. ii

363 31 0
                                    

"Berhenti melakukan hal aneh mate."

Serigala berbulu hitam itu mendekat kearah serigala berbulu putih yang sedang duduk diatas tumpukin daun kering didalam hutan.

"Aku bahkan hanya berbaring alpha, kau yang aneh. Kenapa kau mengomel padaku?"

Sanggrada merubah wujud nya kembali menjadi manusia dan menatap wujud serigala sang istri yang masih asik berguling diatas tumpukan daun.

"Sebenarnya yang sedang mood itu wooyanagra atau khandra?"

"Kurasa khandra lebih dominan kali ini"

Sanggrada menggeleng pelan setelah berkomunikasi dengan jenggala (wujud serigalanya). Sanggrada mendekat dan mengusap pelan telinga khandra membuat serigala berbulu putih itu berdiri.

"Hahh baiklah..."

Wooyanagra merubah wujudnya kembali menjadi manusia dan memasang wajah kesal pada sanggrada yang berjongkok disebelahnya.

"Berhenti menatap ku seperti itu mate. Lagipula kau tau apa alasanku melarangmu kan?"

Wooyanagra tetap memasang wajah kesal dan mengalihkan pandangannya pada area hutan. Suara angin cukup kencang membuat helaian rambut bersurai violet itu bergerak pelan.

"Baiklah maafkan aku, setelah kelahiran mereka nanti. Kau boleh bebas bermain kapan saja oke?"

"Janji?"

"Aku tidak pernah mengingkari janjiku sayang."

Sanggrada duduk bersandar pada pohon dengan sang istri yang menyandarkan tubuhnya pada dadanya. Keduanya menatap padang rumput sepi sore itu dengan tatapan sendu.

"Kamu masih khawatir soal junius?"

"Masih...atau mungkin sangat khawatir pada si sulung."

Wooyanagra mengusap tangan suaminya, berharap alpha tertinggi itu sedikit tenang. Menikmati angin berhembus adalah hal yang menenangkan untuk sepasang pemimpin ini. Namun suara teriakan guard dari jauh membuyarkan segalanya.

"Alpha! Tuan muda junius!"

Seperti dejavu sanggrada dan wooyanagra berubah ke wujud serigala nya dan berlari kearah kastil secepat mungkin. Kekuatan itu sudah lama tersegel bagaimana itu bisa lepas lagi.

Wooyanagra sempat melihat beberapa bayangan melewati lorong dengan cepat menuju arah luar. Luna dari bluemoon itu menatap datar kearah hutan.

"Dia mencari masalah denganku kali ini..."

Saat sanggrada memasuki ruangan ia bisa melihat junius dengan iris berwarna biru terang itu terlihat seperti sedang kesetanan.

"Apa yang terjadi?"

"Kami tidak tau alpha, tiba tiba tuan muda menjadi seperti ini."

Sanggrada mendekati putranya namun junius justru menyerang sanggrada membuat segores luka berdarah pada pipi sanggrada. Namun alpha itu tetap diam.

"Kurasa sudah saatnya aku tidak perlu main-main saat mengendalikan mu junius."

Iris kecoklatan itu berubah menjadi kuning keemasan dengan kilat hitam. Sanggrada meraih tangan putranya tetap dengan perlawanan, sanggrada mencekik pelan sang putra.

Ini seperti yang sang bunda lakukan padanya saat mode demon nya sedang tidak terkendali, seharusnya junius akan melemah karna ini.

. serendipity - sanwoo//woosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang