Setiap manusia yang hidup di dunia pasti mempunyai tempat untuk menuangkan rasa kekesalan maupun melampiaskan masalah yang sedang di alami. Biasanya tempat itu jauh dari keramaian dan hanya menyisakan rasa damai dan tenang. Aku sebagai manusia biasa juga membutuhkan tempat seperti itu, ketika mendapat masalah atau lagi kurang kerjaan maka larinya ke suatu tempat yang jauh dari rumah.
Kehidupan remaja ku mempunyai banyak kenangan manis ditempat ku sering berkeluh kesah, bercanda, menangis, dan tertawa. Aku dan teman-teman memiliki tempat untuk merasakan semua itu, aku tidak tau mau menamakan tempat itu dengan sebutan apa. Base camp? tempat nongki? Hang out? Markas? Atau apa?.....
Intinya tempat itu sudah mengukir banyak sejarah untukku dan teman-teman, banyak makanan yang sudah aku habiskan disana ha ha ha, banyak pula cerita dan rahasia yang sudah kami bocorkan disana. Aku tau meninggalkan sesuatu yang sudah kita sayangi sangat sulit untuk dapat di lupakan dalam sekejap. Tapi harus kita lakukan, harus kita usahakan, harus kita paksakan.
*****
Februari 2015 adalah waktu dimana aku pertama kali merasakan berkumpul bersama teman-teman, selain di sekolah ataupun di kantin. Dan titik kumpul kami untuk pertama kali adalah di rumah Prananda. Rumah yang penuh dengan suka cita, rumah yang pernah di jadikan titik kumpul oleh sekumpulan anak-anak yang mempunyai mimpi menjadi orang hebat, rumah yang akan menyimpan banyak sejarah di kehidupanku dan semua teman-temanku.
Ada banyak hal menarik yang aku dapatkan disana, ada banyak kepala yang pernah tidur disana, ada banyak badan yang pernah kedinginan sebab terlalu sering menginap, ada banyak motor yang pernah parkir di halaman rumah, dan ada banyak doa yang pernah terucap disana.
*****
Hari itu sekitar pukul 10.00 pagi guru sedang rapat, jadi semua siswa di perbolehkan untuk pulang. Semua siswa merasa senang karena pulang sebelum jam terakhir. Berbeda denganku, aku paling tidak suka jika harus pulang di awal waktu, itu merupakan sesuatu yang tidak baik jika harus kulakukan. Ketika masuk SMA aku bukan tipe orang yang jika selesai belajar akan kembali kerumah, begitupun dengan teman-temanku.
Setelah pengumuman bahwa guru sedang rapat, aku dan teman-teman langsung menuju ke parkiran sekolah. Dan jelas saat itu kami tidak ada yang menginginkannya. Kulihat banyak siswa yang berlarian menuju gerbang sekolah dengan bahagia, adapula yang lompat-lompat karena senang, dan ada yang teriak kegirangan. Hari itu aku berpikir sebenarnya mereka senang karena apa? Apa yang mereka lakukan ketika kembali kerumah? Tidur?.....Makan?.....atau apa?..... ha ha ha.
"Setelah ini kita kemana?" Malas kalau pulang cepat! Kataku kepada teman-teman.
"Disini aja! Daripada pulang." Jawab Aso.
"Atau kita ke kantin?" Kata Asri sedikit memaksa.
"Kerumah ku aja!" Kata Prananda.
"Tapi aku lapar." Jawab Asri.
"Nanti kita mampir membeli Nasi Kuning di Pirsu, gimana?" Kata Prananda lagi.
Yang dimaksud Prananda adalah penjual Nasi Kuning yang ada di dekat sekolahku saat itu, bahkan sampai sekarang. Hanya berjarak beberapa meter dari sekolah. Kalau Pirsu singkatan dari Pinggir Sungai ha ha ha. Waktu itu penjual Nasi Kuning disana memang sangat diminati oleh semua kalangan termasuk aku. Harganya tidak terlalu mahal dan yang paling penting porsinya banyak he he he.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUS BALIK
Teen FictionKisah seorang remaja yang baru saja lulus dari bangku sekolah menengah pertama, lalu sebentar lagi ia akan melanjutkan ke bangku sekolah menengah atas. Remaja ini sudah memilih sekolah yang ia inginkan sejak jauh-jauh hari, namun nasib sial dialami...