*kriiinggg
waktu istirahat sudah berlalu, sekarang waktunya semua murid kembali ke kelas."kuat ngga? kalo engga kamu disini aja, aku gamau ya nanti lemes lagi" tanya An memastikan sebab khawatir
"kuat donggg, kan ada kamu" jawab En menggoda
"dihhhhh, apa hubungannya aku sama kamu kuat" An memandang En dengan sinis
"jadi gini. kalo En ini lemas kan ada An, nah nanti En bisa nyender di An" jelas En sana-sini, tujuannya yang jelas modus.
"terserah, tapi diusahakan untuk tidak lemas ya bapak En" An tidak ingin mengumpati orang sakit seperti En, nanti merasa bersalah lagi kan dia yang nanggung.
"siaaapp" jawab En tegas, setelah itu menarik tangan An. mereka berdua lari ke kelas, syukurlah guru belum datang.
"woyyy yang baru pacaran kenapa baru masuk? pacaran dulu kan lo berdua?!" pertanyaan dengan nada tuntutan itu dilontarkan oleh Tusan
"gila lo ye, sintink" jawab An sambil menunjuk Tusan lalu tangan yang di gunakan menunjuk digoreskan di kepala, tentunya dengan wajah julid. sedangkan En hanya memperhatikan sambil tersenyum.
•••
"nanti mau keluar?" tanya En ketika dirinya dan An masih sibuk mengemas buku-buku kedalam tas
"kemana?" dijawab dengan pertanyaan oleh An
"liat aja nanti, mau ga?" sebenarnya En juga tidak tau mau mengajak An keluar kemana, pokoknya keluar.
"yaudah deh mau, nanti aku sharelock" jawab An sambil tersenyum, dia hendak pergi dari kelas sebab sudah selesai mengemaskan tas. tapi ditahan oleh En
"bentar. buat apa sharelock?" tanya En dengan posisi tangan menahan An
"loh terus? kamu mau nanya rumah aku ke siapa emang haa?" ini jawaban tapi plus pertanyaan dari An
"aku anter pulang, kamu sekolah ga naik kendaraan sendiri kan?" antaran En bukan tawaran tapi kemauannya.
"tapi aku main dulu, engga main sih. tepatnya disekolahkan dulu, pulangnya terakhir kalo udah sepi. emang mau nunggu?" An dan teman-temannya itu memang terbiasa seperti itu. pulang sekolah ga pulang dulu, nunggu sekolah sepi baru ninggalin sekolah.
"gapapa nanti aku tungguin" jawab En setelah itu mengajak An keluar dari kelas "yuk" diiringi senyum manis jelasnya.
"eh nanti ngerepotin, Eeen" An merasa tidak enak
"aku maksa An" En mengakhiri.
mereka sudah keluar gerbang sekolah. "nanti aku dimobil. kalo kamu selesai mainnya, langsung ke mobil aja ya" En menunjuk mobil berwarna putih di tepi jalan sana.
"iya" jawab An dengan senyum manis
"yaudah aku duluan ya, jangan mau di deketin cowo lain loh" pamit En dengan mengancam, tidak lupa mengelus kepala An sebelum pergi.
"buset posesif" gumam An saat En sudah meninggalkannya.
"WOY AN!" teriak Seon dari ujung kiri gerbang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR
Фэнтезиkalian pasti kadang berpikir tentang takdir yang tak adil kan? mempermainkan perasaan dan keadaan seseorang seenaknya. dicerita ini Ansikra Laymuenza akan mengajari kalian apa itu takdir.