♨ 19

860 163 2
                                    

Jam masih menunjukan pukul 3 sore hari.

Kini (Name) sudah selesai dengan kesibukannya di rumah.

Ia putuskan untuk bersiap karena sebentar lagi ia akan pergi ke kediaman keluarga Sano.

Hati itu merasa deg-degan. Bimbang sendiri karena perasaannya masih belum siap untuk pergi ketempat musuh bebuyutannya berada.

Ditambah lagi rasa malas akibat datang bulannya begitu menjalar. Membuat ia mau tidak mau harus memaksakan diri karena ada seseorang yang sedang menunggunya disana.

Dan (Name) baru ingat. Bahwa ia sendiri juga belum tau dimana letak kediaman keluarga Sano itu.

Bodohnya dia! Kenapa tadi tidak sekalian minta nomor ponselnya Emma kepada Draken? Kan sekarang jadi bingung sendiri.

Tapi bodo amatlah. Gadis itu bisa bertanya-tanya pada orang sekitar sana nanti.

Kini (Name) sudah siap untuk berangkat. Ia langkahkan kaki itu menuju gerbang tinggi dirumahnya.

Dan tanpa disengaja manik itu malah menangkap sosok sang kakak yang sedang mengotak-atik motor Impulse menggunakan kunci-kuncian.

Berusaha acuh, gadis itupun terus melangkah tanpa menoleh kebelakang sedikitpun.

Sampai ketika seruan sang kakak menghentikan derapannya.

"(Name)?"

Sebuah deheman sebagai jawaban.

"Mau kemana?"

"Rumah Emma"

Mitsuya nampak berpikir sejenak sebelum kemudian membereskan kunci-kuncian lalu memutar motornya.

Menstater sebelum kemudian melajukan motor itu pelan dan berhenti tepat di samping (Name) berdiri.

"Ayo, aku anter"

(Name) terkejut sesaat dan menatap ragu sang Kakak yang sedang menebarkan sebuah senyuman.

Antara gengsi, malu sama mau si.

Secara (Name) ini diam-diam juga masih memendam dendam kesumat sama si Mitsuya.

Tapi ya, mau gimana lagi kan ya?

Kesempatan banget karena (Name) sendiri juga gatau dimana rumah Emma. Ditambah lagi, ojek gratisnya menggoda banget.

"Terserah aja"

Jawab (Name) akhirnya dengan ketus.

Mereka berdua pun mamacu motor dan melaju pelan menuju kediaman rumah Sano.

Di tengah jalan..

"Udah kenal kamu sama Emma?"

Tanya Mitsuya merasa penasaran.

"Dah lama"

Seperti biasa, (Name) menyahut dengan ketus.

"Wih, enak dong"

"Hm"

Mitsuya hanya bisa tersenyum keki karena respon (Name) yang terbilang sangat tidak biasa.

"Jangan pulang malem-malem. Gabaik, kamu cewe"

"Peduli apa kau sama aku? Mentang-mentang aku cewe trus ga boleh gitu pulang malem kek kamu? Kalo bisa aku malah g pengen pulang ke rumah!"

Mitsuya geleng-geleng. Seperti dipaksa bersabar karena sikap sang adik yang seperti ini.

Tapi Mitsuya terima saja. Ia memaklumi itu karena dari awal dialah yang salah.

"Aku nasehatin (Name).. Jangan gitu"

𝗠𝗬 𝗬𝗘𝗟𝗟𝗢𝗪╵ˢ.ᵐᵃⁿʲⁱʳᵒᵘTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang