02

75 19 11
                                    

"An gimana si anak baru itu" Tusan bertanya kepada An, dia kepo dengan sifat anak yang baru masuk kelasnya itu, sebab selama pelajaran An sibuk ngomel-ngomel dengan En ini

"gimana apanya, lo ga liat tadi gue naek tensi banget sama tuh anak anjing" jawab An kesal, dia kesal sungguhan sebab selama pelajaran En selalu mengajaknya bicara tidak jelas. dari yang ayah An tidak kreatif, An anak keberapa, lahir dimana, tanggal lahirnya kapan, bahkan nama ayahnya siapa dia tanya.

"HAHAHAHAHHAHA yaudah sih sorry, tapi gue liat-liat kalian berdua cocok banget" Tusan benar-benar ingin diomeli oleh An

"EEEE TOLOL, GUE GA SUKA YA SAMA DIA. GUE BERANI KEINJEK TAI AYAM KALO GUE SUKA SAMA DIA! ORANG MODELAN EN ITU BISANYA BIKIN NAEK TENSI, GA DEMEN GUE" An sudah teriak-teriak seperti orang kesetanan

"AHAHHAHAHAHAHA, biasa dong biasaaa. oke gue pegang omongan lo, kalo sampe suka sama dia atau mungkin pacaran sama dia lo bakal ngeinjek tai ayam" Tusan saat itu sangat yakin dengan omongannya, sebab selama pelajaran An dan En ini sangat dekat, baru 1 hari sudah sedekat itu bagaimana hari berikutnya.

"iyaaaa pegang aja pegang" jawab An menantang, An punya pendirian sendiri. dia yakin dia tidak akan suka dengan En sialan ini.

"yooo brrooo, ada apa nih" Seon muncul tiba-tiba

"inii si An otw buka hati" jawab Tusan

"PALALO PEANG OTW BUKA HATI" lagi dan lagi An marah, bocah ini memang rada sensian

"wiiihhh gilaaa, setelah 1 tahun lamanya dan gue kira An bakal lesbi akhirnya An otw buka hati" kata Seon senang

"APASIH ANJING???" An bisa-bisa darah tinggi kalo terus-terusan seperti ini

"gapapa An, gue dukung lo kok. sama siapa emang? Zerzo?" tanya Seon menggoda dengan posisi sudah merangkul bahu An

"JIIIAANNNCCOOKKK!" teriak An tepat ditelinga Seon, lalu menempeleng kepala Seon

"Yon lo jangan cari mati deh, ngeri gue" kata Kenayya yang baru datang dengan Diva dan Caramel

"tau tuh, di cabut tititnya mampus" Caramel menambahi

"noh dengerin, berani lo sama gue?" An nyolot ke Seon

"eeehhh anjir jangan dong, ampun suhu ampun" jawab Seon takut, Seon takut sungguhan karena An ini biasanya kalo sudah kesal ga main-main. 1 minggu lalu asetnya ditendang oleh An karena terus-terusan meledek An. bisa bahaya kalo dicopot beneran, keturunan keluarga Seon akan berhenti didirinya.


•••





jam pelajaran kedua telah dimulai, sejak masuk kelas tadi An sudah menceloteh kesana kemari. karena En tentunya.

"lo kemana aja sih tadi" En bertanya ke An, sebab dari tadi saat istirahat En tidak melihat batang hidung An sama sekali.

"kepo lo. kenapa emang? nyasar ke toilet cewe lo?" jawab An sewot

"engga lah bego gue ga buta buat liat tanda toilet pria sama toilet wanita"

"terus?" tanya An

"nyari aja, gue kan anak baru gatau sekolah ini nanti gue nyasar gimana" dijawab dengan jawaban yang tidak masuk akal oleh En

"BAPAK EN DIORGIO ABRAHAM, INI SEKOLAH. BUKAN HUTAN. GIMANA CERITANYA LO BAKAL NYASAR HAH?!" jawab An yang kepalanya hampir meledug karena meladeni orang bernama En ini.

TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang