ARLUNA .26

96 12 1
                                    

 (Hari pertunangan Adam & Ayana)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Hari pertunangan Adam & Ayana)

Hari ikrar telah tiba, di mana pagi ini keramaian menyelimuti rumah keluarga subandi. Hari ini libur bimbingan, jadi aluna bisa datang ke acara bahagia ana sekaligus merias wajahnya yang sudah di boking lusa lalu.

Dari jam tiga sore, aluna sudah berada di rumah arjuna dengan pakaian dress putih rapi. Tema pertunangan ana dan adam memang serba putih, jadi bagaikan hari suci untuk sore ini. Arjuna menjemput luna memakai celana jeans panjang serta kemeja putih polos dan di balut hoodie abu-abu.

"Luna, bunda titip kak ana ya. Dandanin dia yang natural kemauan dia, bunda tinggal dulu mau urusin dekorasi sama prasmanan" ucap ibu dengan terburu-terburu.

"Siap bunda, aku bakal dandanin kak ana secantik mungkin" aluna langsung mengangguk siap.

Aluna melihat pantulan dalam cermin. Ia sedikit memoles wajah ana dengan alat make up, menata rambut ana, dan terakhir ia sedikit memoleskan sedikit liptint di bibir ana agar tidak terlihat pucat.

"Sip manteb, dah selesai..."

"Wow~ bisa banget ya kamu" puji kak ana.

"Yaudah sekarang kak ana prepare aja dulu di luar, ntar semua di meja aku beresin biar nanti kalo acara selesai kak ana ga perlu repot."

"Serius gapapa?"

Aluna membalas anggukan tulus.

"Yaudah, kak ana keluar dulu ya lihat kondisi mas adam"

"Okeh"

Ting!

Aluna menatap layar ponselnya. Ada tiga pesan belum di baca oleh luna dari nomer asing.

Pesan di baca : +6281*******
"Hai pelakor..."
"Gimana hari ini lagi bahagia ya...?"
"Bahagia aja dulu gue kasih kesempatan kok, bye cantik..."

Luna terkejut langsung melempar ponselnya. Dirinya sudah menebak siapa yang mengirim pesan itu, siapa lagi kalo bukan margareta.

"Darimana dia tau nomer gue?" tanya luna gumam.

Aluna harus tenang, ia tidak ingin merusak moment ini hanya karena pesan teror itu. Lebih baik ponselnya di matikan dan masukkan ke dalam tas minimalis berwarna hitam yang di selempangnya.




***



Setelah membersihkan, luna langsung keluar. Namun, ia terkejut lagi saat membuka pintu kamar, tampak pria berkemeja putih sedang berdiri depan pintu. Aluna mengembangkan senyuman di kedua sudut bibirnya, arjuna terlihat tampan hari ini, apalagi dengan penampilan kemeja pendeknya serta kacamata beningnya.

"Dari tadi di sini?" Tanya luna.

"Barusan kok, mau ngetok pintu eh kamunya keluar."

"Ya-yaaudah yuk tu-turun" ucap luna sedikit belit. Ia masih tegang dengan pesan tadi, tapi demi hari ini semua kondisi harus baik apalagi saat ini arjuna selalu di sampingnya.

ARLUNA | Huang Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang