♨ 16

879 156 8
                                    

"Naruhodo, jadi begitu?"

"Um.. Begitulah"

Seperti yang terlihat. (Name) menceritakan semuanya kepada Chifuyu. Berharap sang empu tau tentang kakaknya yang melakukan hal demikian.

"Sayangnya Mitsuya-kun tidak pernah menceritakan masalah pribadinya kepada kami. Jadi aku tidak tahu tentang uang yang ia dapat untuk menyekolahkan mu"

(Name) tertunduk lesu.

Antara merasa bersalah dan kesal dengan kakaknya yang selalu berbuat sesuatu seenaknya sendiri.

"Apa dia ngutang ya?"

Chifuyu tertohok. "Sejak kapan Mitsuya-kun pinter ngutang duit?"

"Entahlah"(Name) mengendikkan bahunya.

"Kalo soal Mami, mereka berdua memang sudah dekat sejak kelas 1. Sebagai partner dikelas menjahit. Hanya saja, Mami sepertinya terlalu terobsesi dengan Mitsuya-kun, jadi tidak heran jika dia seperti itu"

"Mangkanya aku gak suka! Tu cewek minta di tusbol biar kapok apa?!"

"S-sabar (Name).. Namanya juga cewe"

"Cih! Aku kesel Chifuyu!"

(Name) mendekapkan tangan didepan dada. Memasang muka masam karena merasa seperti dipermainkan dengan keadaan.

Sampai tak terasa bel masuk berbunyi.

Guru memasuki ruangan dan memulai kelas.

Proses belajar mengajar berlangsung dengan khitmat. Tidak ada yang mencoba berbuat onar ataupun lain sebagainya.

Berbeda dengan (Name) yang malah menahan sakit di area perut hingga membuat tubuhnya jadi panas dingin.

Bukan kebelet pup, tapi sakit ini begitu menjalar sampai membuat tubuhnya lemas dan temperatur suhu tubuhnya meningkat.

"Astaga.. Sakit banget"

Gumam (Name) pelan seraya mencengkram perutnya kuat berharap rasa sakit itu segera mereda.

Tapi sayangnya tidak sama sekali.

Tiga setengah jam berlalu.

Waktu istirahat tiba.

Guru menyudahi kelas dan berlenggang pergi keluar ruangan. Diikuti dengan para murid yang berbondong-bondong berlarian hendak mengisi perut di kantin sekolah.

Hingga tinggallah (Name) dan Chifuyu yang masih berada didalam kelas.

Gadis itu sudah selesai menbereskan buku dimeja. Hendak berdiri tapi gerakan itu terhenti dijalan kala ia merasakan sesuatu yang hangat dan kental mengalir di bagian dalam alat vitalnya.

(Name) terkejut bukan main saat pikirannya menebak bahwa ia saat ini sedang datang bulan.

Dirabalah rok bagian belakang.

"Basah, amis"

Membuat sang gadis kembali duduk dengan wajah pucat dan berkeringat dingin.

Chifuyu sudah selesai dengan hafalannya. Ia menghampiri (Name) yang masih diam ditempat dengan keringat dingin mengembun di area wajah.

"Loh? (Name)? Kok masih disini? Mau ke kantin? Ayo bareng sama aku"

Tawaran Chifuyu dibalas senyuman kikuk oleh (Name).

Gadis itu ingin memberitahu masalahnya kepada pria itu. Tapi sayangnya rasa malu lebih dulu menjalar didalam benaknya.

Di tambah lagi Chifuyu adalah seorang pria. Membuat (Name) enggan untuk berbicara dan memilih menolak tawaran itu secara halus.

𝗠𝗬 𝗬𝗘𝗟𝗟𝗢𝗪╵ˢ.ᵐᵃⁿʲⁱʳᵒᵘTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang