Haechan mengikuti orangtuanya dengan langkah tergesa, penasaran siapa 'dia' yang ada di dalam sana sekaligus khawatir tidak ingin orang orang tersayangnya yang mengalami hal buruk itu.
Dari kejauhan haechan bisa melihat tiga orang yang sedang berpelukan, lebih tepatnya dua orang yang sedang menangis dipelukan seseorang.
"k-kak dejun?" dari dekat haechan bisa melihat orang yang menangis dengan keras itu baba lay, dan xiaojun. Xiaojun menengok kearah haechan melihat lelaki manis itu dengan pandangan buram karena tertutupi air mata.
"renjun..haechan renjun di dalem." lemas rasanya,air mata haechan lolos begitu saja dia mulai terisak khawatir dengan sahabatnya yang entah kenapa bisa berakhir di rumah sakit.
"udah bisa hubungin keluarga jaemin?"
"belum, mereka baru berangkat ke canada tadi sore belum bisa dihubungi." kai hanya mengangguk sibuk mengutak atik handphonenya sedangkan suho masih memeluk lay yang tidak bisa menghentikan tangisannya.
"ayah jaemin kenapa?"
"jaemin.."
"keluarga pasien kim jaemin?" seorang dokter keluar dari ugd dengan senyum tipis.
"kami walinya, orangtuanya berhalangan hadir."
"pasien sudah cukup stabil bisa dipindahkan ke ruang rawat."
"pasien kim renjun gimana dokter?"
"masih ditindak, lukanya cukup parah dia ditangani dokter yang berbeda."
Haechan yang mendengar berita itu cukup lega karena jaemin tapi pikirannya langsung mengarah kearah renjun, melihat lay yang menangis lebih keras dia ikut memeluk lay bersama xiaojun menggantikan suho menjadi tumpuan bersandar lelaki asal china itu.
"gapapa baba, renjun pasti bisa.." haechan mengengam tangan lay untuk berdoa bersama, lay hanya bisa membalas dengan anggukan karena tak sanggup untuk membuka suaranya.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-Seorang pria dengan rambut panjang menyentil dahi jaehyun dengan keras yang membuat jaehyun mengaduh.
"apaan sih?!"
"gila lu mau jadi buron lagi?" jaehyun tersenyum manis kearah pria berdarah jepang itu.
"tenang yuta abis ini udah kok serius."
"lu ngomong gitu juga waktu nyelakain jisung sialan!" jaehyun terkekeh lalu memandangi foto haechan yang terbingkai apik di meja kerjanya.
"sampai baby bear kembali milik gw, gw bakal lakuin segala cara."
Jaehyun bangkit dari duduknya mengobrak abrik lemari pakaiannya mencari baju yang menurutnya pantas untuk dipakai. Sementara yuta memilih pergi dari kamar jaehyun.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-Haechan memilih menginap di rumah sakit menemani jaemin sejam yang lalu renjun berhasil selamat walau dengan keadaan yang mengerikan, berkat jaemin yang menahan tubuh renjun dia tidak meninggal ditempat.
Disana dia tidak sendiri, dia bersama lay dan xiaojun sementara orangtuanya dan suho pergi ke tkp.
Cklek
Semua orang dikamar itu tertidur nyenyak kecuali haechan yang baru tertidur sekitar dua puluh menit.
"cantiknya..Milikku." jaehyun datang kekamar inap jaemin melihat haechan yang terlelap membuatnya senang, tangannya mengusap surai lembut haechan perasaan rindu membuncah didadanya walau setiap saat dia selalu berusaha mengawasi si manis.
"sayang..don't you miss me?" jaehyun mengusap bibir haechan dengan perlahan membayangkan jika bibirnya yang menempel disana, haechan merasa terganggu dia membuka matanya perlahan melihat seseorang melihatnya dengan pandangan penuh puja.
"ah, akhirnya bangun.. Kamu udah ga susah dibangunin ya?"
"Mimpi? Apa ini mimpi?" Haechan mengerjapkan matanya lalu mengusap kedua matanya kasar berharap jaehyun menghilang dari pandangannya.
"jangan gitu nanti matanya sakit sayang..." sial bukan mimpi. Haechan menjauhkan tubuhnya dari jaehyun yang tampak tidak berubah sekecil pun.
Tubuh haechan mulai gemetar dia hampir kehilangan kesadarannya tetapi dia menyadari, jaehyunisa aja nyelakain jaemin.
Dengan pandangan penuh amarah haechan mendorong jaehyun menjauh sang empu tentu saja terkejut, marah? Hampir meledak kalau tidak memikirkan bahwa ini reuninya setelah tiga tahub berpisah dari haechan.
"baby kenapa kasar begitu?"
"menjauh sialan!"
"jaga ucapanmu bear." jaehyun mengalihkan pandangannya melihat titik kemana haechan menatap, jaeminlah titik dimana haechan menatap.
"tatap mataku atau pemuda jelek itu mati." haechan terlonjak, apa apaan pikirnya tapi dia tetap menurut karena disini tidak ada bunda, ayah ataupun papa suho.
"apa maumu jae?" entah dari mana keberanian haechan datang dia bisa memberikan pertanyaan tanpa suara yang bergetar atau badan lemas kepada jaehyun.
"bukannya udah jelas? I want you bear."
"dasar gila gw benci lu jaehyun!" haechan hanya bisa menahan teriakannya takut membangunkan dua orang yang ada disisinya.
"pfft cobalah membenciku, kalau begitu pilih haechan."
"pilih?"
"kak mark,jaemin,renjun, atau kak nono mu itu. Seleramu menurun bear."
"pilihan macam apa itu?!"
"pilihan siapa yang harus mati, ah bukan lebih tepatnya giliran siapa yang mati duluan. Mungkin mark bisa di sisihkan adik ku akan gila kalau aku membunuhnya." jaehyun tertawa renyah yang kedengaran mengerikan di telinga haechan badannya mulai bergetar air mata sudah berkumpul dimatanya.
"oh tidak jangan menangis bear aku tak akan menyakitimu."
"dengan kau menyakiti mereka itu sama aja nyakitin gw jaehyun gila!" jaehyun menunjukan senyum dimplenya lalu mengecup kening haechan penuh kasih sayang.
"jadi tidak mau memilih? Baiklah akan aku lakukan sesuai keinginanku."
Jaehyun meninggalkan kamar rawat jaemin, malam itu semakin dingin nafas haechan tersendat dengan air mata yang terus mengalir, mata haechan mulai menggelap dia lalu kehilangan kesadarannya.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
TbcAda yang ngira di deskripsi itu echan pilih mau sama siapa? :D
Ayo vomment ayo vomment ayo vomment ayo vomment :<