31. Pengajian

1.9K 200 25
                                    

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, hari ini tepat 7 bulan kandungan Ranella, perutnya sudah terlihat sangat besar dan tubuh Ranella berubah menjadi lebih berisi, berat badannya pun bertambah dari 46kg kini berat bumil mendadak menjadi 69 kg.

Rane sempat marah pada dirinya sendiri karena tidak bisa menahan pola makannya yang membuat pipinya terlihat lebih chubby.  Jujur saja Rane terlihat lebih cantik dimata Zaf dan aura keibuannya mulai terlihat.

Saat ini Rane sedang di rias wajahnya oleh MUA langganannya, karena hari ini akan ada pengajian 7 bulanan yang akan diadakan dirumah ayah Adipati, hanya acara sederhana yng niatnya untuk mendoakan sng ibu hamil agar dilancarkan persalinananya dan ibu serta babynya sehat.

Adipati mengundang ustad dan beberapa anak yatim yang Zaf panggil dari yayasan panti asuhan yang biasa ia kunjungi, semenjak Zaf melihat istrinya berbagi di warung pecel lele waktu lalu, istrinya itu sekarang gemar sekali berbagi juga mereka rutin mengirimkan makanan maupun mainan ke panti asuhan.

Perubahan Rane dimasa kehamilannya membuat Zaf makin sayang dengan istrinya itu, ia tak menyangka istrinya memiliki jiwa sosial yang tinggi, mungkin Rane memang begitu hanya saja Zaf yang baru tau sisi lain istrinya itu.

Saat melihat sang perias keluar dari kamar setelah merias wajah Rane, Zaf yang menunggu diluar segera masuk ke kamar sambil membawa paperbag  berisi pakaian yang akan dipakai Rane.

"Ini bajunya La, dipakai ya" Rane menerima paperbag yng diberikan suaminya itu, sebuah gamis berserta jilbabnya. Sebenarnya Rane terpaksa dan tidak ingin memakai jilbab namun Zaf sedikit memaksa dengan dalih pengajian lebih baik menutup aurat secara keseluruhan.

Rane memakainya seperti biasa tanpa canggung mengganti pakaian didepan suaminya bukan hal yang aneh lagi bagi Zaf ia sudah terbiasa dengan kelakuan istrinya.

"Nah cantiknya, pas lagi gamisnya, sini aku bantu pakaikan jilbabnya" Rane mengangguk memberikan jilbab yang berwarna sama dengan gamisnya kepada Zaf.

Walau Zaf adalah seorang laki-laki ia bisa memakaikan istrinya jilbab, Zaf sendiri sudah banyak belajar untuk bekal jikalau istrinya itu sudah mau berhijrah memakai jilbab.

Wajah Zaf mendekat, Rane merasakan nafas harum suaminya, ia menatap sang suami yang sibuk merpihkan ujung jilbab agar tidk terlipat, Rane sedikit tersenyum melihat wajah tampan sang suami yang begitu serius memakaikannya jilbab.

Zaf menusuk jarum pentul dibagian leher, iseng Rane menjerit pelan

"Aww sakit"

"Beneran? Ketusuk ya? Duh maaf yaaa, aku sudah pelan-pelan lho"

"Aduh pelan dong Zaf"

"Iya maaf" Rane tersenyum kecil padahal Zaf tidak menyakitinya sedikit pun, suaminya itu memasang jilbab begitu pelan dan penuh kelembutan membuat Rane sendiri heran padahal Zaf cowok kenapa ia bisa terlatih banget memasang jilbab.

"Kekencengan gak?" tanya Zaf memastikan jika jilbabnya tidak terlalu kencang

"Enggak, pas kok" Zaf tersenyum lalu mengusap kepala Rane lembut  kemudian membalik tubuh istrinya itu menghadap cermin

Rane yang memang belum bercermin dari tadi saat melihat cermin riasnya merasa dirinya begitu berbeda dan yang paling utama dia terlihat lebih cantik.

"Masyallah istriku sangat cantik, kamu suka kan pakai gamis dan jilbab ini?" Rane mengangguk

"Iya aku suka banget dan ternyata bajunya enak banget dipakainya, nyaman gak gerah juga Zaf, cocok buat bumil" ucapnya begitu senang menatap dirinya dicermin berulang-ulang

RanellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang