Memasak dengan Hendery memang perlu kesabaran lebih. Kalia heran, bisa-bisanya kakaknya itu tidak tau kalau memasak popcorn memang akan meledak-ledak.
"Ya emang begini nasibnya! Makanya kalo Mama masak tuh bantuin, jadi nggak tau kan!" omel Kalia.
"Tapi serem banget, Lia. Nanti kalo popcorn-nya ngedorong tutup wajannya gimana?"
"Ya nggak bakal lah! Emangnya popcorn seberat apa sampe bisa bikin tutupnya lepas."
"Udah sini, Kakak aduk ager aja sampe mendidih, aku aja yang masak popcorn."
Mereka pun bertukar tugas, namun baru sebentar Hendery sudah mengeluh karena dia harus mengaduk agar-agarnya terus menerus.
"Tangan aku pegel."
"Ngeluh mulu! Bantu tata cemilan di meja aja sana! buat nanti nonton."
Hendery menyengir lalu mengangguk. Ia mulai mengeluarkan cemilan dari kantong plastik, menata minuman kaleng dan botol yoghurt di meja.
Dan pada akhirnya Kalia yang memasak semuanya, dasar kakak durhaka.
Setelah memberi tau Keenan dan Kala perihal rencana untuk nobar, mereka semua berkumpul di ruang keluarga. Keenan sedang memilih film yang akan ditonton.
Kalia dari tadi mengusulkan film horor, Keenan setuju aja sebenernya, tapi kedua adiknya yang lain keliatan tidak setuju.
"Masa pada takut sih? Nggak asik!" seru Kalia.
"Aku sih nggak takut ya! Paling dia tuh yang takut!" Jiwa julid Kala keluar.
Hendery terkesiap. "Enak aja! Nggak takut gue juga!"
"Ya udah fiks ya kita nonton film horor?" ujar Keenan. Kalia mengangguk semangat, sedangkan dua orang lainnya mengangguk ragu.
Annabelle adalah film pilihan Keenan, kebetulan mereka semua belum pernah menontonnya. Baru saja pembukaan film, Kalia merasakan Hendery duduk semakin mepet padanya.
Kalia mendorong tubuh kakaknya sedikit menjauh karena gerah. Mereka membungkus diri mereka dengan selimut. Niatnya sih, biar kalo takut sembunyi di selimut aja.
"Baru juga mulai udah takut," ledek Kalia.
Hendery langsung menegakkan badannya. "Engga takut! Cuma ngantuk dikit." Hendery beralasan.
"Halah. Ngaku aja kali!" cibir Kala.
Hendery mendengus, kembali melihat ke arah televisi takut-takut. Sebenernya ia memang takut nonton film horor, tapi jika jujur akan jadi senjata bagi Kala untuk menggodanya. Jadi lebih baik jangan ngaku.
"MAMAA! EH DASAR BONEKA JELEK!" teriak Hendery saat jumpscare muncul.
"Awas lo ngejek Annabelle boneka jelek entar di datengin. Hihh serem ..."
"Tapi emang dia jel- eh nggak. Maaf dek Annabelle, jangan datengin saya." Hendery bergidik ngeri, mendadak merinding membayangkan bangun pagi dengan muka Annabelle di depan wajahnya.
Hendery jadi tidak mau fokus menonton karena jumpscare tadi. Ia melihat sekelilingnya, rumah sangat gelap. Keenan asik nonton sambil ngemil, Kalia juga fokus. Tapi bentar, Hendery melirik ke samping kanannya melihat Kala setengah rebahan sambil membungkus dirinya dengan selimut dan posisi kepala di belakang punggung Keenan yang duduk di bawah.
Hendery mencubit paha Kala. "Yeuu... Bisanya ngeledek aja, sendirinya juga takut. Gengsi doang gede!" ledek Hendery.
Kala menepis tangan Hendery dengan kakinya. "Diem!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Doesn't Feel Like Home
Fanfiction❝ Waktu tidak bisa diputar, kenangan hanyalah kenangan. Bisa kah segala kenangan diulang secara utuh? Kami rindu 'rumah' yang dulu. ❞ 。.゚+ 。.゚+ ⟵。.゚+ ⟵。.゚+ ⟵ Start : 5 Mei 2021 Happy reading ꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡