♨ 13

902 172 3
                                    

Tak butuh waktu lama bagi (Name) menunggu taxi pesanannya datang.

Ia segera bergegas masuk kedalam mobil dan memberi tahu pak sopirnya alamat yang akan ia tuju.

Pak sopir mengangguk paham sebelum kemudian melajukan mobil taxinya dengan kecepatan sedang.

Raut muka gusar kini nampak jelas terlihat di wajah ayu (Name).

Entah mengapa tapi rasanya ia sangat gelisah dan otaknya jadi semrawut.

"Pak, buruan pak. Udah malem ini"

"Iya Neng, sabar ya"

Pak sopir sedikit mempercepat kelajuan mobilnya. Namun hal itu tidak meredakan gejolak aneh di dalam hati (Name) yang sekarang entah kenapa.

"Kenapa si? Jangan bilang mau dateng bulan"

Pikirnya mencoba positif thinking.

Setelah setengah jam lamanya perjalanan, akhirnya (Name) sampai didepan markas Toman yang mana halamannya penuh dengan jejeran-jejeran motor ala anak berandal.

(Name) turun lalu membayar uang ongkos taxi kepada pak sopir.

"Loh Neng? Mau kesana? Ngapain?"Tanya sang sopir heran.

"Jemput Kakak saya, pak"

"Oalah yaudah. Hati-hati loh, bahaya"

"Iya pak saya tau, makasih ya"

Sang sopir mengangguk pelan sebelum kemudian kembali melajukan mobil taxinya.

"Duh, kok hawanya pen marah trus si"

Batin (Name) kembali merasa gusar.

(Name) mulai melangkah masuk.

Sampainya disana ia langsung disuguhi pemandangan para anak-anak Toman yang sepertinya sedang asik meminum minuman beralkohol.

(Name) merasa jijik dan langsung mencari seseorang yang enak diajak ngobrol mengenai keberadaan sang kakak.

Ia mencari Draken, Chifuyu, dan Hakkai, namun tidak ada salah satu dari mereka yang menampakkan batang hidungnya.

Sampai ketika (Name) bertemu dengan seorang pria berambut kribo biru sedang berdiri sendiri seraya memasang raut wajah orang marah.

(Name) berjalan menghampiri karna jika dilihat-lihat pria itu tidak sedang mabuk dan (Name) bisa leluasa menanyainya.

"Ano, Unknown-San?"

Seru (Name) kepada pria yang ia tak tahu siapa namanya.

Sang pria menoleh kearah (Name). Melotot tajam dengan perempatan imajiner yang menghiasi sudut pangkal di dahi.

(Name) merasa heran dengan tingkah laku pria yang satu ini.

Entah kenapa ia terlihat aneh dan juga membingungkan.

"Apa kau tahu dimana Taka-nii?"

"Ggrrr"

"Hah?"

(Name) seketika dibuat melongo saat sang pria menjawab pertanyaan gadis itu dengan sebuah erangan.

"Aku tanya, apa kau tau dimana Taka-nii!?"

Ulang (Name) sedikit meninggikan nada bicaranya karna ia pikir pria ini sedikit budeg mangkanya ngerang kaya gitu.

"Ggrrr"

Namun lagi-lagi jawaban sama yang (Name) dapatkan.

"Jawab, tau tidak?"

𝗠𝗬 𝗬𝗘𝗟𝗟𝗢𝗪╵ˢ.ᵐᵃⁿʲⁱʳᵒᵘTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang