- 11

193 34 13
                                    

𝒄𝒉𝒐𝒊, 𝒌𝒊𝒎, 𝒋𝒐┋²⁰²⁰

☾𝐲𝐨𝐮 𝐧𝐚𝐯𝐞𝐫 𝐤𝐧𝐨𝐰☽ ⌇ ༶
✂ — — — — — — — — — — — —

Seoul menampakkan langit yang seperti biasa pada malam-malam akhir-akhir ini, hanya satu dua terlihat bintang, kurang cantik, tapi setidaknya hujan absen untuk malam lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seoul menampakkan langit yang seperti biasa pada malam-malam akhir-akhir ini, hanya satu dua terlihat bintang, kurang cantik, tapi setidaknya hujan absen untuk malam lagi.  Rembulan sempurna diatas sana adalah pijar utamanya, menyorot seluruh area kota Seoul dengan hiruk pikuk kehidupan anak adam. Terkadang menyembul malu-malu dibalik awan.

Yena duduk di kursi panjang, sedikit mengayunkan kakinya kala bosan menyerang Yena lagi dan lagi. Sesekali ia mengeratkan hoodie hijaunya dan makin menyimpan dalam, telapak tangan di saku hoodie karena udara terasa semakin dingin setiap waktu bergulir.

Di depan Yena sudah banyak anak manusia berlalu, hingga ada pasangan yang buat iri hati, sengaja sekali mengumbar di tempat umum. Yena jadi teringat Jeno, kapan begitu bersama Jeno.

Beberapa kali Yena berdecak, kesal Renjun belum datang padahal sudah dua puluh menit berlalu setelah ia dan Renjun bertelfon. Tapi bagaimana pun bukan salah Renjun juga, Yena yang menelfon tiba-tiba alasan ingin belajar lagi katanya, meminta untuk datang ke tempat yang Yena beritahu  malam-malam di saat waktu ini harusnya Renjun membaca bukunya.

Akhirnya lima menit kembali berlalu, Yena bukan lagi kesal, tapi kesal sekali. Tahu jika jaraknya tempatnya kini tak begitu jauh dari rumah Renjun, sebab pemuda itu pernah memberi tahu Yena.

Bukan sekali dua kali Yena menelfon Renjun dan membanjiri roomchat dengan spam.

nggak Jaemin, nggak Renjun suka banget ngaret.

"Yena"

Yena segera bangkit, tanpa lihat wajah pun  Yena tahu itu siapa. Pemuda asal Jilin, China yang berlari tergesa kearahnya, rambutnya terbang seirama dengan larinya. Gaduh terdengar dengan bawaan di tasnya, yakin sekali Yena itu buku tebal-tebal.

Mimik Yena berubah dongkol kala Renjun tepat di depannya. Renjun mengatur nafas, menelan saliva kasar.

"Ngaret banget dih"

"Ada urusan dulu tadi, maaf" kata Renjun tak enak hati, sadar sekali bahwa Yena kesal karenanya, tak ada kabar tapi dibuat menunggu.

"Hp kenapa mati? setidaknya kan harus bales sms gue kek atau angkat telpon"

"Iya maaf, tadi hp gua jatoh jadi mati, layarnya juga retak. Kalo gak percaya gua bisa tunjukkin ke lo"

"Lo jatoh?" wajah Yena setengah berubah, setengah hati juga Yena khawatir

"Enggak, kesenggol orang tadi"

Saling tak sadar, percakapan kecil tadi sudah beberapa kali dilaksana, sampai keduanya lupa bahwa minggu-minggu lalu mereka hanya orang asing yang tak pernah tegur sapa, hanya sekedar tahu nama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

round and roundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang