.vi

204 22 0
                                    


Sanggrada berjalan kearah penjara sendirian. Dia mendapat kabar bahwa ada beberapa orang menerobos masuk lewat gerbang belakang. Maka dari itu ia harus turun untuk memastikan bukan pengikut calvin lagi yang menyelinap.

"Selamat datang alpha."

"Ada berapa orang?"

Sanggrada berjongkok menatap kedua pemuda dan satu gadis yang terikat didepannya.

"Ada 4 orang yang datang tapi satu dari mereka menghilang saat dalam pengejaran."

Sanggrada menyikap lengan baju ketiga anak itu dan menemukan berlian merah yang sama dengan milik guards kemarin. Artinya keempat orang ini masih bersaudara.

"Sebutkan nama kalian."

Yang duduk paling ujung membuka suara.

"Aku sarta dan yang di sebelah ku ini violix. Si gadis itu adikku...namanya sophia."

"Siapa saudara keempat kalian yang kabur?"

Sanggrada masih tetap berjongkok menatap anak-anak itu, namun ketiganya sama sekali tidak menjawab pertanyaan nya barusan.

"Apa namanya adalah askana?"

Ketiga anak itu tersentak membuat sanggrada tersenyum akhirnya berdiri, berjalan menjauh dan berhenti didekat seorang guards.

"Tahan mereka selama beberapa hari, ikuti yusangga ke red mood saat mereka dibebaskan."

Sanggrada menjauhi penjara dan menghela nafas. Gadis itu sedikit membuatnya berpikir bagaimana caranya agar putranya tidak lepas kendali lagi.

"Kamu berpikir terlalu keras alpha, junius akan baik-baik saja."

Wooyanagra mengusap rambut sanggrada yang tertidur di pahanya.

"Dia belum bisa mengendalikan itu dengan baik, bagaimana jika dia melukai orang lain?"

Wooyanagra menghela nafas lalu mengusap pelan wajah suaminya, membuat sanggrada yang sedang mengoceh jadi terdiam.

"Bukankah berlian yang waktu itu bunda berikan masih ada? Setidaknya itu bisa membantunya."

"Tapi bagaimana jika itu hilang?"

Pletak!

"Berhentilah berpikir negatif alpha...semakin tua semakin menyebalkan saja."

Sanggrada memilih diam dan memiringkan badannya, mengusap pelan perut sang istri daripada harus diomeli lagi selama berjam-jam.

Sanggrada terduduk didalam perpustakaan kastil, membaca sebuah buku novel lama sendirian didalam sana.

Tok tok

"Masuklah."

"Ada seseorang yang ingin bertemu anda."

Sanggrada mengangguk lalu meminta sang tamu untuk datang keruangannya. Saat sang tamu datang sanggrada terdiam sejenak lalu mengeluarkan cermin.

"Bunda...bagaimana bisa? Tubuh siapa yang bunda pakai?"

Si laki-laki manis itu menggeleng tanda bahwa dia tidak tau apapun tentang tubuh barunya.

"Aku menemukan tubuhnya di hutan dengan luka tusukan yang cukup dalam, tapi bunda baik-baik saja dengan tubuh ini."

Sanggrada hanya mengangguk.

"Bagaimana kita bisa menyembunyikan identitas mu bunda?"

. serendipity - sanwoo//woosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang