16. Jus Mangga

2.4K 219 14
                                    

Setelah memastikan tidak ada yang mau dibeli lagi, Zaf mengajak Rane untuk pulang,  gadis itu berjalan mengikuti Zaf yang mendorong trolli kearah parkiran. 

Zaf memasukan berbagai kantung belanjaan kedalam mobil,  Rane sudah duduk manis didalam mobil tanpa ada niat membantu suaminya sedikitpun.

"Udah?"

"Kamu nih gak mau bantuin aku sama sekali" ujar Zaf mendudukan diri dikursi sopir, ia memakai seatbelt dan menyalakan mobil

"Kan belanjaan punya lo Zaf" jawab Rane cuek

"Punya kamu kan juga ada sayangg..." Rane menoleh saat Zaf menyebut kata sayang,  hari ini sudah 2 kali Zaf memanggilnya sayang.

Zaf mengemudi dengan santai menatap jalanan yang lumayan ramai di sore hari tanggal merah seperti ini. 

"La.. Ella.."

"Panggil gue Rane bisa?  Kenapa sih selalu panggil gue Ella?"

"Ga bisa, Ella lebih cocok buat kamu"

"Ella tuh kaya nama pembantu gitu tau gak. Gak keren, bagusan juga Rane"

"Itu menurut kamu, menurut aku enggak, Ella lebih bagus."

"Terserah deh"

Hening, hingga mobil memasuki perkarangan rumah, Rane langsung turun dan pergi begitu saja.

"Ella bantuin" teriak Zaf namun Rane tak perduli ia berjalan memasuki rumah dan bertemu ibu Sri yang sedang menyapu.

"Sudah pulang non?" sapa ibu Sri ramah

"Bantuin Zaf noh mbok" ujar Rane tak sopan ia berjalan begitu saja ke arah tangga. Ibu Sri hanya menggeleng pelan sambil tersenyum kecil. Istri dari anak majikannya memang sangat berbeda.

"Sini den biar ibu bantu" ujar Sri saat melihat Zaf kesusahan membawa berbagai plastik

"Gapapa bu, biar Zaf saja"

"Gapapa Den biar saya bantu bawa yang ringan" Zaf tersenyum lalu memberikan paperbag belanjaan milik istrinya.

"Makasih ya bu"

"Iya gapapa den, kenapa mas Zaf yang belanja harusnya biar bibik Itun saja" ucap Sri saat mereka sudah sampai dapur. Zaf menaruh semua plastik belanjaan diatas meja dapur.

"Gapapa bu, bibik biar ngerjain yang lain saja, lagian tadi sekalian keluar nemenin nyonya belanja" ibu Sri tertawa saat mendengar Zaf bilang nyonya.

"Duh maaf ibu jadi ketawa"

"Gapapa bu, maaf ya bu kalau sikap Ranella kurang berkenan selama tinggal disini, doain Zaf biar Ranella bisa berubah" Zaf mengeluarkan berbagai belanjaannya, dan mulai menyusun ditempatnya masing-masing.

"Iya den gapapa, ibu ngerti" Sri membantu menyusun perlengkapan dapur, anak majikannya ini memang sering membantu,  bukan pertama kali Zaf belanja seperti ini.

"Hehe maaf bu, punya Ella" ibu Sri tersenyum lalu memasukan kembali bungkusan pembalut kedalam kantong belanjaan. 

Tiba-tiba Rane datang sudah berganti baju dengan pakaian santainya yang membuat Zaf harus berjaga agar pekerja dirumahnya yang laki-laki tidak sembarang masuk kedalam rumahnya, bukan tidak boleh bukan itu maksudnya, sebelum Rane berada dirumahnya ini,  Zaf dan ayahnya selalu mengizinkan para pekerja yang berada dirumah besar ini masuk kedalam rumah dan terkadang memperbolehkan mereka menikmati fasilitas yang ada saat waktu senggang.

Zaf dan Adipati memang begitu kepada orang-orang kepercayaan yang membantu menjaga dan melindungi rumahnya, dianggap keluarga sendiri. Lagipula sayang jika fasilitas yang ada dirumah sebesar ini hanya digunakan berdua saja, jadi biasanya saat libur rumah ini akan ramai dengan para pekerja. 

RanellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang