11. Tobat?

2.7K 246 9
                                    

Dosen baru saja keluar dari kelas, Rane membereskan buku gambarnya, ia baru saja selesai mendesign sebuah gaun pengantin yang nantinya akan dijadikan tugas di semester ini.

Rane membayangkan dirinya memakai gaun pengantin yang begitu indah yanh dibuatnya sendiri, berdiri di pelaminan menjadi ratu di pesta yang super mewah, ia duduk dengan Zaf, Zaf? Rane menggeleng kenapa ia jadi memikirkan Zaf, apa karena Zaf sudah menjadi suaminya? 

"Rane nge-mall yuk!" ajak Salsa membuyarkan lamunanya

"Hemm oke deh" Salsa dan Sonya tersenyum mereka bertiga keluar kampus menuju parkiran

Rane mendadak berhenti membuat Salsa dan Sonya menabrak Rane

"Kenapa?"

"Gue lupa gak bawa mobil"

"Tumben, mobil baru lo kemana?" tanya Sonya

"Ada" ada dirumah Zaf, tadi pagi Rane diantar Zaf menggunakan mobil yang paling biasa, Zaf tidak ingin mobil hadiah dari ayahnya menjadi barang pamer.

"Eh lihat deh" ujar Sonya menunjuk parkiran di dekan Fakultas Ekonomi

"Itu bukannya pacar lo, dia kok gandeng cewek lain Rane?"

Rane menoleh ke arah yang ditunjuk Sonya ia menatap laki-laki yang merangkul gadis, Rane memejamkan mata sejenak, rasa kesal dan marah kembali menyeruak, ia benci Garal, kenapa laki-laki itu harus muncul di hadapapannya lagi.

"Dia bukan cowok gue lagi"

"Appa? Lo putus Rane?" Rane terdiam bahkan hubungannya belum ia putusi, ia malas bertemu dengan Garal.

"kenapa Rane?"

"Gak penting, udah yuk" Sonya dan Salsa hanya mengangguk

"Untung gue bawa mobil hari ini, kuy" ujar Salsa

"Hemm sorry Sal, Nya, gue baru ingat sesuatu gue gak jadi ikut kalian yaa.. Gue lupa ada urusan"

"Yaahh urusan apa Rane penting ya?" Rane mengangguk

"Maaf ya next kita shopping dan nyalon bareng ya.."

"Oke deh, kalau gitu kita duluan ya"

"Hati-hati" sepeninggal mobil sahabatnya itu, Rane menghubungi supir pribadinya, dari tadi ponselnya bergetar karena supirnya itu bawel sekali.

"Apa?"

"Buruan Ella, gue tunggu di depan gerbang" Zaf yang menelpon, laki-laki yang sudah resmi menjadi suaminya itu sudah sepakat bahwa mereka akan menjadi teman tapi sah terlebih dahulu, mereka memulai dengan bahasa lo gue agar bisa lebih dekat sebagai teman, setelah menjadi teman akan naik level menjadi kekasih dan kemudian pasutri, begitulah Rane menyebutnya.

Rane berjalan ke arah gerbang depan ia melihat mobil hitam yang tadi pagi mengantarnya.

Sambil melihat kanan kiri memastikan kampus sepi, Rane naik ke mobil, ia takut ada temannya yang melihat naik mobil sejuta umat ini.

"Apaan sih lo Zaf, gue bilang kan gue bisa pulang sendiri!" Zaf menyalakan mesin mobil lalu memutar kemudi meninggalkan kampus.

"Zaf bolot ya?"

"Sstt"

"Apa sih?"

"Diam aja, jangan berisik"

"Bodo, lo mau bawa gue kemana sih? Udah sore juga"

"Ke bunda dan mama gue"

"Hah bukannya bunda dan mama lo udah mati? Eh mm meninggal maksudnya"

"Mereka mertua lo Rane" Rane hanya terdiam saat mobil sudah mulai memasuki pemakaman, bulu kuduknya mendadak merinding, seumur-seumur ia tak pernah ke kuburan.

RanellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang