Happy Reading ♡
"Kak bisma?"
"Hai" sapa bisma.
"Ngapain kak?" Tanya luna menatap bisma dari sudut bawah ke atas.
"Aku bawain buah sama beberapa cemilan buat mood, tadi mau beli seblak ternyata tutup. Yaudah adanya ini deh." Jawab bisma dengan memberi bingkisan kantong plastik yang sudah menyatu.
"Astaga kak, nggak usah repot-repot, ini banyak banget loh."
"Sengaja, biar stok bahagianya banyak. Hehe."
"Thanks ya kak," jawab aluna tersenyum. "Buy the way, masuk dulu yuk?"
Bisma sudah menyadari dari awal keberadaan arjuna, sepeda motor yang terparkir depan gerbang siapa lagi jika bukan miliknya, dan siapa lagi pria yang sedang dekat dengan aluna jika bukan anak sastra itu.
"Kayaknya aku langsung pulang aja, kamu istirahat ya lun."
"Yakin nggak mau masuk?" Tanya aluna memastikan.
"Next time."
Aluna mengangguk pelan, "yaudah, hati-hati kak."
***
"Siapa?" Tanya danu.
"Temen, kasih ini."
Arjuna tersenyum sendu, ia tahu jika yang datang tadi adalah bisma. Perasaan yang mengganjal di hati arjuna kini sudah mulai menumpah dalam level satu, ia tidak ingin mengarah pada kejujuran aluna. Arjuna tau gadis itu belum seratus persen miliknya, hanya saja sekali pun arjuna tau alasan bisma hadir, mungkin bisa membuat hatinya sedikit lega.
"Aku pamit dulu ya?" Ucap arjuna tersenyum manggut hendak pergi.
"Kok cepet?" Tanya danu.
"Ada urusan mendadak bang,"
"Urusan apa?" Tanya aluna beralih menatap juna.
"Sama anak dua rebu." Ucap arjuna jelas.
Arjuna langsung meninggalkan kedua saudara itu yang masih berdiri di ruang tamu, ia segera menghubungi fathan dan lainnya untuk berkumpul di cafe yang berbeda, pastinya tidak akan ada mahasiswa yang datang karena masih sore. Suasanya masih sepi, semua akan mulai berkumpul jika waktu melebihi pukul 6 petang.
***
"Hah? Bang bisma nyamperin ke rumah luna?" Tanya fathan terkejut.
"Abang lo nggak pernah cerita apapun?" Tanya ulang arjuna.
Fathan menggeleng, "bahkan gue baru tau."
"Sorry jun. Tapi, sebelum aluna kenal sama lo, abang gue emang udah pernah nyimpen rasa sama luna sejak maba. Saat itu kan, abang gue pernah jadi kating organisasi." Lanjut fathan.
"Berarti dia pernah deket sama luna?" Tanya arjuna.
"Belum, abang gue cupu. Dulu aluna pas mau di deketin sama abang gue, ternyata luna punya gebetan luar kampus. Padahal dulu dia udah mau ngungkapin. Dia pernah bilang sama gue, seandainya luna bukan buat dia, semoga yang jadi jodohnya luna bisa jagain dia."
"Maksudnya?"
"Dia sungkan sama lo, jun. Dia sadar, kalau dia cuma bisa kasih rasa dan perhatian kecil buat luna, tapi dia nggak bisa genggam hatinya. Dan ternyata, yang bisa genggam hati luna itu, elu."
"Gue?" Ucap arjuna sambil menunjuk jari telunjuk ke arahnya.
Fathan mengangguk.
"Jun, gue sebagai adiknya bisma minta maaf kalau kakak gue masih ngusik hubungan lo sama luna. Tapi di sini gue bukan mau belain abang gue, nyatanya aluna emang pernah deket sama abang gue, cuma itu dulu." Balas fathan lagi.
Arjuna tidak menatap fathan, ia hanya menatap lurus kosong sembari mendengar penjelasan fathan.
"Menurut gue, daripada lo nanya ke fathan, mending lo tanyain aja sama bang bisma?" Ujar kenzo mengeluarkan saran.
"Nah, gue setuju. Lo sama fathan nggak ada kaitannya bos, kalo lo cemburu itu bilang aja sama oknum, biar lo tau penjelasannya. Lo sendiri yang selalu ngajarin kita buat ambil prinsip rasakan-simpan-katakan." Sambung azka.
Arjuna terdiam, ia merasa haru atas ucapan kawannya. Di pikir-pikir, ternyata dia pernah merasa kuat dalam hal asmara, tapi semua sudah berbeda semenjak hadirnya gadis itu. Ia seperti tak lagi menopang perasaannya. Benar kata azka, fathan bukan tokoh dalam kisahnya, dia hanya berperan sebagai pendukung. Fathan, kenzo, azka, mereka adalah saksi arluna.
***
"Lo nyamperin luna?" Tanya fathan pada kakaknya yang baru tiba.
Fathan sontak menoleh mendengar ucapan fathan, "tau darimana lo? Juna?"
"Udah gue bilang, jangan jadi badut."
"Gue bukan badut, gue bisma."
"Ck, satu fakultas juga tau lo bisma. Maksud gua, jangan jadi badut untuk aluna! Paham?" Tekan fathan dingin.
"Lo kenapa sih fath? Nggak biasanya lo gini sama abang lo sampai ngatain badut," tanya bisma heran.
"Gue tau lo habis dari rumah aluna kan? Bang, aluna udah punya arjuna. Gue minta lo lupain dia, lupain bang!"
"Nggak bisa!" Bantah bisma.
"Kenapa? Nggak kapok ya lo sama kejadian tiga tahun lalu? Kalau lo belum selesai, mereka juga nggak bakal selesai bang." Ucap fathan sedikit keras.
Bisma menghela nafas pelan, "gue bisa lupain luna. Tapi sorry fath, abang lo yang badut ini belum bisa di anggap selesai bagi mereka." Lalu bisma meninggalkan fathan menuju kamarnya.
22 Agustus 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLUNA | Huang Renjun ✔
Roman pour AdolescentsSebagai kisah di kala rasa yang pernah terluka kini kembali pulih secara perlahan. Sejak itu, terasa aroma sakura bertebaran mengelilingi mereka menatap rembulan. "Aku pernah merasakan patah, hingga saatnya aku mencoba istirahat dan menata segala...