bertegur sapa, dan butuh waktu beberapa hari lagi agar kami bisa akrab dan mungkin bisa bersahabat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUS BALIK
Teen FictionKisah seorang remaja yang baru saja lulus dari bangku sekolah menengah pertama, lalu sebentar lagi ia akan melanjutkan ke bangku sekolah menengah atas. Remaja ini sudah memilih sekolah yang ia inginkan sejak jauh-jauh hari, namun nasib sial dialami...