02. Mama Papa

61 12 8
                                    

Sudah lebih dari setengah jam, keheningan terjadi. Atmosfer di ruang makan menjadi tidak enak, diantara Mama dan Papa tidak ada yang mau membuka suara, keempat anak mereka hanya saling melempar tatapan bingung dan canggung.

Keenan berusaha fokus dengan makanannya walau untuk menelan makanan saja rasanya sangat sulit.

Kala yang jadi tidak nafsu makan karena melihat kedua orang tuanya seperti tidak mengenal satu sama lain.

Hendery yang biasanya makan banyak kini hanya makan sedikit. Kala memundurkan kursinya, memutuskan beranjak dari ruang makan yang terasa aneh, disusul Hendery yang membuntuti Kala menuju lantai atas.

Tersisa mama, papa, Keenan, serta Kalia di ruang makan. Kalia tersenyum kaku, baru kali ini ia merasa canggung berada diantara keluarganya sendiri.

Dengan gugup Kalia membuka suara. "Ma, gimana di kantor? Masih banyak urusan?"

Mama sedikit tergelak, "Masih, Lia. Mama kayaknya nggak bakalan nginep, kapan-kapan aja, ya?" mama tersenyum kecil.

Kalia mengerucutkan bibirnya, "Padahal aku mau curhat sama Mama."

"Lain waktu aja, ya. Mama bisa kosongin waktu buat Lia," ujar mama sambil tersenyum.

Kalia mengangguk pasrah, padahal dalam benaknya dia membayangkan mereka akan duduk di ruang keluarga, mengobrol dan tertawa, bahkan ia tidak ingat kapan terakhir kali keluarganya berkumpul disertai obrolan hangat.

Mama sampai di rumah pada jam 10 malam, Keenan dan adik-adiknya sengaja tidak makan malam menunggu mama datang untuk makan bersama.

Kini waktu sudah menunjukkan pukul 10.45 malam, bahkan mama hanya 45 menit berada di rumah, hanya untuk duduk dengan canggung di kursi makan.

Mama mengelus rambut Kalia lembut dan tersenyum pada Keenan, lalu pergi ke kamar Hendery dan Kala untuk berpamitan.

Kalia memandangi punggung mamanya yang berangsur hilang dari pandangannya, suara mesin mobil dinyalakan membuktikan mama benar-benar pergi.

Kalia menghela napas berat, merasa kecewa karena tidak jadi mengobrol banyak dengan mama.

Keenan pergi meninggalkan ruang makan, tersisa Kalia dan papa yang sedari tadi membisu, bahkan papa tidak sekalipun melirik kearah lain selain kearah piringnya yang sudah kosong.

Si Bungsu menumpu kepala pada tangannya, hari ini, dia menutup hari dengan suasana hati yang buruk.

Ia hanya berharap semoga hari-hari berikutnya akan lebih baik.

🏘️🏘️🏘️

Hari ini Keenan sudah berjanji untuk menemani adik kembarnya membeli pakaian untuk acara prom night di sekolah mereka yang akan diselenggarakan tidak lama lagi, Kalia sangat bersemangat untuk acara tersebut dan tidak ingin salah memilih pakaian.

Mereka pergi ke salah satu pusat perbelanjaan yang cukup besar dan lengkap, melihat-lihat pakaian yang bagus untuk dibeli.

Kala sudah mengeluh kakinya sakit karena mengikuti kembarannya kesana kemari untuk memilih baju.

"Lia, udah ambil yang tadi aja, udah bagus," Kala berujar malas.

"Liat-liat dulu lah yang lain, nanti kalo udah beli taunya ada yang lebih bagus gimana coba?" Sahut Kalia sambil lanjut melihat deretan baju dihadapannya.

"Aku nyusul Abang aja deh, kamu disini aja, ya?" Keenan berada di salah satu restoran didalam pusat perbelanjaan tersebut, Kala berniat menyusulnya saja dari pada mengikuti Kalia kemanapun dia pergi.

Doesn't Feel Like HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang