Bab 5 - Correlation

22 8 1
                                    

"Terkadang aku bisa menerima segala sesuatu yang menurutku adalah pasionku, namun aku mengerti sekarang menjadi seorang Raja bukanlah passion atau ambisi, melainkan itu adalah sebuah takdir yang harus ku lakukan meskipun hal itu bukanlah ambisi dan visi dari hidup yang ingin kujalani, ambisi ku harus menunggu setelah tugasku selesai." -PHILIP

------------------------------------------------------------------------------------

Aku ingin kembali ketempat ini....... gumamku dalam hati sembari keretaku berjalan meninggalkan tempat yang begitu indah ini karena aku harus segera tiba di Istana, untuk menyambut kedatangan keluarga besarku, ya keluarga yang selalu menyuruhku untuk menerima takdir ku "Philip terimalah takdirmu, Philip kau harus bisa menerimanya, Philip, Philip, Philip, dan Philip" Aku muak dengan semua ini, aku harap setelah ini tidak ada lagi keluargaku yang berbicara seperti itu kepadaku, aku berharap ini adalah sebuah pertemuan keluarga bukan ajang pemberian nasihat, ya karena hal itu yang paling aku benci "Nasihat". Aku benci dengan ini semua, namun apa yang bisa ku perbuat, semakin aku menjauhinya ia akan semakin dekat dengan ku.

"Tuan....... Kita sudah sampai."

Sial kenapa hari ini aku selalu dikejutkan oleh orang lain.

"Alois, apakah kau harus selalu mengagetkanku." tanyaku dengan nada yang sedikit agak kesal dengan alois yang mengagetkanku.

"Maaf tuan, jika aku membuat anda terkejut, mari tuan Saudari anda telah menunggu." 

Hmm, entah Alois menyuruhku untuk turun atau dia sedikit menyindirku agar aku keluar dari keretanya, aku tau aku hanya menumpang tapi baiklah aku anakn turun.

"Baiklah aku akan turun." 

Belum sampai aku menapak tanah, Saudariku Sisi sudah membuatku hampir terjatuh dan membuat aku salah menapak. hah sepertinya ini adalah hariku yang paling buruk, ini mungkin belum seberapa, namun saat keluargaku sudah sampai dan kami mulai berkumpul, itu adalah puncak keburukan dari setiap keburukan yang pernah kualami, bersiaplah Philip mungkin hari ini bukanlah yang paling buruk.

"Sisi........, perhatikanlah dirimu, aku belum sepenuhnya menapak, jika aku kehilangan kedua kakiku, kau yang harus menanggungnya." 

"Maafkan aku, Adikku yang paling aku sayangi, apakah aku membuatmu terluka, namun expresimu sangat membuatku tertawa."

"Ya semoga kau tertawa, dengan luka kecil ini." jawabku pada Sisi, bukannya membantuku ia malah tertawa, saudari macam apa itu, untunglah aku tidak sampai kehilangan kedua kakiku.

"Philip, bergegaslah mereka akan sampai sebentar lagi, ayah dan ibu sudah menunggumu sedari tadi." 

"Baiklah, aku akan segera mempersiapkan diri."

"Tuan kalo tidak keberatan aku akan pulang." sela Alois, ada apa dengan pria ini hari ini, padahal aku sudah memberitahunya sedari tadi, bahwa ia harus menemaniku saat pertemuan keluarga hari ini, kenapa ia ingin pulang. huffft, ayolah apakah orang orang ini tidak membuatku kesal sekali saja.

"Jika kau berjalan menjauhi istana, kupastikan bahwa kau tidak akan melihatku lagi, dan jangan lupa aku menyuruhmu untuk menemaniku, apa kau lupa?." jawabku dengan nada yang sangat kesal, ya sepertinya moodku sudah sangat tidak baik saat ini.

"Tuan Von Kitz jika kau tidak keberatan, mungkin adikku hanya ingin ditemani."

"Baiklah Yang Mulia."

Setelah itu, aku masuk kedalam istana dan segera bersiap-siap karena aku tak ingin keluargaku terutama sepupu-sepupu yang sangat aku sayangi melihatku dengan penampilan yang sangat tidak sempurna seperti saat ini, saat aku sedang terburu-buru seperti ini ibuku mengagetkanku  dan membuatku hampir salah menginjak anak tangga, dan lagi-lagi dewi kesialan datang dan menghampiriku entah ini yang keberapa kali sejak hari ini terjadi, mungkin suatu saat rakyat Pomerina akan mempunyai Raja yang berteman baik dengan dewi kesialan, dan namanya adalah Raja Philip si Sial.....

"Ibu, sebenarnya ada apa, kenapa ibu membuatku kaget dan lihat aku hampir terjatuh dari tempat ini, ini sudah kesekian kalinya dewi kesialan datang menghampiriku."

"Dan ibu ingin bertanya kepadamu Philip, apa yang kau lakukan di sini, kenapa tidak menyambut kedatangan kerabatmu di depan istana, Philip?." Tanya ibuku seolah-olah ia adalah seorang detektif, dan jelas tatapannya yang tajam seolah ingin menusukku.

"Ibu tidak perlu menggunakan tatapan tajam seperti itu, aku hanya ingin bersiap-siap aku tidak ingin mempermalukan ibu dan ayah didepan Paman Derek dan Bibi Marinna, aku ingin segalanya tampak sempurna." jawabku dengan sedikit rasa gugup, melihat tatapan mata ibuku yang sangat sinis, seolah menatapku seperti musuhnya.

"Baiklah tapi bergegaslah mereka akan sampai sebentar lagi, lalu apakah kau mengajak Alois malam ini, Jika kau mengundangnya aku senang, karena aku tau, anak lelakiku butuh seorang teman." 

"Baiklah Ibu, aku akan segera bergegas."

PHILIP............................................. 

Bisakah sekali lagi tidak ada yang mengagetkanku, oh dewi kesialan yang mendatangiku hari ini apakah anda bisa kembali ke rumah anda , terima kasih atas segala kesialan yang sudah diberikan kepadaku, dan sekarang aku ingin kesialan ini disudahi. gumamku dalam hati yang ingin agar segera kesialan ini hilang dan aku dapat kembali tenang.

PHILIP................................................ 

aku kenal suara itu, ya tentu suara itu, siapa lagi orang yang memiliki suara yang amat menjengkelkan selain Sisi. hah sangat menjengkelkan kenapa aku harus sesial ini hari ini, 

"PHILIPPPP JIKA KAU TIDAK TURUN SEKARANG, AKU YANG AKAN MEMBAWA KAKIMU TURUN." teriak Sisi kepadaku karena sedari tadi aku tidak kunjung keluar dan turun untuk menyambut kedatangan keluarga Paman Derek, Hffft kenapa suara itu selalu menjengkelkan di telingaku, namun kali ini aku terpaksa keluar, karena aku tak mau hal itu terjadi lagi, setiap aku tak mendengarkan perkataan Sisi, hal terakhir yang kuingat adalah Aku tidak bisa berjalan selama satu minggu, oh tidak aku tidak ingin membuat Sisi mematahkan kakiku lagi.







Hehehe............... terima kasih guys sudah mau menunggu untuk cerita yang sangat-sangat ga nyambung ini wkkwkkww

so selamat membaca dan jangan lupa dukungannya.........

see you in chapter 6.............



The Strains Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang