Bab 11 - A Calming Place

11 1 0
                                    

" Takdir adalah sebuah Alunan nada yang indah, namun keindahanya hanya bisa dinikmati sesaat, dibalik alunan tersebut ada sesuatu hal yang berat yang harus ku hadapi, namun jika aku dapat menerima alunan nada yang indah itu, semua hal yang jelek, memberatkan dan membuatku merasa tak sanggup, akan hilang secara Perlahan." - PHILIP
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Udara yang sangat segar aku sangat merindukan hawa segar dari lapangan hijau yang sangat indah, sangat alami, aku ingin berlama-lama disini mungkin aku tak ingin pulang, suasana indah yang tak bisa kurasakan di rumah. tapi..... kehadiran Julie membuatku tak meikmatinya, dia selalu saja berbicara dan itu membuatku sangat tidak menikmati suasana ini.

"Hei Julie, apakah kau akan berkuda dengan gaun seperti itu??" Tanya ku kepadanya, ya agar dia tidak terus berbicara dan mengganggu suasana.
"Tentu aku ingin berkuda, dan tidak mungkin aku menggunakan Gaun yang sangat mengganggu ini, aku akan segera kembali, jangan meninggalkan sepupumu ini ya pangeran Cerewet." Kenapa dia selalu memanggilku cerewet, bukankah dia yang bermulut lebar sungguh tak bisa ditebak.

"Sepertinya kalian sangat Akrab, Tuan." Kata Alois, hmm itu terdengar seperti ejekan, ya tapi memang tepat Julie adalah satu-satunya sepupu yang dekat denganku, karena Julie satu-satunya sepupu yang sangat memahami ku.

"Apakau Mengejekku hah?!." teriakku pada Alois karena dia seperti meledekku.

"Hey Tuan Cerewet, Bisakah kau kecilkan suaramu, itu sangat menggangguku." Tegur Julie, entah darimana tiba-tiba dia datang dan menegurku, orang-orang selalu membuatku terkejut

"Jadi kau sudah siap? kalau begitu cepatlah, aku sudah lama tidak berkuda di tempat yang indah ini, Ingat untuk Tidak mengacaukan hariku atau kau tau akibatnya Sepupu." suruhku pada Julie, sebenarnya saat dia ingin ikutpun hariku sudah mulai kacau, karena sebenarnya aku hanya ingin berkuda, dan menenangkan pikiran, karena setelah ini ada mahkota berat yang harus kuterima.

"Baiklah cerewet, aku tak akan mengganggumu ayo kita berkuda." setelah itu, kami bertiga langsung menunggangi kuda kami, aku menunggangi kuda Favoritku Maximus Kuda Putih berjenis Lusitano pemberian Ayahku saat ulang Tahunku 2 Tahun Lalu.

Aku menikmati keindahan Hamparan Hijau Rumput dan Pepohonan yang sangat menyejukkan Hati dan Jiwaku dari atas Kudaku, entah kapan terakhir kali aku melihat dunia sangat cantik, karena aku selalu melihat dunia hampa dan penuh kegelapan, aku hanya memfokuskan pandanganku kepada hamparan padang hijau yang ada didepanku ini, Rasanya sangat indah, menenangkan pikiran, entah saat nanti aku menerima gelar pewaris itu apakah aku bisa bersenang-senang seperti ini, tapi suatu saat aku akan merindukan suasana yang sangat menyegarkan pikiran seperti ini.

"Philip..... Philip.... AWAS KAU MENABRAK!!!" teriak Julie

HAH??
BRUAKK....................... Aku terjatuh dari punggung Maximus karena menghindari Pohon di tengah lapangan ini, persetan kau pohon. sekarang aku merasakan sakit di bagian punggungku karena aku jatuh menghadap keatas, sekarang Pikiran ku tidak sakit namun sakitnya harus berpindah ke Punggungku.

"PHILIP KAU TAK APA??" Tanya Julie yang menghampiriku dengan wajahnya yang Panik. "Kenapa kau tidak memperhatikan Tuan, Ini pertama kalinya kau Melamun saat menunggang Kuda." Tanya Alois kepadaku. Sungguh aku lupa mengapa bisa ada Pohon yang tumbuh ditengah lapangan ini? seingatku pohon hanya tumbuh dipinggirnya saja, Oh Philip kau sungguh bodoh kenapa kau melamun saat berkuda Ucapku dalam hati

"Alois Sejak kapan ada pohon tumbuh ditengah lapangan Ini?" Tanyaku pada Von Kitz dengan nada yang agak Bingung.
"Tuan, maafkan saya, saya juga tidak tahu sejak kapan Pohon ini ada di tengah lapangan ini."
"Bukankah kau yang Mengurus Lapangan?" tanyaku.
"Tuan, Saya hanya mengurus kuda-kuda, Tuan Haltzburg yang bertugas untuk mengurus Aset Kerajaan termasuk lapangan ini." Jelasnya kepadaku. aku berpikir sejenak, TUNGGU DULU sejak Kapan Paul Haltzburg mengurus aset Lapangan, dia orang yang serakah yang hampir membuat ayahku celaka.
"Haltzburg? bukankah dia harusnya ada di Menara karena hampir mencelakai Ayahku?, ah sudahlah Intinya tolong singkirkan benda besar ini dari lapangan ini!"
"Baik Tuan, nanti akan kusampaikan."

Setelah itu aku bangun dan menuju ke Gazebo yang ada dipinggir lapangan ini, Moodku sudah tidak baik karena Pohon tadi, sungguh sial.
"Philip kau mau Teh??" Tanya Julie yang datang menghampiriku.
"Mungkin secangkir, tapi aku ingin mengecek keadaan Maximus dulu, mungkin kau bisa bawakan tehnya untukku, dan kita bisa minum bersama."
"Baiklah Sepupuku yang cerewet." Jawabnya sambil mengejek, ya mungkin Mengejek adalah kebiasaan dalam keluarga kami.

Setelah Julie pergi untuk mengambil Teh, aku menghampiri Alois di sebrang Gazebo
"Bagaimana Max Ku, Apa dia Terluka?" Tanyaku, untuk memastikan bahwa Maximus Tidak terluka.
"Tidak Tuan dia hanya tegores pada Kakinya, Mungkin harus beristirahat 3 Hari." Jawabnya.
"Baguslah, mungkin sekarang aku tak ingin berkuda lagi, aku akan beristirahat dan Minum Teh, kau Ikut?" ajakku.
"Aku akan Menyusul, aku akan mengembalikan kuda-kudanya dulu Tuan." Jawabnya
"Baiklah, aku dan Julie akan menunggumu di Gazebo."

Setelah Itu, Aku kembali ke Gazebo untuk beristirahat dan menikmati secangkir Teh dan menikmati Pemandangan Hijau yang menyegarkan mata Ini.
Tak lama setelah Aku duduk di Gazebo ini, Julie datang bersamaan dengan Pelayan membawakan Teh diatas nampan.
"Permisi Tuan Ini Tehnya, selamat menikmati." Kata Pelayan itu, setelah Itu ia pergi meninggalkanku dan Julie.

"Bagaimana Pinggangmu sepupuku?." tanyanya
"Sudah tidak terlalu sakit, lagipula jatuhku tidak Fatal, apa kau takut sepupumu ini menjadi Lemah hah?." Jawabku, sembari meledek
"Cih.. lagipula kau juga Lemah Philip, kau mengeluarkan air mata saat kau jatuh tadi." Ledeknya kepadaku, Lagi pula saat jatuh tadi memang menyakitkan dan aku mengeluarkan air mata karena Punggungku merasa Nyeri.
"Apa kau meledekku?"
"Tidak Yang Mulia Pangeran cerewet, aku hanya menghinamu saja hahahahaha." jawabnya
"Sungguh Julie, meledek dan menghina itu tidak ada bedanya."Jawabku kesal.

"Bisakah kalian tenang, aku juga ingin bersantai disini."
Suara ini sangatlah tidak asing, benar dugaanku kenapa Sisi bisa ada disini? sejak kapan dia disini? bukankah dia di Istana menemani Ibu?, sungguh Manusia misterius.

"Philip, Kudengar kau terjatuh, Bagaimana Keadaanmu sekarang." Tanya Sisi, yang membuatku sangat terkejut.
"K-Kau tau dari mana Sisi? Aku baik-Baik saja hanya tinggal nyerinya saja, dan kapan kau datang?"
"Pengawalmu memberitahuku, dan aku Datang setelah Pelayan tadi Pergi." Jawabnya
Sungguh wanita yang sangat membingungkan.



Hai Guys...... Long Time no Update
Gimana Kabarnya? masih baik kan..... hehehhehehe
Maaf Banget Updatenya kelamaan karena satu dan lain Hal

Akhirnya TSOD Update lagi..
Selamat Menikmati

Buat yang lagi Puasa..................
Semangat Puasanya 😍😍😍

The Strains Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang