"Itu beneran motor kamu nggak apa-apa di tinggal di kampus? Terus besok kamu naik apa?" Tanya aluna pada arjuna yang masih terlihat tenang.
"Iya nggak apa-apa, bisa nebeng fathan." Jawab arjuna begitu santai.
Mereka masih melanjutkan perjalanan menuju tempat rahasia, butuh waktu tiga puluh lima menit untuk sampai. Andai motor juna tidak ada kendala, mungkin hanya lima belas menit. Arjuna sengaja mempersiapkan tempat itu dekat dengan kampusnya, karena mungkin jarang ada yang mengetahui tempat itu selain ketiga temannya. Sebenarnya, ini adalah rekomendasi dari azka, katanya aluna akan menyukainya.
"Kita masih jauh?" Tanya aluna mulai lelah. Gadis itu kehausan lagi, baru saja menghabiskan perjalanan dua puluh lima menit.
"Kenapa?" Tanya arjuna menggandeng tangan luna.
"Haus..."
Arjuna mencoba mencari tanda supermarket terdekat, sekilas terlihat tanda supermarket depan gereja. Arjuna mengajak aluna buat tetap berjalan menuju supermarket itu, gadis itu masih kuat untuk berjalan meskipun bibirnya sedikit kering.
"Masih kuat kan? Di situ ada supermarket." Ujar arjuna.
"Masih kok tenang aja."
♡♡♡
Pria itu langsung mengambil dua botol mineral dingin dan berjalan membawanya ke kasir.
Aluna masih menunggu duduk di kursi yang tersedia depan supermarket. Setelah membayar, arjuna keluar dari supermarket menghampiri gadis itu dan memberikannya 1 botol mineral dingin.
"Minum dulu."
Aluna menoleh dan menerima botol minuman yang di sodorkan juna, "makasih ya."
Sepertinya gadis itu benar-benar kehausan, arjuna terkekeh saat melihat aluna meminum dengan tegukan cepat hingga habis tanpa tersedak.
"Haus banget?" Tanya arjuna terkekeh lagi.
"... hehe, aku gampang dehidrasi." Ujar luna menjelaskan kelemahannya tidak bisa lepas dari minum.
"Ooo pantesan, perasaan tadi pagi kamu bawa botol minum segede gaban tapi masih nambah ke kantin."
"Lebih baik aku nggak makan sehari, daripada nggak minum dua menit."
Arjuna mengangguk paham. Dirinya hanya meminum separuh air di botolnya, sisanya untuk jaga-jaga aluna kehausan lagi.
"Kenapa nggak di habisin?" Tanya aluna bingung saat juna mulai berdiri sambil menutup botol minum yang tersisa.
"Buat jaga-jaga nanti kamu haus lagi."
"Eh nggak perlu, aku bisa beli lagi kok."
"Terus sampai tempatnya mau jam berapa?"
Aluna langsung terdiam dan mengikuti arjuna melanjutkan jalan sambil menggenggam minuman tadi.
♡♡♡
Sesampai depan gapura, mereka berhenti melihat suasana sepi sunyi seperti tempat tak berpenghuni. Rencana tahap pertama arjuna berhasil, arjuna menyuruh aluna untuk menutup kedua matanya dengan kain yang sudah ia bawa dari rumah.
"Eh apaan ini? Juna, aku mau kamu apain?" Tanya aluna panik.
"Udah ikutin aja, ada sesuatu buat kamu."
"Jun, plis aku pengen hidup bahagia, jangan nodai aku!"
"Heh, mulutnya. Ngapain juga aku ngelakuin hal bodoh kayak gitu ke kamu, masih banyak cewek cantik di luar sana."
"ARJUNA!" Sarkas luna.
"...bercanda astaga."
Saat ini arjuna sudah mulai menuntun aluna ke arah yang di tuju, perlahan pria itu menuntun sambil memastikan tidak ada batu yang menghalangi jalan. Mau kemana? Di depan sana ada sebuah pos kecil yang sudah di hias fathan,kenzo dan azka semalam.
"Masih lama ya?" Tanya aluna tanpa melepas genggaman arjuna.
"Tuh bentar lagi sampai."
Aluna masih di tuntun dan mengikuti apa yang arjuna ucapkan. Sekarang aluna sudah duduk di atas papan lesehan berkayu jati dan pastinya belum boleh di buka penutup matanya, sampai mendengar aba-aba juna membukanya.
"Udah?" Tanya aluna.
"Wait... bentar lagi" dengan menata kembali bunga dan segala macam yang sudah di persiapkan. Satu lagi, arjuna menata karpet kecil di depan anak tangga pos untuk bersantai nanti sambil menghirup udara segar.
"Nanti kalo udah aku buka ikatan matanya, jangan langsung buka mata." Kata arjuna siap membuka ikatan kain dari belakang.
"Lah, terus?"
"Tunggu sampai hitungan 123."
"Hmm okey"
Aluna menghembuskan nafas legahnya, bahkan ia masih memejamkan mata meski ikatannya telah di lepas arjuna.
"Oke, hitungan sampai 3 kamu boleh buka mata. 1... 2... 3!" Gadis itu membuka kedua matanya perlahan, sebuah kue berwarna lilac yang di hiasi beberapa coklat berbentu mutiara di sekeliling kue serta bertuliskan " Happy Birthday Aluna♡" .
"Aaa cantik banget" ucap aluna terharu.
"Suka?" Tanya arjuna memastikan.
"BANGET!"
"Ini semua aku persembahkan untuk nona aluna. Meskipun ulang tahun kamu masih dua hari lagi, ini adalah hadiah dari aku beserta tiupan lilin pertama kamu bareng aku." Kata arjuna menunjukkan senyum lesungnya.
"Tiup sekarang?" Tanya aluna tidak sabar.
"Lebaran monyet juga boleh" jawab juna bercanda.
Aluna merapikan rambutnya ke belakang, sebelumnya arjuna meminta aluna untuk make a wish.
"Kamu denger make a wish ku?" Tanya aluna curiga.
"Denger."
"Apa?"
"Aamiin"
Gadis itu mengerutkan alis sebelahnya, "kok amin? Emang tau?"
"Apapun yang kamu harapkan dari lisan maupun hati, pasti aku aminkan. Karena itu adalah percakapan kamu pada Tuhan, aku nggak perlu tau, karena aku yakin akan ada saatnya Tuhan menyampaikan doamu pada tujuannya."
Aluna mengangguk senyum, "tiup lilin berdua ya?"
"Okey."
"Hufttt..." mereka meniup lilin bersamaan di saksikan oleh bunga sekaligus hiasan cantik, tidak lupa saksi indah mereka adalah langit senja.
Bahkan senja menjadi saksi pertama kita menyatukan senyuman.
Sekali lagi selamat ulang tahun pemersatu doa.
Bersambung...
11 Juli 2021
Baru update nih, maaf ya 🥺 beberapa hari ini lagi sibuk real life. Part ini di tulis sambil dengerin lagi nct u - coming home, relate sekali bunda😭 happy reading mwaa💕
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLUNA | Huang Renjun ✔
Roman pour AdolescentsSebagai kisah di kala rasa yang pernah terluka kini kembali pulih secara perlahan. Sejak itu, terasa aroma sakura bertebaran mengelilingi mereka menatap rembulan. "Aku pernah merasakan patah, hingga saatnya aku mencoba istirahat dan menata segala...