- 07

160 32 2
                                    

𝒄𝒉𝒐𝒊, 𝒌𝒊𝒎, 𝒋𝒐┋²⁰²⁰

☾𝐬𝐭𝐚𝐫𝐭☽ ⌇ ༶
✂ — — — — — — — — — — — —

☾𝐬𝐭𝐚𝐫𝐭☽ ⌇ ༶✂ — — — — — — — — — — — —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yena melangkah di koridor sepi. Suara langkahnya memenuhi isi koridor juga mengistrupsi koridor yang lenggang pagi ini. Sesekali Yena memperlambat langkah karna suara asing di ujung koridor.

Takutnya hantu

Yena membuka ponselnya, terlihat lockscreen fotonya bersama Yuri juga Chaewon. Yena jadi rindu masa berangkat sekolah bersama. Tak tahu kenapa sudah dari satu tahun ke belakang, bisa terhitung jari mereka berangkat bersama.

Alasan Yena hanya satu, tak ingin kedua temannya tahu bagaimana keluarganya, takut-takut ayahnya nyeplos pada fakta. Padahal Yena sempat beberapa kali menanggal pikiran,

"Kenapa ga janjian di mana gitu"

Yena sudah mengemukakan pendapatnya, tapi tak tahu kenapa kedua kawannya juga menolak,

"Udahlah ga usah yang penting disekolah nempel" jawab Chaewon saat makan di kantin pada jam istirahat di rabu siang.


06.28

Yena membuang nafas pelan. Baru kali ini Yena berangkat sepagi ini. Alasannya Yena malas membuang waktu di rumah, karena adanya ibu sambungnya disana, belum lagi ayahnya.

Tapi, beda di mulut beda di hati.

Yena izin akan pergi ke sekolah untuk belajar lagi. Ujung-ujungnya Renjun di telfon ayah Yena untuk menemani, jadi berat hati Yena mengiyakan. Awalnya Yena memang bukan berniat begitu, tapi Yena benar-benar sadar diri, nilainya turun sekali. Yena malu juga sebenarnya.

Jadi, Yena gagal jadi siswi yang kurang perhatian pada pelajaran.

Jadi disini Yena, berada di dekat pintu perpustakaan sambil beberapa kali menghela nafasnya. Sedangkan disana, di samping pintu perpustakaan di kursi coklat panjang, Renjun tersenyum tipis, matanya yang dibingkai kaca mata agak mengecil. Kemudian ia bangkit dari duduknya yang dilanjuti buku di tangan yang di tutup tanpa usai di baca.

"Lo dari jam berapa disini?" tanya Yena, tangannya bergerak membuka pintu perpustakaan yang terkunci.

"Jam enam kurang kayaknya" jawab Renjun setelah berfikir sejenak

Yena mengerut kening, tidak menatap Renjun di belakangnya "Rajin amat lo"

Renjun tersenyum saja.

Keduanya masuk ke dalam perpustakaan, disana hanya Renjun dan Yena yang hidup. Sisanya buku semua ditambah meja kursi dan barang lain khas perpustakaan.

Perpustakaannya sepi, suara yang dilontar dengan volume kecil pun mudah terdengar walaupun normalnya juga begitu. Tapi ini berlatar suasana pagi, jadi hawa yang ada berbeda.

round and roundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang