ARLUNA .14

148 25 14
                                    

Hari ini jam kuliah luna tidak begitu padat,dia segera membereskan semua kertas-kertas yang berserakan di atas mejanya,tadi ada presentasi jadi banyak kertas dan laptop bertumpukan.

Luna dan ara baru saja selesai keluar dari kelas,mereka ingin pergi ke kantin membeli makanan dan es lemon tea bu darmi,salah satu penjual di kantin kampus. Tapi saat jalan melewati lorong menuju kantin,tidak sengaja mereka bertemu dengan reta cs.

"Eh,ada pelakor di sini" ucap reta menyindir luna.

"Pelakor? Matamu pelakor" balas ara kesal.

Luna diam mematung tidak mempedulikan ucapan reta,dia juga menghadang ara yang sempat melawan reta. Hanya sabar dan tenang yang harus di lakukan luna,dia tidak ingin membuang waktu laparnya hanya untuk merespon orang kayak reta.

"Kenapa lo?...bisu? Ujar reta. Luna tetap tidak menghiraukan apapun dari ucapan itu,luna mencoba mencari selah untuk melanjutkan jalannya tapi reta masih menghadang bahkan menarik tangan luna hingga mendorong tubuhnya membentur dinding lorong.

"Ret,mau lo apain lagi lu-" bantah ara ingin menyelamatkan luna,tapi sayangnya kedua teman reta menarik tangan ara menjauh dari mereka berdua.

Gadis berkulit putih itu masih diam pasrah meskipun sudah di dorong reta. Mau berbuat apapun juga,luna seperti di bungkam. Dia bingung apa maksud ucapan pelakor itu,meskipun dia berlagak tidak tau tapi tetap saja bingung kenapa sebutan pelakor itu tertuju padanya.

"Heh pelakor,lo masih hidup aja ya ternyata" ucap reta.

"Pelakor apasih maksud lo?" Tanya luna heran.

"Halah ga usah sok polos,lo tuh sama aja kayak bapak lo. Tapi versi ceweknya"

"Ga usah sekali-sekalinya lo bawa orang tua gue!"

"Kenapa sayang...? Malu? Atau udah nggak di anggap anak ya...? Ucap reta dengan muka sinisnya.

"Lo boleh hina gue,tapi jangan pernah lo hina apa lagi sebut orang tua gue. Reta!"

"Udah pinter ya..." Reta tersenyum sambil tepuk tangan di depan wajah luna,menghina bukan hanya ucapan melainkan tepukan kedua tangannya sudah menghina,hinaan karena luna berani melawan dia.

"Pelakor mana ada yang ngaku!"

"Gue pelakor apa sih?"

"Masih belum sadar? Selama ini lo diem-diem deket sama salah satu temen Fathan cs kan? Ngaku lo!"

"Kenapa emang?" Lawan luna menatap serius reta.

"Gue nggak akan berhenti ngusik hidup lo sampe lo bener-bener jauhin arjuna!" Ujar reta mendorong luna lagi sampai kepalanya terbentur dinding.

Luna memegang kepalanya kesakitan,reta berubah panik kemudian meninggalkan luna yang masih kesakitan hingga merunduk.

Ara terlepas dari ikatan kedua teman reta langsung menghampiri luna yang sudah kesakitan dan ternyata kepala bagian belakangnya berdarah,ara sempat memegang kepala belakang luna dan bercakan itu tertempel di tangannya. Ara panik membawa luna ke uks,tapi beberapa langkah luna jatuh tidak sadarkan diri.

"Lun,luna? Bangun lun!" Panggil ara panik,keadaan lorong itu memang sepi karena jarang ada yang melewati lorong itu. Dia mencoba berteriak minta tolong tidak ada yang merespon.

***




"Ntar lo langsung pulang atau gimana ka?" Tanya fathan pada azka.

"Kayaknya iya deh,adik gue minta anterin les" jawab azka.

"Lo jo?"

"Gatau,kenapa?" Balas enjo.

"Temenin gue cuci motor"

ARLUNA | Huang Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang